"Finally, I can use dad's name without any fear. Another story has to begin without you, Dad."
Eve Aurora.BUK! PANG!
Bunyi pasu pecah akibat dilanggar oleh sesuatu.
"Whitey! Urghh!." Jerit seorang gadis yang sedang sibuk melukis. Dengan serta-merta, dia berhenti melukis dan meletakkan kembali brush lukisan itu ke bawah.
"Look what you've done, Whitey!." Dia bangun dan bercekak pinggang sambil merenung tajam ke arah seekor kucing British Shorthair berbulu putih dan bermata biru itu.
"Meow... Meow."
Tiba-tiba pintu kamar itu dibuka dari luar.
"What happens just now, Aurora?!." Soal Ivy Rose sambil memandang ke arah anak gadisnya itu.
"This Whitey, mom. He broke the vase!." Eve Aurora mencerlung tajam kucing putih itu.
"Meow... Meow...".
"Mmm.... It's just a cat, Aurora." Ivy Rose tersenyum sambil melangkah mendekati lukisan itu.
"Wow! Nice drawing, Aurora..! Red hair, blue eyes. Is that me and your Dad...?." Ivy Rose tersenyum sambil menatap gambar lukisan itu.
Eve Aurora tersenyum lalu memeluk tubuh ibunya dengan erat.
"Yes, it's you and Dad!."
"Oh, so lovely you are!." Ivy Rose mengucup lembut pipi anak gadisnya itu.
"Aurora nak gantungkan gambar ini di hotel di Volendam Town nanti."
"Oh? Speaking of Volendam Town, please forgive me, my daughter. Mom can't follow you to Volendam Town. I'm flying back to Finland for a little business with Uncle Max."
"It's fine, mom. I can go by myself."
Ivy Rose tersenyum sambil memegang kedua belah bahu anak gadisnya. Dia tidak menyangka bahawa Eve Aurora akan tumbuh membesar menjadi anak gadis yang cantik. Dan anak gadisnya itu memiliki mata biru persis ayahnya, Ian Rayne.
"Why do you looking at me like that, mom?." Soal Eve Aurora tersenyum malu.
"You had Dad's blue eyes."
"You must've really miss him, right?."
Ivy Rose tersenyum lalu menoleh ke arah lukisan itu.
"Always."
Eve Aurora tersenyum sambil memeluk ibunya.
"Me either, mom." Ibunya menatap wajah lukisan itu sambil tersenyum manis.
"I'm here with you, mom. We're living a good life now. And I'm pretty sure that Dad must be happier."
"Thanks to your dad and Shiloh. They are willing to sacrifice their lives just for us."
Setelah kepulangan mereka ke Amsterdam setelah 14 tahun, mereka berdua akan memetik bunga ros merah untuk dibawa ke kubur Ian Rayne. Itulah rutin Ivy Rose dan Eve Aurora setiap hari.
"Hi, husband." Ucap Ivy Rose sambil menatap kubur yang tertera nama suaminya.
"Hi, Dad. And I'm your princess." Ucap Eve Aurora dalam nada sebak. Ivy Rose memegang bahu anak gadisnya itu. Faham benar perasaan sedih itu.
Nama itu direnung dengan mendalam. Kini kehidupan mereka jauh lebih baik dari sebelum ini. Mereka tidak lagi hidup didalam ketakutan dan bersembunyi di sebalik nama gah Wyatt, kini mereka bebas mengibarkan nama Rayne. Mereka tidak ingin lagi nama Ian Rayne dilupakan. Bunga ros merah yang berada didalam bakul diletakkan diatas kubur itu, tanpa jemu.
YOU ARE READING
REBIRTH | C
Science FictionSetelah berjaya mendapatkan semula segala harta milik keluarganya, segala nama hotel, syarikat dan kediaman Maverick telah ditukar nama kepada Rayne. Mereka juga telah membeli semula hotel di Volendam Town yang telah dijual. Dan Eve Aurora Rayne yan...