#17 Terasa canggung

20 2 0
                                    

Altares POV
Aku menyentuh pipi ku yang terasa panas. Dia benar-benar berani menampar ku.

Aku tertawa melihatnya yang sudah di penuhi emosi itu. Harusnya aku marah dengan tamparannya tapi entah mengapa aku malah tertawa. Dia tampak lucu.

"Kurang ajar kau!! Pantas saja Kevin begitu emosi dengan mu. Kau tidak pernah menganggap kami sebagai kakak kelas mu!!" Ucapnya masih menatap ku penuh dengan emosi.

"Berapa umur mu?" Tanya ku padanya. Dia tampak kebingungan sesaat mendengar pertanyaan ku.

"Sialan!! Kau mengejek ku ha?? Jangan berpikir karena kau tinggi aku akan takut dengan mu!!" Ucapnya membuat ku semakin ingin tertawa mendengarnya.

Aku merogoh saku celana ku kemudian mengeluarkan dompet ku dari sana.

"17 tahun, gw pastinya lebih tua dari lu" ucap ku sambil menunjukkan KTP ku padanya. Dia tampak tak percaya mendengar ucapan ku.

"Bohong kau!!" Ucapnya masih tak percaya.

"Ini asli" ucap ku.

"Gak mungkin!! Bagaimana bisa? Pasti palsu. Lebih baik kau tak menipu ku. Aku bisa melapor kepada pihak berwajib" ucapnya membuat ku memutar bola mata. Malas

"Terserah lu aja deh" ucap ku langsung berlalu pergi meninggalkannya sendiri. Aku sudah lelah berdebat dengan gadis imut itu.

Plak!!

Maksud ku gadis menyebalkan.

Motor ku terus melaju hingga berhenti pada pekarangan rumah nek Tara. Dapat ku lihat sebuah mobil mewah terparkir di depan.

*Bangsat padahal gw udah ngasih alamat yang salah.

Aku berjalan ke dalam rumah.

"Baru pulang? Dari mana aja?" Tanyanya. Melvin dia sedang sibuk bermain ponselnya. Aku langsung saja berjalan ke arahnya dan mendudukkan diri ku di sampingnya.

Kami sedang berada di ruang tamu sekarang.

"Kemana dia?" Tanya ku.

Melvin menatap ku sebentar kemudian lanjut memainkan ponselnya.

"Jalan-jalan" ucapnya membuat ku terbelalak kaget.

"Mungkin bokap gw udah tobat. Dia aneh banget dari tadi" Lanjutnya membuat ku tak percaya mendengar.

"Lu serius?" Tanya ku masih tak percaya.

"Liat aja sendiri di luar, keknya dia belum pergi terlalu jauh" ucapnya.

Aku langsung beranjak pergi dari sana dan meninggalkannya.

Aku terus mencarinya di luar. Sialan!! Gak ada bangsat.

Tut.. tu..

Ponsel ku berbunyi. Orgil nama dari penelpon itu. Aku langsung menerima panggilannya.

"Np lu? Bokap lu gak ada di luar" ucap ku padanya.

Aku bingung mengapa si sialan ini malah menelpon ku padahal aku hanya berada di teras rumah.

"Cari di belakang. Dia di ajak nenek liat-liat perkebunan sama sawah" ucapnya.

Aku ingin menghajarnya sekarang.

"Bangsat bilang dari tadi kek" ucap ku langsung mematikan panggilan telepon itu secara sepihak.

Aku berjalan memutar dan mengarah ke arah belakang rumah di mana terdapat persawahan setelah itu perkebunan di sana.

Beberapa saat hingga akhirnya aku sampai di perkebunan milik nenek Tara.

ALTARES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang