Tidak semua yang melihat harus terlihat. Walau terkadang yang melihat ingin terlihat. Jadi, apa kabar teruntuk yang belum terlihat?
"Jadi, apa alasan kamu mau gabung di PMR?" perempuan yang duduk di kursi urutan ke dua dari kiri itu, Lola Veronika menatap bergantian antara formulir yang berada di tangannya dengan perempuan yang duduk di hadapannya, "Keila Galani?"
Ruangan PMR sudah disulap menjadi tempat wawancara yang menyisakan satu meja panjang dengan empat kursi yang berjajar serta satu kursi yang ada di depannya.
Alasan Keila sederhana, ia hanya ingin menemukan lelaki yang menemaninya di rumah sakit tiga bulan yang lalu. Keila membaca jelas nama sekolah yang terpasang di lengan baju lelaki itu lengkap dengan lambang PMR yang juga terpasang di sana. Ada beberapa hal yang ingin Keila tanyakan dan juga ia harus mengucapkan terima kasih karena setidaknya kalimat lelaki itu berhasil membuat Keila sadar dan bertahan dengan sisa kekuatan yang ia punya malam itu. Namun, tidak mungkin ia berkata seperti itu, bukan?
"Alasannya agar saya bisa menjadi seseorang yang bisa membantu orang lain. Bergerak paling dahulu ketika sesuatu yang mengancam nyawa seseorang terjadi. Entah dengan memberikan pertolongan pertama, mendonorkan darah, atau hanya sekedar memberikan harapan pada orang lain bahwa semuanya baik-baik saja."
Ya, itu adalah alasan yang Keila rangkai sejak ia dinyatakan lulus administrasi dan lanjut ke tahap wawancara.
"Apa kelebihan kamu?" kali ini Aldo Pranata yang bertanya.
"Saya orangnya konsisten terhadap suatu hal jadi saya bisa pastikan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan."
"Pernah dengar tentang RJP?" Tias yang berada di samping Lola ikut mengajukan pertanyaan.
Keila mengangguk.
"Apa yang lo ketahui tentang RJP?"
"RJP atau resusitasi jantung paru atau CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas."
Sejak kejadian waktu itu, Keila menyukai hal-hal yang berbau pertolongan pertama karena malam itu dokter bilang kalau Hartono tidak bisa diselamatkan akibat terlambat mendapatkan pertolongan. Jadi, Keila tidak ingin ada Hartono lainnya ketika ia berada di situasi seperti itu.
Tias dan Aldo mengangguk sesaat.
"Lo tahu gimana cara melakukannya?"
Keila mengangguk. Ia pernah menontonnya di youtube beberapa bulan yang lalu.
Dering ponsel yang muncul dari balik lemari yang ada di sisi kiri meja wawancara berhasil mengalihkan pandangan Keila.
"Iya pak? Sebentar lagi selesai. Iya akan saya langsung antarkan ke ruangan, pak. Siap pak."
Suara itu tidak terlalu besar. Namun, Keila yakin itu suara yang sama dengan lelaki yang menemaninya malam itu.
"Keila Galani!"
"Iya?" Keila kembali menatap tiga orang di hadapannya.
"Jadi gimana melakukan RJP?"
Keila menjelaskan proses RJP itu sesuai dengan video yang ia tonton yang dibalas anggukan oleh Tias. Pertanyaan kembali diajukan dan Keila kembali mampu menjawabnya terlepas itu benar atau tidak yang penting ia sudah menjawabnya.
"Baik, untuk wawancara cukup sampai di sini. Pengumuman kelulusan akan diinfokan di grup."
Keila mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Star
Novela JuvenilKatanya, keluarga adalah rumah untuk kembali. Namun, jika semua anggotanya pergi apakah masih ada rumah untuk kembali? Katanya, keluarga akan selalu ada baik sekeras atau setajam apapun hal di luar sana. Namun, apakah mereka yang tidak sengaja menja...