"When I hear somebody say 'Life is hard',
I am always tempted to ask 'Compared to what?'"
— Sydney J. Harris —
Minggu ujian semester sudah berakhir. Kegiatan class meeting pun akan selesai hari ini. Itu artinya liburan semester sudah di depan mata. Wajah penuh semangat terlihat jelas di wajah anak-anak SMA Nusa Bangsa, terkecuali Keila. Ia sedang duduk bersama Haikal dan Bianca di stand PMR
"Wih, seru nih kalau liburan ke Bali," Bianca kembali men-scroll aku instagramnya yang menampilkan postingan dengan hastag bali. "Liburan kemana lo Kal semester ini?"
"Gue?" Haikal yang duduk membelakangi Bianca mencoba memastikan.
"Iya, elo."
"Nggak tahu, ngikut orang rumah aja,"
"Kalau lo, Kei?"
"Entahlah, mungkin ke Jakarta."
Bianca mengangguk, "Gak ada yang seru sih kalau di Jakarta. Macet dimana-mana."
Ya, jalanan ibu kota memang selalu padat dan terkadang menyebabkan kemacetan, tetapi tidak untuk tempat yang akan Keil tuju.. Keila menarik napas dalam dan menghembuskannya sepelan mungkin. Ada sesak yang tiba-tiba datang. Lagi, kenangan dengan Dewi dan Hartono kembali terputar jelas.
"Yah, mereka udah balik." Bianca mengerucutkan bibirnya kemudian menyimpan benda pipih itu. Sebenarnya, Bianca terlalu malas untuk berkeliling karena matahari sedang panas-panasnya, tetapi tidak mungkin ia menolak.
"Tim satu sudah menyelesaikan kegiatannya di lapangan, silahkan beristirahat. Untuk Haikal, Bianca, dan Keila coba dicek kembali peralatan dan beberapa obat yang akan dibawa." perkataan Raganata dibalas anggukan oleh mereka.
Lola meletakan tas first aid kit di atas meja yang langsung dibuka oleh Haikal untuk memastikan persediaannya. Selagi Haikal, Bianca, dan Keila melakukan pendataan ulang, Raganata meraih botol minum yang ada di atas meja. Ternyata berkeliling seperti itu memang menyenangkan, tetapi cukup menguras tenaga.
"Biar gue yang bawa tas first aid kit-nya, kalian bawa leaflet aja," kata Haikal setelah mereka mengisi kembali tas itu dengan list yang sudah dibuat.
"Ya memang harus gitu dong kal. Lo gak lihat itu tas kalau kita yang pakai yang ada kita yang terjungkal." sahut Bianca sembari memasang syal PMR di lengan kirinya.
Haikal hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Keila mengambil beberapa leaflet yang ada di atas meja dekat Raganata. Sedari tadi, Raganata ingin sekali merapikan ikatan syal PMR Keila yang tidak terikat dengan benar. Tepat ketika Keila berdiri di dekatnya untuk mengambil leaflet, Raganata menahan tangan Keila.
"Maaf ya, Kei," spontan Keila memundurkan langkahnya dan membenarkan sendiri ikatan syalnya.
Raganata hanya bisa memerhatikan Keila. Ia sadar sejak percakapan mereka di kelas Keila waktu itu, Keila seolah-olah menjaga jarak dan Raganata tidak menyukai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Star
Novela JuvenilKatanya, keluarga adalah rumah untuk kembali. Namun, jika semua anggotanya pergi apakah masih ada rumah untuk kembali? Katanya, keluarga akan selalu ada baik sekeras atau setajam apapun hal di luar sana. Namun, apakah mereka yang tidak sengaja menja...