H A P P Y
R E A D I N G*****
Arta membuka pintu yang menghubungkan antara kamarnya dan balkon yang luas. Ia berjalan menuju ujung balkon dan berdiri disana menatap balkon rumah Cia yang terlihat sepi. Biasanya kalau hujan seperti ini, gadis itu akan menikmati seblak dan es chocolate dibalkon kamar seraya menikmati alunan musik. Tapi, kemana gadis itu pergi? Apakah Cia belum pulang karena menunggu dirinya? Segala pikiran tiba-tiba menyerang kepalanya hingga membuat ia mengerang keras. Ia kecewa dengan dirinya sendiri.
"Arta, ini Bella nunggu kamu lho!" seru Nila seraya menaiki anak tangga. Ia lalu mengetuk pintu kamar putranya. "Arta Sayang, kamu didalam, kan?" serunya bertanya.
Dengan gerakan cepat, Arta langsung membuka pintu kamarnya dan tersenyum lebar saat mendapati sang Mama sedang berdiri seraya berkacak pinggang. "Arta mau mandi dulu, eh Bella udah Mama pinjamin baju, kan? Kasian dia kedinginan," ujarnya.
Nila tersenyum. "Sudah, nanti kamu langsung turun, ya. Kasihan Bella nunggu dibawah, kamu itu lho, jadi cowok gak sat set," omelnya.
"Okey, Mama!" Setelah itu, Arta menutup pintu kamarnya dan langsung bergegas membersihkan diri.
Dibawah, Bella duduk anteng menunggu Arta yang sedang membersihkan diri. Tadi setelah menghabiskan satu mangkuk mie ayam, Arta baru sadar kalau mereka dekat dengan rumahnya. Jadi, Arta memilih membawa Bella kerumahnya karena takut cewek cantik itu sakit. Ia tak rela melihat partner organisasinya sakit karena dirinya yang tidak peka.
Bella langsung tersenyum tatkala melihat Ibu Arta duduk menghampirinya. Tak lupa, ia juga mencium tangan wanita muda itu. "Kamu teman kelas Arta, ya?" celetuk Nila bertanya.
"Iya, Tante. Kami juga satu organisasi di sekolah," balas Bella sopan.
"Nama kita hampir sama, ya. Kamu Bella, kalau Tante Nila," ungkap Nila yang notice dengan nama mereka.
Mendengar ungkapan Ibu Arta, Bella terkekeh kecil.
"Eh, kamu kenal sama cewek yang namanya Aneska Zoya Raveena? Biasanya dipanggil Vena," celetuk Nila tiba-tiba.
Alis Bella mengkerut, ia tidak pernah membaca atau mendengar nama itu disebut dilingkungan sekolahnya. "Anak baru, ya, Tan?" tanyanya bingung.
Nila menggeleng. "Bukan-bukan, dia kelas 12 juga kok, seangkatan sama kalian. Masa kamu gak kenal?" jawabnya.
"Tapi-,"
"Lagi ngobrolin apa, nih?" celetuk Arta dengan pakaian santainya.
Nila yang mendengar suara putranya pun segera berdiri dan menarik Arta duduk di sofa. "Emang Zoya gak sekolah di Utopia?" tanyanya menatap Arta penuh.
Arta melirik Mamanya, lalu menghela nafas panjang. "Sekolah disana kok, eh ini udah sore, lo mau pulang Bell?" tawarnya mengalihkan pembicaraan.
Bella yang masih penasaran pun hanya diam tak menjawab.
"Kamu itu ya, masih gerimis itu lho, kamu mau bikin anak orang sakit?" ujar Nila mendelik tajam.
Arta menatap Mamanya seraya tersenyum manis. "Kan ada mobil, Ma. Mama lupa?" balasnya yang membuat Nila menepuk jidat.
"Oh iya, yaudah sana, daripada kemalaman nanti malah kamu dicap yang gak-gak. Gak baik juga anak perempuan main sama cowok sampai malam," kata Nila memberi nasihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
G R E C I A
Teen FictionHanya sepucuk kisah Grecia yang ingin terbang bebas bersama Ibu.