Setelah kepergian Javern yang ntah kenapa kata - katanya tak dapat pula dipahami oleh Johnny sendiri, manik Johnny kembali teralihkan ke pada Matthew kecil yang saat ini masih menangis tergugu di dalam pelukan hangat sang paman.
" Wooyunie, lebih baik paman antar pulang ya? " tanya Johnny,
Sedangkan si kecil nampak menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri secara berutal. Matthew kecil mendongak,
Memperlihatkan wajah sembab nya yang penuh dengan air mata membasahi wajah gembulnya yang menggemaskan.
" I-ibu hiks... ndak kaci puyyang.. Wooyounie... Hiks.. Hiks.. Wooyounie halus icut pamann.. " ucap Matthew kecil dengan aksen cadelnya yang menggemaskan.
Johnny jelas bingung, namun sedetik kemudian berjalan dan mengangkat keponakan lucunya kedalam dekapan hangatnya.
" Tidur ya? Kita akan pulang kerumah nenek. " ucap Johnny.
Sedangkan Matthew kecil hanya menganggukkan kepalanya pelan, dan melesakkan wajah sembabnya itu pada perpotongan leher sang paman.
Dan di detik kemudian pun mulai mendengkur secara halus. Dengan telapak tangan sang paman yang mengelus dan menepuk - nepukkan sayang punggung keponakannya.
—😈🐺 —
Hari semakin siang, dan kini sampailah mereka berdua dengan Matthew kecil yang tertidur pulas di dalam pelukan pamannya.
Di rumah nenek, atau ibu dari Johnny sendiri.
Tok!
Tok!
Tok!
Ceklek!
Krett..
Pintu kayu dari rumah itu itu pun terbuka menampakkan seorang wanita cantik yang memiliki sedikit keriput di wajahnya.
" Bagaimana nak? " tanya nya.
Johnny mengkodekan sang ibu untuk masuk, dan kemudian ketiganya masuk dan mendudukkan diri mereka pada tikar dari anyaman bambu.
" Tunggu sebentar, ibu buatkan minum " ucap Ibu Johnny.
Kemudian wanita cantik bermarga Seo itu pun pergi ke dapur untuk mrmbuatkan anaknya minum.
Beberapa menit kemudian, Nyonya Seo pun kembali dengan membawa nampan yang berisi dengan dua gelas teh hangat.
Sembari meletakkan di meja, Nyonya Seo berucap.
" Sebaiknya letakkan Woohyun dulu di kasur mu. Johnny. " ucap Nyonya Seo yang langsung diiyakan oleh anaknya.
" Baik Bu, " ucap Johnny.
Kemudian Johnny pun beranjak dengan Matthew kecil di gendongan nya yang masih dalam keadaan tertidur dengan pulas.
Kemudian Johnny berjalan ke arah kamar dirinya untuk menidurkan ponakan lucunya itu.
Sesampainya di kamarnya, Johnny dengan segera meletakkan Matthew kecil di kasurnya, kemudian menyelimuti si kecil dengan selimut tebal miliknya agar tidak merasa kedinginan.
Johnny menatap sendu ke arah keponakan manisnya.
Ia tak dapat membohongi hatinya, ketika si kecil Matthew.
Kehilangan kedua orang tuanya.
Tepat diumurnya.
Yang kelima tahun.
—😈🐺—
Johnny menatap ke arah manik sang ibu yang juga saat ini juga sedang menatapnya dengan pandangan serius.
" Kenapa? Jelaskan segera pada ibu nak. " ucap Nyonya Seo.
Sedangkan Johnny menghela nafasnya secara kasar,
" Keponakan mu dan istrinya telah tiada ibu. " ucap Johnny dengan pandangan kosong.
Sedangkan manik Nyonya Seo berkaca - kaca, dan diikuti dengan luruhan air mata yang membasahi wajah ayunya yang terdapat sedikit dari guratan - guratan keriput yang menghiasi wajahnya.
Nyonya Seo yang awalnya duduk di kursi tunggal itu kini beralih ke arah sang anak yang duduk di kursi panjang.
" Kau tak berbohong pada ibu mu sendiri kan Seo? " tanya Nyonya Seo pada anaknya.
Johnny hanya dapat terdiam tanpa mengatakan apapun lagi.
Namun anggukkan kecilnya membuat tangis Nyonya Seo terdengar sangat pilu di ruangan itu.
—😈🐺—
Berita runtuhnya tempat tinggal Matthew kecil beserta kematian para penghuninya itu pun terdengar dari pelosok ke pelosok.
Banyak yang menduga jika ada seseorang yang pastinya melakukan perjanjian terikat pada sang raja kegelapan.
Semuanya binasa,
Tanpa ada selamat.
Kecuali Matthew mungkin?
Oh tentunya ada lagi yang selamat,
Walaupun hanya sepersekian orang.
Itu adalah para rakyat yang bertempat tinggal disana namun memilih merantau.
—😈🐺—
Manik kecil Matthew terbuka secara perlahan, Matthew kini menatap dengan manik basahnya yang mengeluarkan air mata itu dengan perasaan sedih.
Ia ingin pulang, bertemu ayah dan mengadukan semua kesakitannya yang ia rasakan saat berlarian bersama ibunya.
Atau bisa dikatakan ibunya yang berlari dengan ia yang berada di dalam gendongan sang ibu.
" Hiks... " tangis si kecil pun akhirnya pecah begitu saja.
Ceklek.
" Woohyun.. " panggil Johnny pelan.
Kepala si kecil kini mendongak, dan merentangkan kedua tangannya pada sang paman dengan wajah menggemaskan miliknya yang penuh dengan air mata.
Bahkan kini wajahnya memerah.
" Hiks.. Pa-man.. " tangis si kecil Seok.
Johnny pun mendekatkan dirinya dan memeluk erat tubuh keponakan manisnya dengan penuh kasih sayang.
" M-mau pulang.. Hiks hiks..Mau ayah mau ayah paman huwaaa " tangis si kecil yang menggema.
" Ayah Wooyounie.. Meninggal sayang.. Maafkan paman. " lirih Johnny dengan setitik air matanya yang mengalir.
Dan di detik itulah kesadaran Seok Matthew kecil terenggut dalam sekejap mata.
TBC
• hehehehe
• aku udah up ni.
• kemarin - kemarin sempat ga enak badan.
• jadi aku update sekarang.
• ayo vote nya...
![](https://img.wattpad.com/cover/356303024-288-k88125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SEŃOR DIABLO [√]
Fanfiction[ Baca The Omega dulu, biar nyambung ] . . . ⚠︎ Book bxb [ Alternatif Universe of WoongMatt ] ➠ Seok Matthew adalah seorang werewolf omega biasa. Namun MoonGoddes nampaknya memilihkan Mate yang salah untuknya. Kim Jiwoong atau Lord Javern adalah...