[BL][END] Mencari Penghidupan, Mengikuti Ujian, Dan Menafkahi Keluarga

84: Ujian Penerimaan [1]

Bab 84 Ujian penerimaan (1)

Sebagai orang yang datang dari perjalanan waktu modern, Lin Ze menaruh perhatian besar pada GG dan publisitas.

Meski pepatah lama mengatakan bahwa bau arak tidak takut dengan kedalaman gang, namun jika ada publisitas yang lebih baik maka hasil yang didapat akan lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

Tentu saja, pernyataan Lin Ze sebelumnya bahwa dia ingin menerima siswa dari anak-anak pengusaha masih memiliki pengaruh pada dirinya.

Tidak peduli seberapa tinggi pangkat Lin Ze di mata dunia luar, di kalangan sastrawan era ini, bersosialisasi dengan pengusaha adalah perilaku yang memalukan dan menghina. Sekarang sebagian besar sastrawan dan orang-orang berbakat di sekitar Kota Nanyang meremehkan bersosialisasi dengan Lin Ze Mereka merasa bahwa dia Karena uang maka seseorang rela jatuh cinta pada dirinya sendiri.

Untungnya, Lin Ze tidak mempedulikan hal ini. Para sarjana yang tidak mau bergaul dengannya tidak akan bergaul dengannya. Bagaimanapun, masih ada tiga tahun sampai ujian provinsi berikutnya. Semua orang mengendarai keledai untuk membaca buku nyanyian dan tunggu dan lihat.

Yang mendaftar ujian masuk pada dasarnya adalah anak-anak dari keluarga pengusaha, atau anak-anak dari daerah pedesaan yang sangat miskin dan ingin bersekolah.Tidak ada seorang pun dengan kualifikasi sedikit dan latar belakang keuangan yang bersih datang untuk mendaftar.

Lin Ze melihat informasi daftar dan hanya bisa menghela nafas. Dinasti Ji Agung menghargai sastra, dan sastrawan dibagi menjadi beberapa faksi. Reputasi seorang guru jauh lebih penting bagi masa depan siswa daripada pengetahuannya sendiri.

Bahkan saudagar yang datang untuk mendaftar pun ditunjuk karena janjinya untuk menjamin dirinya akan diterima di Sekolah Tongsheng. Mungkin dia berpikir jika dia mendapat Sekolah Tongsheng, dia akan digantikan oleh seorang pria yang benar-benar dihormati, dan dia hanya akan menjadi guru batu loncatan.

Oleh karena itu, Lin Ze benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali atas mahalnya biaya sekolah yang harus dia bebankan, dan dia hanya mengambil apa yang dia butuhkan.

Ada sekitar 30 anak dari pedagang yang mendaftar kali ini, dan ada lebih dari 100 anak dari keluarga miskin di pedesaan. Orang tua dari keluarga pedesaan pada dasarnya datang untuk mencoba masuk karena mereka tidak akan membayar untuk ujian masuk!

Karena sebagian besar keluarga bisnis kaya akan mempekerjakan seseorang untuk memberikan pendidikan pencerahan kepada anak-anaknya ketika mereka masih sangat kecil, sedangkan anak-anak dari keluarga miskin pada dasarnya tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dini.

Oleh karena itu, ujian masuk saat ini tidak dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu makalah, melainkan harus diuji satu per satu.

Namun, karena hampir semua anak-anak pedesaan buta huruf, dan terdapat lebih dari 100 anak pedesaan, metode penyaringan biasa tidak akan berhasil.

Oleh karena itu, Lin Ze hanya bisa memberikan kelas terbuka kepada calon dan anak-anak di pedesaan saja, kemudian memberikan tes sementara. Setelah menyaring sekelompok orang, sisanya bisa dinilai satu per satu.

Di era ketika membaca bisa dianggap sebagai tindakan sakral, kelas terbuka Lin Ze yang bisa disaksikan siapa saja sungguh menyegarkan dan banyak dibicarakan.

Namun, Lin Ze selalu memiliki kualitas psikologis yang kuat. Bahkan jika kalangan sastrawan di kota membuatnya kesal karena tidak mengikuti aturan leluhur dan bertindak terlalu jauh, dia tetap bisa menundukkan kepala dan melakukan urusannya sendiri.

Asalkan istrinya rela tergila-gila padanya, yang peduli dengan pandangan dunia, apalagi sekelompok lelaki tua yang idenya kaku.

Sebaliknya, berita ini menarik lebih banyak orang awam untuk menonton, semuanya sangat penasaran, dan ruang terbuka di Dongshikou Kota Nanyang dipenuhi air, arus orang bahkan lebih buruk dibandingkan saat liburan.