Happy reading....
“Kerjasama memang
Harus profesional. Namun,
menyukai seseorang
juga butuh perjuangan
Operasional.”
~ZhaoLusi***
Setelah membicarakan semua seputar kontrak pekerjaan, akhirnya mereka resmi memutuskan untuk bekerja sama.
Karena saat ini di Tiongkok adalah waktu penggantian musim, menuju musim dingin, jadi cuacanya sedikit lebih ekstrim.
Pukul 13.35 siang hari. Tidak terasa mereka berada di Caffe itu sudah menghabiskan waktu dua jam lebih. Ini tidak terlihat seperti pertemuan klien biasanya, karena masing-masing dari mereka memang tidak ada yang membawa sekretaris ataupun karyawan. Karena itu juga banyak pasang mata yang mengira jika mereka adalah pasangan kelas elite, karena pakaian formal yang mereka gunakan, begitu juga dari aura masing-masing yang memancarkan kekayaan.
“Nona Zhao, karena kontrak kerjasama anda sudah Saya tandatangan. Jadi, apakah Saya boleh memberikan satu persyaratan?”
Tanpa ragu Zhao Lusi langsung saja menyetujuinya. “Tentu saja, Tuan Chen. Apa syarat yang ingin anda ajukan?”
Chen Zheyuan menatap Lusi tepat dimata gadis itu, entah itu perasaan apa, tiba-tiba saja dia merasakan hatinya menghangat, saat kedua bola mata yang cantik penuh keberanian itu menatap balik dirinya.
Untuk beberapa detik mereka hanya hanyut dalam tatapan masing-masing, sebelum disadarkan oleh sebuah petir diluar yang tiba-tiba bergemuruh dengan lumayan keras, dan tak lama setelah itu langsung disusul dengan hujan yang lumayan deras.
Refleks, mereka berdua sontak menoleh secara bersamaan ke luar jendela.
Kenapa hujan tiba-tiba sekali? batin Lusi sedikit mengeluh, karena rencananya setelah ini dia akan berjalan-jalan ke sebuah pameran seni yang diadakan di tempat terbuka. Namun, karena hujannya deras sekali, sepertinya rencananya memang akan gagal.
“Hǎo de(baik), Saya ingin setiap ada rapat perusahaan, kau yang harus menjadi perwakilannya.”
Lusi tersadar dengan ucapan Yuan barusan. Namun, dia tidak mendengar begitu jelas karena tidak fokus mendengarnya. Akan tetapi, Lusi juga tidak mau bertanya lagi, karena Yuan pasti akan mengira dirinya budek. Jadi, yasudah lah, meski samar-samar Lusi juga masih mendengarnya.
“Oke,” jawab Lusi pendek.
Yuan sedikit memicingkan matanya, melihat raut wajah Lusi yang tiba-tiba terlihat sedikit muram. Apakah dia ada salah bicara? Namun, tau mau terlalu memusingkan, akhirnya Yuan langsung berdiri dari duduknya.
“Baiklah, karena kita sudah sepakat, jadi pertemuan kita hari ini cukup sampai disini saja.” Tanpa basa-basi lagi Yuan langsung keluar dari kursinya.
“Tunggu!” dengan refleks Lusi berdiri dan menahan tangan kiri Yuan dengan kedua tangannya.
Karena itu, Yuan pun otomatis mengehentikan langkahnya dan kembali berbalik. Dia menatap Lusi dengan tangannya yang dipegang secara bergantian.
Menyadari kekonyolannya, Lusi langsung melepaskan kedua tangannya yang mencekal tangan Yuan.
“Maaf,” cicit Lusi pelan. “Eum ... diluar hujan deras sekali, dan aku tidak membawa mobil,” terang Lusi sembari menatap Yuan dengan penuh keinginan.
Yuan mengangkat sebelah alisnya, dia menahan senyum saat menyadari maksud gadis konyol dihadapannya. “Hmm, di luar memang hujan. Lalu apa hubungannya dengan Saya jika kau tidak membawa mobil?” pura-pura tidak peka sepertinya akan lebih menarik, pikir Yuan.
Lusi sedikit memonyongkan bibirnya saat mendengar perkataan Yuan. Namun, baginya ini juga merupakan kesempatan langka, yang tidak boleh disia-siakannya. “Eumm, bolehkah kau menumpangkan mobilmu hari ini untukku?”
Lusi tau, jika keluarganya tau kekonyolannya hari ini, dia pasti akan terancam dikeluarkan dari Kk, karena seorang anak Mafia ternama meminta menumpang pada seseorang, itu adalah hal paling konyol yang akan tertulis paling dalam sejarah keluarga mereka.
Tanpa merespon apapun, Yuan langsung pergi begitu saja, membuat Lusi mematung tidak percaya. Apakah dirinya benar-benar sedang sangat terhina hari ini?
***
“Kenapa malah kayak gini sih?!”
Lusi langsung misuh-misuh setelah memasuki kamarnya. Dia langsung melempar tasnya ke sembarang arah, dan langsung membantingkan tubuhnya ke atas Queen size miliknya.
Kalian tau apa yang membuat Lusi begitu?
Flashback on
Setelah kepergian Yuan Lusi terus saja menyumpahi cowok itu.
“Apaan dah tuh cowok, udah tua kok banyak gaya! Sok cool pula!”
“Menyumpahiku?”
Lusi refleks tersentak dan melihat Chen Zheyuan sudah berdiri disampingnya dengan membawa payung.
“Hm, bu-” Lusi mulai gelagapan, bingung mau menyangkal apa.
Namun Yuan justru sepertinya tidak berniat mendengarkan penjelasan Lusi, karena dia tiba-tiba mengambil sebelah tangan Lusi dan memberikan payung yang dibawanya.
Lusi terkesiap saat tangan hangat Yuan menyentuh tangannya. Namun, beberapa detik kemudian dia disadarkan dengan ucapan lelaki itu. “Saya sudah menelpon asisten Xu, dan sepertinya sebentar lagi seseorang akan menjemputmu gadis kecil,” ucap Yuan sembari mengusap pelan pucuk kepala Lusi sebelum akhirnya benar-benar pergi.
Karena tindakannya itu, Lusi benar-benar dibuat shock berat, dia kembali duduk sembari menyentuh pucuk kepalanya yang tadi diusap Yuan. “Apa aku sedang bermimpi?”
Flashback off
'Tok 'tok 'tok
Lusi tersadar saat seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan cukup keras.
“Unlock the door!” hanya dengan berteriak saja kunci pintu terbuka dengan sedirinya.
Lusi melihat ke arah pintu, dan terlihat Yang Yang berjalan memasuki kamarnya. Tiba-tiba saja dia terduduk dengan refleks. Apa jangan-jangan dia memberitahu kakak tentang aku ingin menumpang? Mati lah sudah aku kalau iya!
“Sisi.”
***
Maaf banget jie, lama banget nih up nya, soalnya kemarin lupa akunnya, dan Alhamdulillah sekarang sudah dipulihkan, semoga aja aku semangat lanjutinya yakkk😭🤲
KAMU SEDANG MEMBACA
Love's Destiny Journey (YuanLu)
RomanceNote: Cerita ini hanya untuk bersenang-senang, tidak untuk menyinggung Aktor/Aktris favorit lainnya,,, (Usahakan follow sebelum baca, jangan lupa juga tinggalkan jejaknya) Zhao Lusi, adalah seorang gadis yang beranjak dewasa juga sangat terkenal den...