Ada banyak hal yang lebih berarti sekalipun ia tidak sempurna.
Kamu tahu apa salah satunya?
Nando tidak bisa menahan tawanya. Laki-laki berseragam PMR itu sangat bisa membayangkan bagaimana wajah Aldo di bandara saat kejadian itu.
"Ha ha ha, ketawa aja lo sepuasnya," Aldo mulai kesal. Awalnya dia tidak berniat menceritakan bagian dimana ia tidak sengaja menjatuhkan paper bag dengan logo salah satu toko roti terkenal milik seorang perempuan yang ternyata isinya bukan roti sungguhan melainkan pembalut.
"Lo sih ada-ada aja, Do," sambung Raganata dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Sumpah gue gak sengaja Nata. Gue niat ngasih baik-baik karena tuh cewek langsung berdiri aja, tapi koper gue dengan gak tahu dirinya malah menghalangi jalan," jelas Aldo.
Nando mencoba menahan tawanya, "Auto kena blacklist lo. Eh, tapi jangan bilang dia duduk di samping lo pas di pesawat."
"Untungnya ini realita bro bukan sinetron. Udah sana balik ke kelompok kalian. Gue mau pidato dulu," lanjut Aldo dengan sorot matanya yang meminta untuk Nando dan Raganata menyingkir dari hadapannya.
Ingat akan sesuatu, Raganata tidak kembali ke kelompoknya. Untuk ketiga kalinya sejak pukul delapan tadi, Raganata kembali masuk ke dalam ruangan PMR disaat semua anggota telah berada di lapangan. Ia memerhatikan setiap sudut ruangan, tetapi hasilnya masih tetap sama, tidak ada Keila Galina di sana. Tidak mungkin gadis itu terlambat karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan padahal biasanya Keila sudah ada di ruangan jauh sebelum kegiatan dimulai.
"Cari apa, Nat?" tanya Lola yang muncul dari balik lemari penyimpanan alat.
Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada Lola.
"Cari apa? entar gue bantuin," ulang Lola lagi sembari berjalan mendekat pada Nata.
"Aldo. Lo lihat Aldo gak Lol?" tanya Nata sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Loh, bukannya kalian tadi lagi cerita di depan?"
Raganata tersenyum sesaat, "Oh iya. Ayo, ke depan."
Lola menatap curiga Raganata yang sudah berjalan lebih dulu darinya.
***
Anak-anak PMR sudah menyebar ke berbagai titik di lingkungan sekolah sesuai dengan kelompok yang dibentuk dari hasil rapat kemarin. Ada tujuh titik yang telah dibuat dengan masing-masing kelompok terdiri dari lima anggota dan dua pengurus inti. Selain untuk program di bulan Juni nanti, pembagian kelompok juga ditujukan untuk mempermudah pengurus inti mengoordinasi anggota.
"Ok, perhatian semuanya," suara Lola berhasil mengambil fokus anggotanya. "Area kita ada di sini sampai gudang dekat UKS. Jadi, silahkan menyebar. Untuk sampah silahkan dimasukan ke dalam karung dan dipisahkan berdasarkan kategori yang sudah dijelaskan tadi. Jika dirasa ada sesuatu yang berpotensi membahayakan silahkan angkat tangan nanti kami yang akan mendekat," jelas Lola.
"Baik kak," jawab seluruh anggota kompak.
"Lagi ada masalah lo Nat?" tanya Lola setelah semua anggotanya mulai menyebar.
"Masalah? Gue?" Raganata malah balik bertanya sambil mengawasi kegiatan anggotanya.
"Iya, elo Raganata Fajar atau jangan-jangan lagi di-PHP-in orang?" tanya Lola sembari menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Star
Teen FictionKatanya, keluarga adalah rumah untuk kembali. Namun, jika semua anggotanya pergi apakah masih ada rumah untuk kembali? Katanya, keluarga akan selalu ada baik sekeras atau setajam apapun hal di luar sana. Namun, apakah mereka yang tidak sengaja menja...