9~

560 42 5
                                    

Pakabar? ^^
.
.
.
Happy reading

"Ahh, akhirnya selesai juga..." acheng meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, "Zhan, kau akan pulang?" tanyanya menatap Zhan.

Xiao Zhan menoleh, "Mn, lalu aku harus bersiap" katanya melanjutkan kegiatannya mengemas buku.

"Kau benar benar akan pergi dengannya?"

"Hm, aku sudah berjanji"

"Ck, aku akan ikut denganmu" ujar acheng, Xiao Zhan kembali menoleh, "tidak perlu, aku akan pergi sendiri" Xiao Zhan tersenyum.

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu? kalau aku ikut, aku mungkin bisa mencegah hal yang tidak diinginkan?"

"Sungguh tidak perlu acheng, lagipula untuk apa kau ikut? mungkin dia hanya membawa ku makan? kalaupun kau ingin ikut aku harus menanyainya"

"Untuk apa juga menanyainya? kau adalah sahabatku tentu saja aku harus ikut"

"Hah..."

"Ckk, baiklah aku tidak akan ikut" putus acheng final, "begini saja, aku akan membelikanmu makanan bagaimana?" ujarnya Zhan.

Acheng memutar matanya, "Kau sangat pandai menawar, baiklah tapi ingatlah untuk menjaga diri".

"Mn, kalau begitu aku pergi dulu acheng bye"

"Hm"

Xiao Zhan pun keluar keluar dengan matanya yang fokus pada ponselnya.

"Oh iya aku lupa, yangyang belum memberitahu ku dimana alamatnya" lalu Xiao Zhan pun melangkah ke arah tempat dimana kelas yangyang berada.

Setelah sampai Xiao Zhan hanya celingak-celinguk dikaca kelas yangyang, "dimana dia, tidak mungkin dia sudah pulang.kan?" .

"Hah..."

"Maaf anda cari siapa ya?"

Xiao Zhan menoleh,"Ah saya Xiao Zhan, sedang mencari yangyang" katanya menatap siswi didepannya.

"Oh yangyang? dia sepertinya sudah pulang, kamu siapanya ya?"

"Temannya"

"Ohh"

"Kalau begitu aku pergi dulu, terima kasih" Xiao Zhan berlalu pergi setelah mendapatkan anggukan kepala dari siswi tadi, "Ck, bagaimana aku pergi kalau aku saja tidak tau dimana" gumam nya.

Saat sudah berada didepan gerbang kampus tangan Zhan ditarik secara tiba tiba, membuatnya tersentak.

"Hey hey siapa kau!" katanya menarik tangannya dari cengkraman orang itu, "Hey!" namun tidak direspon.

Karena sudah kesal, Xiao Zhan tanpa aba aba pun meninju belakang kepala orang itu dengan tangan sebelahnya.

Brukk

"Shhh, aww"

Orang itu berjongkok memegang belakang kepalanya yang terasa nyut-nyut akibat pukulan Zhan yang tidak main main.

"Siapa kau! berani beraninya mau menculikku!"

"Siapa yang mau menculikmu?!"

Orang itu berbalik, ia mendongak keatas guna menatap Zhan yang menarik lengan bajunya, bersiap menghajar orang itu.

"Ha-ha, ck apa sih namamu aku lupa" katanya berkacak pinggang, "Haoxuan! nama sepupu sendiri saja lupa!" pemuda yang katanya Haoxuan itu, berdiri dan menghadap Xiao Zhan.

Love is like playing chaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang