7~

589 49 3
                                    

Haohao!
.
.
.
Happy reading

"Hah" Xiao Zhan menghela nafas, ia duduk ditepi ranjangnya, pikirannya sedang kacau, terlalu banyak hal yang harus ia pikirkan.

"Kenapa hidupku rumit sekali?" gumamnya frustasi, setelah pembicaraannya dengan sang papi dan mama, ia terus berpikir tanpa henti. Xiao Zhan sungguh tidak mau menikah, tapi apalah dayanya?.

Ia tidak tau apakah pria itu akan mencintainya, apakah ia bisa melupakan cinta lamanya dan menerima pria itu.

Terlalu banyak yang harus ia pikirkan

Lama ia melamun, akhirnya ia memutuskan untuk ber siap-siap. sudah berapa lama ia melamun? mungkin saja dia akan telat.

Xiao Zhan memakai sweater berwarna biru muda, merapikan rambutnya, menyemprot parfum. dan dia sudah selesai, ia harus segera berangkat.

"Pi ma, zhanzhan berangkat dulu" ujarnya menghampiri nyonya Xiao dan tuan Xiao, "Hati hati nak" seru sang mama.

"Belajar yang baik"

Xiao Zhan mengangguk, "Mn, zhanzhan tau. zhanzhan berangkat ma pi" Xiao Zhan melangkah keluar.

"Tuan muda akan kuliah?"

"Emn, minta tolong paman song menghantar" katanya tersenyum, "Tentu tuan muda" paman song selaku sang supir membuka pintu mobil belakang Xiao Zhan tersenyum dan masuk.

Dengan tangan bertumpu pada penyangga jendela ia menahan dagunga dan memandang luar dan kembali tenggelam dalam pikirannya.

Paman song menghidupkan mesin dan melaju menghilang dari mansion besar itu.

"Tuan muda"

"Hm?"

"Apa tuan muda punya masalah?"

"Entahlah"

"Paman song menurut mu, kalau hati kita terluka dan belum sembuh, tapi harus menerima perasaan yang belum tentu tidak akan menyakitinya lagi? apa kita harus menerimanya?" perkataannya membuat paman song mengernyit, beberapa detik kemudian paman song memahami apa yang dimaksud tuan mudanya ini.

"Sembuhkan dulu lukanya, lalu menerima dengan perlahan" ujarnya, Xiao Zhan menatap paman song dari spion tengah. "Tuan muda masih mencintainya, namun harus meninggalkannya dengan perasaan hancur, jika harus menerima orang yang baru dan berusaha melupakan yang lama, itu mungkin akan sulit".

Xiao Zhan mengangguk, kemudian kembali memandang jendela, setelah menyadari apa yang barusan paman song katakan barulah ia kembali menatap paman song.

"Zhan tidak bilang mencintainya!" katanya cemberut.

"Haha, jangan kira paman tidak tau, paman juga pernah diposisi kamu" ujarnya membuat Xiao Zhan penasaran.

"Benarkah? lalu paman berakhir dengan siapa?" tanyanya penasaran, siapa tau ia juga akan bernasib seperti paman song, siapa tau?.

"Bersama...hm" paman song tersenyum mengingat itu ia menjadi sedikit malu.

"Ceritakan saja paman, Zhan penasaran" ujarnya penasaran, "Tentu saja dengan yang baru, yang lama sudah pergi menjauh. tidak mungkin bisa digapai, maka lihatlah dibelakang masih ada yang bisa bersamamu dan menemani mu".

Love is like playing chaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang