Terik matahari menyengat kulit dua gadis yang sedang berdiri ditiang bendera sambil hormat itu mengeluh.
"Panas banget bangsat, gak kuat" ucap gadis dengan rambut sebahu.
"Plis, gak lucu kalo Lo pingsan sekarang" ucap temannya yang berambut lurus nan panjang.
Gadis pertama mendengus.
"Siapa juga yang mau pingsan, gue cuma bilang gak kuat" ucap gadis bernama Sabiyya itu.
"By the way, ini pertama kalinya kita telat selama kita sekolah" ucap temannya yang bernama lengkap Aluna Nada itu.
"Ya juga ya, Selama ini kita selalu datang tepat waktu, masa gak ada keringanan sama sekali"
"Namanya juga pelanggaran, salah kita juga terlambat"
Biyya menyipitkan matanya pada Luna.
"Dan kita gak akan telat kalo Lo bangunnya gak kesiangan "
Luna nyengir tanpa dosa. Salahkan dia yang menonton film terlalu larut semalam.
Sebelum biyya melanjutkan kemarahannya, Bel istirahat berbunyi. Pertanda hukuman mereka berakhir.
Keduanya bernafas lega, meraih tas masing-masing dan menuju kantin. Tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang memandang mereka kasihan. Yang mereka butuhkan sekarang hanya satu. AirSetelah berhasil membeli air dengan cepat, keduanya terduduk dikursi kantin dengan lemas. Siapa yang tidak lelah berdiri didepan tiang bendera selama 3 jam.
Kantin yang awalnya ramai kini semakin ramai ketika kedatangan cowok yang sangat famous disekolah tersebut.
"Na,na, ada lucky" ucap biyya pada Luna
"Sst, diem bi" jawab Luna menutup wajahnya.
Luna merapikan rambutnya yang berantakan, ia menyukai cowok famous bernama lengkap Arerio Lucky itu sejak awal MOS.
Dan sekarang ia sudah kelas 3 l, terhitung sudah hampir 3 tahun ia menyukai laki-laki itu.
Namun ia tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.Entah hanya perasaannya atau memang benar, lucky pasti meliriknya ketika laki-laki itu lewat, walaupun hanya sekilas. Itu membuat ia semakin memiliki harapan jika laki laki itu juga menyukainya.
"Tuh kan dia liatin Lo, fix dia suka sama Lo"
"Apaan sih bi, jangan buat gue berharap ya"
"Alah, tanpa gue bilang pun Lo tetep berharap kan sama crush Lo itu"
Luna nyengir tanpa dosa, biyya memutar bola matanya dengan malas. Selama ini, ia menjadi saksi cinta diam-diam Luna kepada lucky.
"Lo gak mau coba ungkapin perasaan Lo?"
Luna sedikit terkejut mendengar itu.
"Gua gak punya nyali"
Biyya menghela nafasnya
"Ya coba aja, siapa tau dia punya perasaan sama kayak Lo"
"Gue takut"
"Na, gue yakin dia juga suka sama Lo, terbukti dari tatapannya, dia selalu natap lo kalo dia lagi lewat walaupun cuma sekilas"
Luna terdiam, ternyata biyya juga menyadari itu.
"Na, dengerin gue"
Biyya memegang kedua bahu sahabatnya itu.
"Lo suka sama lucky udah lama banget, dari awal mos, dan itu udah hampir tiga tahun, masa Lo gak mau ada kemajuan?, minimal ungkapin perasaan Lo, masalah ditolak gak ditolak itu belakangan , yang penting ungkapin perasaan Lo , kasian hati Lo na"
Luna terdiam sejenak, ada benarnya juga ucapan biyya.
"Oke , gue bakal confess"
Biyya tersenyum mendengar itu, ia menepuk bahu Luna menyemangati.
"Good luck ya"
Halooo~
Ini cerita pertama akuuu
Mohon dukungannya yaaa
Maaf kalo jelekk
Lopyuuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Beruntung
Novela JuvenilTetang Kisah dua orang yang saling mencintai namun juga saling menyakiti. (Sebagian cerita diangkat dari kisah nyata penulis)