Bagian 04

333 32 1
                                    

Di teras kantor, Dharma duduk di atas kursi goyang, bersandar dengan pikiran yang berkelana. Hatinya berubah selaksana taman bunga begitu mendengar kabar membahagiakan yang dibawa oleh Saka. Tetapi, disisi lain ada perasaan tak enak saat teringat dengan kedua mantan bosnya.

Hari itu Saka bercerita banyak hal, tentang apa yang terjadi antara Dimas dan sang mantan tunangan. Tentang sebuah rencana yang sebenarnya ditujukan untuknya. Kisah panjang yang membuat Dharma tercengang kehabisan kata.

Sesal disela rasa senang, Dharma pun dilema. Jemarinya yang keriput bergerak lincah di atas layar ponsel, mengetik kata demi kata, berusaha menyampaikan permintaan maaf paling tulus dari lubuk hati terdalam.

Anda
Udah pasti lo lagi nangis kejer di ketek si Alfa sambil sedot-sedot ingus 😪|
Pesona asisten anak lo emang membangongkan..|
Sampai-sampai dikira kembaran Aryan Khan.. |
Itu lhoo Pir.. yang mukanya mirip gue 😏|


Lain diketikan lain dihati itulah Dharma Pamer Aji. Karena semenjak jadi kakek gaul 'pamer' adalah nama tengahnya. Padahal otak tuanya sudah merangkai berbagai kalimat permintaan maaf, tetapi apalah daya.. jempolnya mendadak kerasukan jari-jari julit netizen.

"Yang penting niat dulu gak sih, minta maafnya bisa ntar aja pas lebaran.. biar sekalian dapat sangu," gumamnya pada diri sendiri.

Tetapi, batas umur siapa yang tahu?

Dharma termenung untuk waktu yang cukup lama. Perlahan ibu jarinya menekan foto profil pada kontak milik Mira. Memperbesar pada bagian wajah lalu pria tua itu memasang ekspresi paling nelangsa sambil berkata, "Maafin ya Pir.. Dimas cuma lagi ketiban 'untung' dan 'sial' nya malah kena anak lo. Kita udah sama-sama tua, udah bau tanah, gak usah lah ngambek-ngambekan kaya bocah TK. Maafin ya.. Tuhan aja maha pemaaf, masa lo yang cuma anakan kecebong gak mau maafin Dimas sih?" Setelah menyelesaikan kalimatnya, Dharma kembali menormalkan ekspresi wajah. "Udah beres kan?"

Ting!

Miranda🦍
|Mungut bekasan anak gue aja bangga!!
|🖕

Dharma tidak bisa tidak tertawa cekikikan saat melihat emoji jari tengah yang dikirim oleh istri dari mantan bosnya itu. Dharma sampai harus membekap mulutnya.

Anda
Jelas gue patut bangga..|
Ini bukti kalau ternyata anak gue normal.|
Gak kaya anak lo 🤭|

Dharma jadi membayangkan ekspresi galak Mira setelah membaca pesannya. Pria tua berambut gondrong itu bertopang dagu sembari menunggu balasan. Sebenarnya ia masih terkejut setengah mati, setelah tau kalau perempuan yang dibuat bunting Dimas adalah tunangan dari Saka, bosnya sendiri.

Putranya itu.. memang sesuatu yang langka!

Tetapi, meskipun menantunya nanti adalah mantan calon mantu Mira dan Alfa, Dharma akan menebalkan muka dan tetap membuat mereka menikah. Semua sudah terlanjur, sudah terjadi juga. Bukannya Dharma tidak tahu malu. Sebenarnya pria tua itu sangat malu pada Alfa, tapi ia lebih memilih menyimpan rasa malunya, karena terlalu malu untuk menunjukkan rasa malunya.

Dan tak membutuhkan waktu lama sampai bunyi notifikasi terdengar.

Miranda🦍
|Sialan lo, Dharma!
|Tapi sorry.. anak gue gak level sama sampah.
|Emang udah paling-paling cocok dia sama jenis laki PHO kayak anak jelek lo itu!!

FATE POIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang