003

8 2 0
                                    

"Trauma sama halnya dengan sebuah sejarah karena mereka dihasilkan dari masa lampau atau masa yang telah di lewati"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Trauma sama halnya dengan sebuah sejarah karena mereka dihasilkan dari masa lampau atau masa yang telah di lewati"

Daniel Erlangga Wijaya

•••






































Hari sudah menunjukkan larut malam. Di kala yang lainnya tidur Daniel teringat kejadian saat itu. Sebuah kejadian  kelam yang selalu membuat Daniel sakit jika mengingatnya.

Kejadian yang menjadi alasan utama kebahagiaannya hancur. Daniel hanya mencari masalah ketika dia terus saja memutar ingatan saat itu.

"Yah, Daniel udah nggak kuat, Daniel sakit banget sekarang" monolog Daniel di saat mengingat kejadian tadi bersama sang bunda.

"Ayah kenapa belum kembali menjemput Daniel? ayah, apakah ayah akan sama seperti bunda jika Daniel melakukan kesalahan? apakah di dalam  hati bunda dan ayah hidup Daniel berharga?" monolog panjang Daniel yang terus memutar memori lukanya sembari melirik tulang kering kakinya yang lebam karena berbenturan dengan lantai.

Dua hari yang lalu Daniel di lukai habis habisan oleh bundanya. Hanya karena Daniel mendapatkan nilai 95 saat ulangan persatu minggu sekali.

Dua hari yang lalu tepatnya di hari kamis, ada ulangan rutin yang selalu dilakukan  di setiap minggunya. 

Ketika Daniel mendapatkan nilai ulangannya dia telah mendapatkan masalah besar karena dia tidak mendapatkan  nilai sempurna.

Dan benar saja ketika dia memberikan  kertas ulangannya, Daniel langsung di seret menuju kamar mandi, beberapa gayung air menyirami tubuhnya; benturan demi benturan terjadi antara dirinya dengan tembok; pukulan dan cambukanpun tak luput dia dapatkan; luka di punggung mengeluarkan cairan merah, begitupun pada bagian hidung; namun, ini semua sesuai dengan dugaan Daniel jadi dia tidak begitu kaget ketika mendapatkan  hukuman seperti ini.

Itu semua adalah hal yang biasa Daniel dapatkan di setiap harinya, tapi ntah mengapa rasanya tidak pernah terasa biasa, mungkin karena yang melakukannya adalah orang yang seharusnya memberikan kasih sayang kepadanya bukan luka seperti ini.

"Yah sekarang Daniel sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan Daniel dulu ke ayah" monolognya lagi tapi kali ini dia ucapkan dalam hati.

"Lebih baik gw cuci muka abis itu tidur" ucapnya pada udara yang sedang menemaninya saat ini.

Daniel bangun dari duduknya lalu menuju toilet yang letaknya berada dekat dapur.

Tak menghabiskan waktu lama untuk Daniel mencuci mukanya. Tapi karena haus Daniel pergi menuju dapur, tempat air minum berada.

Ketika Daniel sedang menuangkan air ke dalam gelas tiba tiba tangannya gemeteran, keringat membasahi tubuhnya dengan cepat.

DAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang