001. SUDAH TERBIASA

14 2 0
                                    

" Jika Nitrogen di tambah klorin jadi garam dapur, maka trauma di tambah luka batin menjadi garam kehidupan"

Daniel Erlangga Wijaya



•••



"ABANG" teriak wanita empat puluh tahunan dari lantai bawah sedangkan yang di panggil berada di kamarnya di lantai dua, meskipun begitu tapi teriakan itu berhasil menembus indera pendengarannya.


Seorang remaja dengan slayer scarf di lehernya bergegas menuruni satu persatu anak tangga sebelum akhirnya menuju ruang tamu di mana sumber suara tadi berasal.

"Apa bund...."

Plakk

Ucapannya terpotong karena satu tamparan berhasil mendarat di pipinya, bekas jari berwarna merah tergambar jelas di wajahnya.

"Bunda kenapa?" Tanya seorang anak laki laki yang kebingungan, dia mengelus elus pipinya meringis kesakitan.

"GAK USAH PURA PURA BEGO DEH KAMU BANG, LIAT ADEK KAMU, LIAT! BERANINYA KAMU BUAT DIA NANGIS"

"Dia rusakin barang kesayangan abang bunda,Jadi..."

Plakk

Bugh

Satu tamparan di wajah dan satu pukulan keras mengenai ulu hati berhasil membuat anak remaja tersebut terpancing emosi, tapi sebisa mungkin dia menahan diri untuk tidak melukai siapa pun.

Raut wajahnya tidak bisa berbohong. Ada bendungan air yang memenuhi kantung matanya, sedikit saja dia menggerakkan kelopak mata air itu pasti akan terjun bebas di pipinya.

Dia tidak kenapa kenapa jika yang melakukannya itu bukan sosok wanita di hadapannya ini, tapi jika menyangkut wanita paruh baya ini dia sangat emosional.

"Gak usah nangis lebay banget sih HARUSNYA KAMU MIKIR BUKAN NANGIS" wanita itu menunjuk nunjuk ulu hati anaknya sembari menyentak . Penuh penekanan dalam setiap kata yang di ucapkan.

"KAMU ITU PUNYA HATI GAK SIH? MASA LEBIH SAYANG BARANG DARI PADA ADEKNYA SENDIRI" lanjutnya.

Anaknya yang terpancing pun refleks menyentak balik wanita tersebut. Air mata sudah terjun bebas di kedua pipinya yang merah.

"BUNDA DIA RUSAKIN BARANG KESAYANGAN ABANG. ITU BARANG SATU SATUNYA YANG ABANG PUNYA DARI AYAH SEBAGAI HADIAH ULANG TAHUN ABANG YANG PERTAMA, BUNDA INGET? BUKANNYA BUNDA YANG BILANG KE ABANG JAGA BARANGNYA BAIK BAIK KARENA ITU HADIAH PERTAMA ABANG?"

"KALAU KAMU LEBIH SAYANG SAMA AYAH KAMU KENAPA KAMU GAK IKUT DIA AJA HAH?

emosi wanita itu semakin menjadi ketika anak itu menyebutkan kata 'ayah'.

"Bukan itu maksud abang maaf bunda" anak itu tertunduk lesu

Dia sangat menyesal karena dia yakin ucapannya berhasil membuat wanita tersebut sakit hati.

"MAAF MAAF, SUDAH JELAS KAMU ITU LEBIH SAYANG SAMA AYAH KAMU DARI PADA BUNDA DAN ADEK KAMU NGAKU KAMU GAK USAH MUNAFIK"

"Bunda" lirihnya

Hati anak laki laki itu sangat terluka mendengar kata kata yang di lontarkan sesosok orang tuanya, sangat sakit rasanya meskipun luka itu tidak terlihat dan tidak berdarah tapi luka yang dihasilkan sangatlah menyakitkan. Dia tidak menyangka bundanya memiliki pemikiran seperti itu tentang dia.

"APA? UCAPAN BUNDA MEMANG BENAR KAN? KAMU LEBIH SAYANG SAMA AYAH KAMU"

"Bunda itu tidak benar aku sayang sama kalian tapi mungkin bisa saja sebaliknya....."

DAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang