Chapter 10

25 14 4
                                    

Alowww mafrenn!

Akhirna Nana bisa up, nih. Setelah sekian perdebatan soal kelompok, wkwk.

Woylah maaf telat jadi jam sepuluh lebih 😭

Enjoy the story!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sementara di kediaman Saka dan juga Zean terlihat ramai. Hari ini mereka mengadakan syukuran, karena kakek dari Saka dan Zean akan pergi umroh. Setelah acara selesai, hanya beberapa saudara yang mengantarkan kakek nya itu menuju stasiun.

Sekarang hanya ada Saka, Zean, Mita sebagai ibu dari Saka dan Zean, serta Geo sepupu dari ayah mereka. Ayah Saka dan Zean sedang bekerja di luar negeri, ia tidak bisa mengambil cuti. Maka dari itu, ia tidak menghadiri acara ini.

"Geo, kamu jangan pulang, nginep di sini aja. Toh orang tua kamu juga belum pulang dari luar kota kan?" Tawar Mita.

Orang tua Geo memang sudah lama tidak pulang. Mereka tidak menghadiri acara dengan alasan yang sama seperti ayahnya Saka dan Zean. Geo hanya sendiri di rumah, ia sudah terbiasa akan hal itu, tetapi karena sekarang Mita menawarkan untuk ia menginap. Ia meng-iyakan karena sebagai tanda menghargai Mita. "Iya, tante. "

"Yaudah, Tante masuk dulu. Kalau mau makan, masuk aja ya"

"Siapp, Tante" Ucap Geo sembari mengacungkan jempolnya dengan tersenyum lebar.

Mita masuk kedalam, sekarang ini di luar hanya ada, Saka, Zean dan juga Geo. Geo berumur 20 tahun, hanya berbeda satu tahun dengan Zean.

Saka mengambil gitarnya, ia mulai memainkan gitar tersebut. "Sejak kapan lo jago main gitar, Ka?" Tanya Geo yang memang sudah lama tidak bertemu dengan Saka.

"Hehe, baru beberapa hari ini, Bang"

"Diajarin sama gue." Celetuk Zean.

"Dih, sok iye lu."

"Hahaha, lu mana pinter main gitar sih, Ze." Ledek Geo pada Zean dengan tawanya. Tentu Zean tidak tersinggung mendengar itu. Ia malah ikut tertawa pelan mendengar ucapan Geo.

Saka memainkan gitar itu dengan lihai. Irama gitarnya membuat Geo bernyanyi.

"Ku tuliskan sebuah cerita cinta segitiga." Nada bernyanyi Geo sangat sinkron dengan irama gitar milik Saka.

"Dimana akulah yang jadi peran utama." Saka menyahuti Geo. Permainan gitarnya tidak terkecoh dengan bernyanyi. Saka mulai bernyanyi.

"Aku tak dapat membohongi segala rasa."

"Bwolehhh" Sahut Geo

"Aku mencintai dia dan dirinya."

"Lima fuluhhh"

Saka berhenti dan hanya Geo yang bernyanyi.

"Nanti pukul satu dia menemui aku. Maka jangan kamu pasang wajah yang cemburu."

Tiba-tiba Zean ikut bernyanyi. Bagaimana tidak? Nyanyian mereka sangat menghipnotis.

"Nanti bila dia datang menemui aku. "

"MAKA APA?" Itu Suara dari Saka. Geo dan Zean menyahuti.

"Maka cepat-cepat kamu ngumpet dulu."

"Sikatt!"

Giliran hanya Zean yang bernyanyi

"Dan aku sudah pernah bilang. Pacarku bukan cuma kamu saja" Terlihat Zean sangat menghayati dari cara bernyanyinya.

Our Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang