"Trauma sama halnya dengan sebuah sejarah karena mereka dihasilkan dari masa lampau atau masa yang telah di lewati"Daniel Erlangga Wijaya
•••
Hari sudah menunjukkan larut malam. Di kala yang lainnya tidur Daniel teringat kejadian saat itu. Sebuah kejadian kelam yang selalu membuat Daniel sakit jika mengingatnya.
Kejadian yang menjadi alasan utama kebahagiaannya hancur. Daniel hanya mencari masalah ketika dia terus saja memutar ingatan saat itu.
"Yah, Daniel udah nggak kuat, Daniel sakit banget sekarang" monolog Daniel di saat mengingat kejadian tadi bersama sang bunda.
"Ayah kenapa belum kembali menjemput Daniel? ayah, apakah ayah akan sama seperti bunda jika Daniel melakukan kesalahan? apakah di dalam hati bunda dan ayah hidup Daniel berharga?" monolog panjang Daniel yang terus memutar memori lukanya sembari melirik tulang kering kakinya yang lebam karena berbenturan dengan lantai.
Dua hari yang lalu Daniel di lukai habis habisan oleh bundanya. Hanya karena Daniel mendapatkan nilai 95 saat ulangan persatu minggu sekali.
Dua hari yang lalu tepatnya di hari kamis, ada ulangan rutin yang selalu dilakukan di setiap minggunya.
Ketika Daniel mendapatkan nilai ulangannya dia telah mendapatkan masalah besar karena dia tidak mendapatkan nilai sempurna.
Dan benar saja ketika dia memberikan kertas ulangannya, Daniel langsung di seret menuju kamar mandi, beberapa gayung air menyirami tubuhnya; benturan demi benturan terjadi antara dirinya dengan tembok; pukulan dan cambukanpun tak luput dia dapatkan; luka di punggung mengeluarkan cairan merah, begitupun pada bagian hidung; namun, ini semua sesuai dengan dugaan Daniel jadi dia tidak begitu kaget ketika mendapatkan hukuman seperti ini.
Itu semua adalah hal yang biasa Daniel dapatkan di setiap harinya, tapi ntah mengapa rasanya tidak pernah terasa biasa, mungkin karena yang melakukannya adalah orang yang seharusnya memberikan kasih sayang kepadanya bukan luka seperti ini.
"Yah sekarang Daniel sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan Daniel dulu ke ayah" monolognya lagi tapi kali ini dia ucapkan dalam hati.
"Lebih baik gw cuci muka abis itu tidur" ucapnya pada udara yang sedang menemaninya saat ini.
Daniel bangun dari duduknya lalu menuju toilet yang letaknya berada dekat dapur.
Tak menghabiskan waktu lama untuk Daniel mencuci mukanya. Tapi karena haus Daniel pergi menuju dapur, tempat air minum berada.
Ketika Daniel sedang menuangkan air ke dalam gelas tiba tiba tangannya gemeteran, keringat membasahi tubuhnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIO
RandomTak ada dama yang amerta di buana ini begitu pun asmaraloka dua atma. dua insan yang saling bercinta belum tentu di pertemukan untuk keabadian, mungkin saja hanya untuk pembelajaran Cintanya bisa amerta tapi jiwanya belum tentu bisa selalu bersama...