1

13 5 4
                                    

Luna mondar mandir di dalam kamarnya, ia gelisah. Ia sudah mendapat nomor lucky dari temannya yang kebetulan sekelas dengan lucky.
Namun ia bingung, ia harus mulai dari mana?
Ia takut respon lucky buruk. Selain itu, ia juga takut dihujat penggemar lucky. Selain tampan dan pintar, laki-laki itu juga ketua geng motor. Membuat dirinya semakin digemari.

"Oke Luna, Lo harus tenang , Lo pasti bisa, inhale outhale ... Huuu" ucapnya menenangkan diri sendiri.

Akhirnya dengan sedikit gemetar, ia mengirim pesan pertamanya pada lucky.

Crush

Hi
Save ya gue Luna XII IPA 2

Sekitar 10 menit Luna menunggu, akhirnya pesan itu terbaca. Luna menyeka keringat di keningnya Karna terlalu gugup.

Ok
Dr mn dpt no gw?

Jantung Luna berdetak abnormal membaca balasan lucky, dalam hati ia bangga akhirnya bisa bertukar pesan dengan crushnya setelah sekian lama. Walaupun lucky terkesan cuek, tapi ia cukup senang. Luna berfikir sejenak, memikirkan jawaban apa yang cocok. Tidak mungkin ia bilang yang sebenarnya. Karna lucky tidak suka ada orang menyebar nomernya sembarangan, hal itu ia ketahui dari temannya yang satu kelas dengan lucky.

Dari grup angkatan

Oh

Luna menelan ludahnya, kembali bingung bagaimana caranya ia memberitahu laki-laki itu tentang perasaannya?

Sebenarnya ada yang mau gue
Omongin sama Lo

Ydh omongin aj

Luna menarik nafasnya lalu menghembuskannya. Namun hal itu tidak membuat jantungnya tenang.

"Lo bisa na, Lo pasti bisa" ucapnya menyemangati diri.

Akhirnya ia kembali tenang, dengan gemetar ia mengetik pesannya.

Gue sebenernya suka
Sama Lo

"Oke cukup"

Luna melempar hpnya ke kasur dan keluar kamar. Ia memegang dadanya. Rasanya lega mengungkapkan perasaannya yang terpendam selama hampir 3 tahun.
Namun setelah itu, ia kembali gelisah memikirkan jawaban apa yang diberi laki-laki itu padanya. Apakah laki-laki itu menolaknya? Atau sebaliknya?. Luna masih belum siap melihat jawaban lucky.

Akhirnya ia memutuskan untuk menonton film, mengabaikan hpnya yang mungkin sudah berisi jawaban besar baginya.

                                                     ♡

"Na!" Panggil lucky

Luna yang sibuk memandang bunga menoleh kepada lucky yang duduk disampingnya. Mereka sedang berada di taman.

"Apa?"

Lucky memandang wajah Luna intens.

"Lo beneran udah lama suka sama gue?"

Wajah Luna memerah.

"I-iya " jawabnya gugup.

"Dari kapan?"

"Dari awal MOS"

Lucky berfikir sejenak

"Itu udah hampir 3 tahun"

"I-iya"

Tiba-tiba lucky menggenggam tangan Luna, Luna tersentak.

"Kenapa baru bilang,na?"

Luna terlihat bersemu

"G-gue gak berani bilang sama Lo"

Lucky menghela nafasnya


Ternyata kita sama-sama pengecut"

"Hah? Maksud Lo?"

"Gue sebenarnya juga suka sama Lo, sebelum kita kenal padahal"

Jantung Luna berdetak kencang, perasaan bahagia membuncah didadanya.

" Gue juga sayang sama Lo, na"

Tiba-tiba lucky mendekatkan wajahnya, Luna memejamkan matanya ketika merasa nafas lucky menerpa wajahnya, namun sebelum hal selanjutnya terjadi. Seseorang menepuk pipinya, membuat ia terbangun dari tidurnya.

Luna terduduk, ternyata itu hanya mimpi. Ia mendapati dirinya disofa bukan di taman.

"Hei, aduh maaf kaget banget ya?" Ucap kakaknya.

Laki-laki bernama lengkap Mahendra Ravandra itu mengusap pucuk kepala Sang adik pelan.

Luna menggeleng lemah.

"Abang baru nyampek?"

Mahen mengangguk

"Kenapa tidur disini? Nanti leher kamu sakit loh"

Luna menggaruk lehernya.

"Ketiduran tadi habis nonton film"

"Yaudah sana ke kamar, udah magrib nih"

Luna mengangguk lalu beranjak ke kamarnya. Sekarang ini hanya ada dia dan kakaknya dirumah. Sementara ayahnya sedang ada urusan diluar kota, sementara bundanya sudah bahagia dengan keluarga barunya dan melupakan Luna.

Luna terduduk dipinggir kasur, ia teringat mimpinya tadi. Kenapa terasa sangat nyata? Kenapa tiba-tiba ia bermimpi seperti itu? Apakah mimpi itu ada hubungannya dengan jawaban lucky?. Kemudian ia teringat hpnya. Dengan perasaan campur aduk , akhirnya ia membuka hpnya.

Crush

Sorry but..
Gw GK suka Lo

Serasa dihantam batu, Luna menatap nanar jawaban lucky. Sangat sakit rasanya. Jika waktu bisa terulang kembali, ia akan memilih memendam perasaannya selama seribu tahun daripada harus menerima jawaban menyakitkan seperti itu.

"Gak papa na, gak papa, yang penting Lo udah ngungkapin perasaan Lo" ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis.

Sabbiya

Lo salah bi
Lucky natap gue karena dia punya mata
Bukan karena punya perasaan

Bulan & BeruntungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang