8

280 48 7
                                    

UPDATE'AN VERSI PENDEK
...

.
.
.
.
.
.
...

Jongseong terduduk lemas di kursi tunggu depan sebuah ruang penanganan Rumah Sakit, pikirannya kalut dan juga takut, kejadian beberapa waktu yang lalu sukses membuat air matanya jatuh tanpa bisa ia cegah.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang dokter yang baru saja menangani saudaranya

“uisa-nim, bagaimana keadaannya ?” tanya Jongseong dengan raut khawatirnya

“ini sedikit membahayakan, karena pasien tidak segera di tangani. Mungkin dia akan tertidur sedikit lama, karena kami baru saja menyuntikkan obat dengan dosis yang lumayan tinggi”

Jongseong menyugar rambutnya karena frustasi, namun kemudian ia kembali bertanya “tapi uisa-nim, setelah itu dia akan baik-baik saja kan ?”

“tergantung, antibodi setiap orang berbeda-beda..jadi doakan saja agar dia bisa segera pulih, saat ia terbangun tolong langsung hubungi kami agar kami bisa melakukan pemeriksaan secara lebih lanjut”

Jongseong mengangguk lemah, saat dokter sudah berjalan meninggalkannya, ia segera melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangan yang ada di depannya

Begitu memasuki ruangan itu, bisa ia lihat saudaranya....Shim Jaeyoon terbaring lemah di atas ranjang perawatan dengan selang oxigen yang yang terpasang di hidungnya, jarum infus yang menusuk punggung tangannya, serta perban yang melilit di bagian kepalanya. Jongseong bisa melihat ada bercak darah yang merembes di sana.

Melihat itu membuat jantung Jongseong terasa berhenti berdetak, apalagi mengingat perkataan dokter yang tadi sempat ia dengar.

Jika saja ia terlambat membawa Jaeyoon ke rumah sakit, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya

Sungguh, ia sangat bersyukur bahwa ia bisa pulang lebih awal dari tempat kerjanya, sehingga ia bisa segera menemukan Jaeyoon  yang sedang membenturkan kepalanya berkali-kali ke tembok kamarnya

Kondisinya sangat kacau, wajahnya memerah, rambutnya basah karena keringat yang membanjir, darah yang terus keluar dari hidung serta kepala, dan banyak helaian rambut yang tercabut dan tercecer di lantai

Jaeyoon tidak menangis

Sungguh...

Adiknya itu tidak mengeluarkan air matanya sama sekali, dia hanya terus membenturkan kepalanya berkali-kali hingga akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri

“Jei-ya, maafkan aku” gumam Jongseong sembari menggenggam tangan Jaeyoon

“maaf karena aku tidak bisa menjagamu. . . kau pasti sangat kesakitan”

“istirahatlah, aku akan menunggumu sampai kau bangun lagi, kalau kau bertemu ayah dan ibu di dalam tidurmu....ku mohon jangan mengadukanku pada mereka, aku berjanji akan menjagamu lebih baik lagi, aku akan mengajakmu ke cafe tempatku bekerja, aku akan membelikanmu banyak susu pisang, dan aku akan...aku akan...hiks...maafkan aku Jei-ya”

Air mata Jongseong kembali terjatuh.

Dia memang seorang pria yang terlihat tangguh dan sempurna, tapi percayalah...

Bersama Shim Jaeyoon

Dia akan menjadi pria paling lemah di dunia

Shim Jaeyoon adalah poros hidupnya, Shim Jaeyoon adalah hidupnya, dan Shim Jaeyoon adalah nyawanya

DIVERSO -JAKEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang