H A P P Y
R E A D I N G•••••
BUGH!
BUGH!
BUGH!
PLAK!
DUGH!
Semua siswa-siswi yang menonton pertengkaran sengit itu meringis pelan. Darah segar yang terus mengucur tak membuat laki-laki tampan itu menghentikan aksinya, atau sekedar merasa iba kepada orang yang sedang ia pukuli. Wajahnya yang tampan terlihat memerah, keringat mengucur deras, kilatan amarah dari matanya belum sirna sedikitpun.
Tendangan dan pukulan ia layangkan tanpa segan untuk Cia, orang yang sudah membuat hidupnya hancur.
"UDAH, AL, UDAH!! Kasihan Cia, udah..." pekik seorang siswi yang semakin melirih karena melihat keadaan Cia yang sangat memprihatinkan. Siswi itu memeluk siswa yang ia panggil 'Al' guna meredakan emosi yang masih membara.
"Nyokap dia yang udah bunuh nyokap gue, gue bakal siksa dia sampe dia kayak orang gila yang takut manusia. Gue gak peduli kalo dia cinta pertama abang gue!" desis laki-laki itu tajam.
Cia yang berusaha keras menahan kesadarannya seketika mendongak ketika mendengar ucapan Al. 'Apa? Gue gak salah denger?' batinnya bertanya-tanya.
"BUAT KALIAN SEMUA, GAK UDAH BANTU JALANG KECIL KAYAK DIA, DIA GAK PANTES DIBANTU, SEKALIPUN SAAT NYAWANYA DIUJUNG TENGGOROKAN!" teriak Al mutlak.
Semua siswa-siswi yang ada disana bersorak, menghina Cia dengan kata-kata menyakitkan, melempari tubuh ringkih Cia dengan botol bekas, sampah, bahkan batu. Cia hanya diam, menunduk guna menahan isakan. Air mata yang berusaha ia tahan pun seketika mengucur bebas, mewakili segala perasaan yang ia rasakan.
"ANAK PELACUR, JALANG, PLUS PELAKOR, HUH!!"
"PANTES BISA SEKOLAH DI SEKOLAHAN ELITE, NYOKAPNYA OPEN BO, HAHAHA!"
"ANAK HARAM HUU!!"
Dan masih banyak lagi teriakan penuh hina lainnya yang membuat batin dan mental Cia benar-benar hancur. Cia sangat mengharap kehadiran sosok yang setiap harinya selalu ada, 'Dimanakah dia?'
"BUBAR BANGSAT!!"
Teriakan itu membuat semua orang terdiam, tak ada yang bersuara ketika laki-laki tampan itu berlari menghampiri Cia dan memeluk siswi yang masih terduduk itu. Bau anyir, sampah, dan telur tak membuat laki-laki itu pergi, bahkan ia semakin mengeratkan pelukannya.
"Gapapa, ada gue. Lo harus kuat, Cia. Maaf, gue telat," bisik laki-laki itu yang membuat Cia mendongak untuk menatap manik sendu sahabatnya, sekaligus cinta pertamanya.
"Makasih, Arta." Setelah mengucapkan itu, Cia ambruk.
Gadis yang sudah berusaha keras menahan kesadarannya, pada akhirnya menyerah setelah melihat sosok yang sangat ia tunggu telah datang. Luka yang ia dapatkan memang tak seberapa, namun ucapan yang sangat menyakitkan itu membuat hatinya terluka hebat.
Arta segera menggendong Cia, setelah berdiri ia terlebih dahulu menatap Al dengan tatapan elangnya. "Gue tandai muka lo, bangsat!" desisnya lalu berlari kencang menuju UKS yang tak jauh dari tempat kejadian.
"Bertahan, Cia, lo pasti bisa," gumam Arta yang kini sedang duduk menatap Dokter berhijab yang masih sibuk memeriksa Cia. 'Gue bakal bales dia, lo tenang aja Ci,' batinnya memendam amarah.
Memang, berita tentang Ibu Cia yang merupakan pelacur sudah menyebar cukup lama. Selama ini Cia hanya disindir, tak sampai dibully segitu parahnya oleh siswa-siswi lain. Tapi, satu kejadian yang Cia tidak ketahui membuat dirinya semakin dibenci. Semua orang menatapnya rendah, mem-bully, dan melayangkan kata-kata penuh hina.
![](https://img.wattpad.com/cover/359584200-288-k227087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
G R E C I A
Teen FictionHanya sepucuk kisah Grecia yang ingin terbang bebas bersama Ibu.