PART. 1

220 26 3
                                    

Happy reading...

"Mencarimu itu,
Rasanya seperti mencari
Ujung pelangi, ada di dunia
namun entah dimana."
~ZhaoLusi

***

"Apakah kau baik-baik saja adik kecil?"

Tujuh kata yang mampu membuat seorang Zhao Lusi tak berhenti senyum-senyum saat mengingatnya.

"Kira-kira kapan ya, aku bisa bertemu lagi dengannya?" gumamnya tanpa sadar.

"Bertemu dengan siapa, hm? Apakah kau sedang menyukai seseorang? Oh ayolah, Sisi kami sudah besar sekarang, bahkan sepertinya dia sudah jatuh cinta." Cheng Xiao berucap dengan heboh, membuat Wang Yuwen dan Zhang Yuxi yang memang sedang berada di kamar Lusi mendekat karena penasaran.

"Katakan padaku , pria mana yang berhasil menarik perhatianmu, Si?" Wang Yuwen mengambil posisi duduk tepat di hadapan Zhao Lusi yang sedang tengkurap di ranjang.

"Apakah itu orang Ausy? Atau masih warga Tiongkok?" tambah Zhang Yuxi yang langsung diangguki oleh Wang Yuwen dan juga Cheng Xiao.

Sial! Kenapa harus keceplosan dihadapan teman-teman konyolnya ini? Lusi merasa sangat menyesal telah melamun saat masih ada mereka. Dia mengubah posisi tengkurapnya menjadi terlentang, kemudian menutup wajahnya dengan selimut. "Sudahlah jangan bergosip. Cheng Xiao dia hanya asal bicara saja."

Mendengar itu jelas saja Cheng Xiao langsung melotot. "Apakah raut wajahku terlihat seperti sedang bercanda? Jelas-jelas tad-"

"Berhenti membual atau kau tidak bisa lagi masuk ke kamarku ini?" ancam Lusi yang mampu membuat Cheng Xiao terdiam seketika.

"Ya, ya, ya, baiklah, Aku akan menuruti perintah tuan putri," ujarnya sedikit tidak ikhlas. Biarlah, patuh lebih baik daripada tidak bisa masuk ke kamar termewah yang pernah ada, pikir Cheng Xiao.

Setelah lama tidak memasuki kamar sultan ini karena Zhao Lusi study di luar negeri, rasanya mungkin memang tidak akan rela jika diancam tidak bisa masuk lagi. Lagian siapa yang tidak mengenal Zhao Lusi? Seorang anak Mafia terkaya di kota Beijing yang selalu dimanja oleh keluarganya.

"Apakah harus sepatuh itu?" komentar Wang Yuwen karena merasa tidak puas dengan informasi yang setengah-setengah.

Sementara Lusi hanya bisa tersenyum dibalik selimutnya, mendengar keluhan-keluhan melas dari para sahabatnya.

"Sudahlah, tidak perlu mendesaknya, kalau dia mau, nanti dia pasti bercerita sendiri," ucap Zhang Yuxi yang memang ada benarnya. Karena bagaimana pun juga, Zhao Lusi itu adalah tipe orang yang paling aktif dalam hal apapun. Apalagi kalau soal cinta, pastinya nanti dia akan banyak bertanya pada mereka.

"Benar juga. Baiklah, nanti kalau emang kau sudah jatuh cinta, konsultasi lah padaku," ujar Yuwen sembari menepuk dadanya bangga.

Cheng Xiao tertawa mendengar ucapan Yuwen. "Saranku sebaiknya jangan deh, kau tiru cara dia mendapatkan Wang Ziqi. Itu terlalu menggelikan haha ...."

"Tapi setidaknya Yuwen lebih baik daripada kau," celetuk Zhang Yuxi membuat Yuwen tersenyum mengejek pada Cheng Xiao.

"Apa-apaan kau ini membelanya?" protes Cheng Xiao mencebikan bibirnya.

"Sudahlah, aku tidak akan mengikuti jejak cinta siapapun. Karena aku akan membuat jejak cinta itu sendiri," ucap Zhao Lusi sembari bangun dari tidurannya dengan wajah sumringah.

"Apakah dia benar-benar sedang jatuh cinta?" gumam Yuwen. "Kenapa senyumannya terlihat mengerikan sekali?"

"Benar-benar sangat mengerikan," timpal Cheng Xiao dan Zhang Yuxi secara bersamaan.

Love's Destiny Journey (YuanLu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang