Chapter 4

38 17 2
                                    

Aloooww Frenn

Happy new year!

Gimana kabarnyaa?

Semangat buat kalian yang udah masuk sekolah atau ngelakuin aktivitas yang lain~!

Buat kalian yang masuknya tanggal 8, jangan seneng dulu, soalnya besok hari terakhir😔

Semangat juga buat kalian yang memulai semuanya dari awal di tahun 2024 ini.

================================

S𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘯𝘤𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘭𝘢𝘮𝘢, 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 6.

........................................................................

"PAPAAA, DARREL NGAMBEK" Ucap Darrel dengan berkacak pinggang di depan rumah. "Ngapa lu? Sirik?" Perkataan Aluna itu membuat Darrel memanas.

"Udah, nanti kita jalan bareng, kalau perlu, satu negara kita ajak" Ucap Zayyan menenangkan kedua anaknya itu, dengan sedikit candaannya.

Saat Zayyan memasuki rumah, ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Darren. "Bi, Darren belum pulang? " Tanya Zayyan pada Bi Mira karena kebetulan disana ada Bi Mira yang sedang membereskan dapur.

"Belum, Tuan" Jawab Bi Mira dengan sedikit  menundukkan pandangannya. "Santai aja Bi, jangan kayak lagi berhadapan sama polisi" Ucap Zayyan yang melihat perilaku Bi Mira seperti canggung pada dirinya. Bi Mira hanya tersenyum dan mengangguk.

Disisi lain, tetapi di waktu yang sama, terdapat Darren yang sedang berada di dekat salah satu makam. Ia menaruh bunga mawar merah yang sudah di hias dengan cantik. Ia mengelus batu nisan tersebut dengan sangat lembut. Ia memeluk batu nisan itu dan menangis di sana.

Ia sudah berbulan-bulan tidak menemui makam ini. Hatinya sangat tersayat begitu melihat nama yang tertera pada batu nisan nya. Sungguh, ia ingin mengulang waktu, ia ingin di waktu itu, ia sudah dewasa agar bisa membantu seseorang yang sangat ia sayangi.

Tidak lama, ponselnya bergetar, menandakan ada telepon masuk, ternyata itu dari Alvina, ia langsung menerima telepon itu dan men-stabilkan suaranya.

"Halo, ma"

"Kamu kemana, Darren? Kenapa belum pulang? Ini udah malem, kamu udah sholat? kamu lagi dimana? Udah makan? Mama khawatir sama kamu" Tanya Alvina di sebrang sana. Dari suaranya saja Darren sudah tau bahwa ibunya sangat khawatir.

"Darren bentar lagi pulang, Ma. Darren  baru aja mau ke Masjid. Habis dari masjid, Darren pulang kok, Mama jangan khawatir, anak Mama ini pasti baik-baik aja. Oh iyaa, Darren belum makan Ma, Mama siapin makanan spesial buat Darren yaaa". Penjelasan dari Darren membuat Alvina sedikit tenang.

"Iyaa, Mama bakalan masak makanan yang spesial buat kamu. Cepet pulang, ya." Darren tersenyum.

"Iyaa, Ma"

𝘛𝘶𝘵!

Panggilan di matikan oleh Alvina. Darren berdiri, beranjak untuk pergi.

"Darren pergi dulu ya, besok Darren kesini lagi, Assalamu'alaikum kak".

Darren memasuki sebuah masjid. Masjid itu menyimpan banyak kenangan antara ia dan seseorang.

Setelah selesai sholat, ia langsung pulang ke rumah. Saat di perjalanan, bayang-bayang masa lalu terus saja muncul di benaknya. Ia sempat mengurungkan niat untuk pulang ke rumah, tetapi ia ingat akan perkataan Alvina yang akan membuat makanan spesial untuk nya. Itupun, ia yang meminta. Yang ia putuskan adalah akan tetap pulang.

Our Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang