bab 8. tinggal di istana

438 57 4
                                    

Hari pun berganti, 

Kini Matthew kecil menatap ke arah dua kuburan tempat dimana kedua orang tuanya kini beristirahat dengan damai.

Manik bundarnya itu penuh air mata,  bukan mudah untuk anak seusia Matthew mengetahui tentang kepergian kedua orang tuanya.

" Hiks...  " 

Matthew menatap ke arah dua gundukan tanah yang didalamnya terisi kedua orang tuanya yang kini beristirahat selamanya disana.

Matthew mengusap pipi gembilnya yang memerah bak buah persik yang baru matang, ia menatap ke arah Nyonya Seo yang tersenyum di sela - sela tangisannya.

" N-nenek.. Hikss..  " adu si kecil Matthew

Membuat Nyonya Seo semakin mengeraskan tangisannya,  ia dengan segera merengkuh tubuh ringkih cucu dari keponakannya sendiri itu dengan penuh kasih sayang lalu mengecupinya dengan perlahan.

" Wooyounie anak baik bukan?  Wooyounie anak hebat,  jadi jangan merasa sendiri hum?  N-nenek dan paman akan selalu ada untuk menjaga Wooyounie sampai Wooyounie dewasa. Nenek dan paman berjanji. " ucap Nyonya Seo,  disela - sela tangisannya yang mengudara.

Dibelakang Nyonya Seo yang saat ini menggendong Matthew kecil,  terlihat Johnny yang memandang kuburan dari kakak sepupu beserta istrinya itu dengan sendu.

Ia berjanji,  akan menjaga Matthew. 

—😈🐺—

Keesokan harinya,

Matthew kecil menatap ke arah sang paman yang kini menggandeng tangannya, keduanya kini berada di depan gerbang kerajaan Diamond atau yang sering disebut dengan Diamond Kingdom.

" Paman,  untuk apa paman mengajak wooyun kemari?  " tanya si kecil bingung.

Sedangkan Johnny melepas genggaman si kecil dan menjongkokkan dirinya,  untuk menyetarakan tinggi badan keduanya agar sama.

Surai si kecil Johnny usap dengan perlahan, 

" Mulai saat ini,  Wooyunie tinggal bersama paman di kerajaan ya?  " ucap Johnny yang kemudian diangguki polos begitu saja oleh si keponakan.

Johnny kemudian bangkit,  dan menggandeng tangan sang keponakan untuk masuk kedalam istana.

Para penjaga yang berjaga di sekitaran lorong itu menundukkan kepala mereka hormat pada keduanya,  sekaligus melempar senyum tipis mereka kepada si kecil Matthew.

Membuat Matthew kecil juga melempar senyuman manisnya kepada para penjaga atau pengawal yang berjaga di lorong - lorong istana.

" Panglima Seo?  Apakah itu keponakan mu?  "

suara lembut dari seseorang membuat Johnny dan Matthew kecil sontak menoleh ke belakang dimana terlihat Minghao yang sedang menggendong bayi merah yang kini tengah tertidur.

Sontak saja Johnny dengan segera membungkukkan tubuhnya hormat,  diikuti oleh Matthew kecil yang bingung namun memilih untuk tetap mengikuti pergerakan sang paman untuk membungkukkan tubuhnya hormat pada Minghao.

Mungkin sosok laki - laki cantik dihadapan mereka ini adalah seseorang yang penting di kerajaan. 

Membuat Minghao terkekeh lucu, 

Menggemaskan.  Fikirnya.

" Iya Luna,  dia adalah keponakan saya.  " ucap Johnny sopan. 

Ibu jarinya mengelus punggung tangan si kecil yang kian mengerat ketika mengetahui sosok Luna atau Minghao yang berjalan mendekat dengan gendongan anak nya itu pada mereka.

Johnny tahu,  keponakan nya ini merasa ketakutan berhadapan orang - orang asing.  Apalagi ketika insiden yang menimpa kedua orang tuanya hingga pergi meninggalkan dirinya di dunia.

Minghao tersenyum paham, 

" Hei..  Tak apa,  aku bukan orang jahat. Jangan takut ya?  " ucap Minghao lembut.

Sedangkan Matthew kecil hanya bisa mendekatkan dirinya dengan sang paman yang senantiasa menenangkan ketakutannya pada orang baru.

" Aku Minghao,  aku Luna.  Dan ini adalah adik bayi.  Namanya Doyum.. Aku ingin berkenalan dengan mu.  Apakah boleh?  " ucap Minghao pada Matthew kecil yang masih senantiasa terdiam.

Matthew kecil terlihat hanya terdiam, 

" Bagaimana?  " tanya Minghao

Johnny mengusap surai keponakannya itu dengan pelan, 

" Luna bertanya, pada Wooyounie.  Ayo jawab.  Tidak apa - apa,  ayo " ucap Johnny lagi dan lagi menenangkan keponakannya.

Matthew menatap ke arah manik sang paman,  terlihat sang paman menganggukkan kepalanya. Membuat si kecil kini beralih menatap ke arah Minghao yang senantiasa masih tersenyum menunggu jawabannya.

Dengan ragu,  Matthew pun mulai berbicara.

" Eung... W-wooyun.. Luna.. " lirihnya pelan namun di mata para orang dewasa disana sangatlah menggemaskan! 

Minghao tersenyum menatap ke arah Matthew kecil yang ikut tersenyum tipis menatap ke arahnya juga.

" Nama yang bagus,  Wooyounie..  Mulai sekarang tinggal lah di istana hum?  Nantinya Wooyounie akan memiliki teman - teman disini.. " ucap Minghao.

" T-tapi nenek.. " ragu Matthew kecil.

" Nenek tidak bisa selalu menjaga Wooyounie kecil,  karena nenek harus bolak - balik ke wilayah tetangga karena urusan pekerjaanya sayang. " kini Johnny yang menjawab pertanyaan dari Matthew kecil.

Senyum Minghao sejak tadi tidak meluntur itu pun menatap ke arah Matthew kecil yang kini menatapnya.

" Wooyounie mau kan untuk tinggal disini?  " tanya Minghao sekali lagi.

Matthew kecil terdiam sebentar, 

Namun kemudian ia pun menganggukkan kepalanya kecil pertanda jika ia setuju dengan tawaran dari Minghao yang merupakan Luna Diamond Kingdom untuk tinggal di istana bersama dengan pamannya. 

Minghao tersenyum kemudian menitahkan Johnny untuk mengantarkan keponakannya ke kamar kosong disamping kamar sang panglima itu.  Karena ia tak bisa ikut mengantarkan si kecil karena Doyum sang bayi itu kini menangis merasakan tidurnya terusik. 

Mungkin ia merasa kehausan.

Dan kemudian pasangan paman dan keponakan itu pun pergi namun sebelum itu sama - sama saling membungkukkan badan mereka hormat pada sang Luna tak lupa untuk berpamit pergi yang tentunya langsung diangguki oleh Minghao.

Kemudian pasangan paman dan keponakan itu pun pergi,  dengan Minghao yang juga pergi ke kamarnya untuk menidurkan anaknya yang sepertinya kehausan.

TBC
• hehe ini aku update lagi ni
• ayo vote nya adik kakak

[2] SEŃOR DIABLO [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang