Bagian 4. Blue

172 24 5
                                    

So Far Away

Bagian 4

"Blue"


.

.

.


Ryu tak tahu jika ditinggalkan oleh sahabat sendiri adalah hal yang sangat menyakitkan. Rasanya, semenjak pulang dari mengantar kepergian Eda ke Bandara hatinya terus berdenyut sakit. Bahkan, rasanya hari-harinya sangat membosankan dan hampa.

Ia merasa sendiri, bahkan ketika ada orang lain bersamanya.

"Satu-satunya orang yang selalu ada buat gue akhirnya pergi. Walaupun masih bisa berhubungan, tapi dengan jarak kayak gitu, apakah gue masih bisa merasakan adanya seseorang ketika emang gue butuh seseorang?"

Ryu bergumam sembari menatap foto dirinya dan juga Eda yang pernah dirinya ambil saat liburan semester tahun lalu.

Baginya, hidupnya sudah seperti penuh dengan penghakiman dan juga kata-kata yang menyudutkan. Bukan hanya dari orang lain, tapi juga keluarga. Saat itu, hanya Eda-lah yang selalu mengerti dirinya dan menghiburnya.

Tapi, sekarang Ryu punya siapa?

Bukankah ia hanya sendirian? Bukankah sudah tak ada lagi ketulusan yang bisa ia harapkan?

"Walaupun Ryu sama-sama putra kita, tapi Mama jujur lebih menyayangi Rei. Dia adalah kebanggaan Mama sejak dulu, tapi Ryu malah merusaknya. Dia merusak masa depan anak Mama.." Ryu pernah mendengar ini dari ibunya.

"Papa sangat menyayangi dua putra Papa. Tapi, prioritas hanya untuk orang yang membutuhkan dukungan. Bagi Papa hal itu pantas untuk Rei. Sementara Ryu? Bukankah dia baik-baik saja hingga saat ini?" Ryu juga pernah mendengar ini dari Papanya.

Lalu, Ryu bahkan pernah tak sengaja mendengar kakaknya berkata hal yang menyakitkan.

"Kenapa rasanya nyesel ya udah nyelametin Ryu?"

"Apa emang lebih baik dulu gue nggak usah nyelametin dia aja biar gue juga nggak pernah cacat kayak gini?"

Dan banyak lagi yang pernah Ryu dengar secara diam-diam.

Semua orang yang ada disampingnya selalu mengatakan jika kecelakaan atau cacatnya sang kakak bukan salah Ryu. Mereka semua mendukung Ryu dan juga Rei dengan setara.

Tapi, itu semua hanya jika di depan Ryu saja. Jika dibelakang Ryu maka beda lagi cerita.

Dan jujur, sebetulnya itu jugalah yang membuat Ryu sedih dengan kepergian Eda.

"Andai gue bisa tahan lo Da.."

"Sekarang, gue nggak tau lagi harus ngadu sama siapa. Orang-orang disekitar gue nggak mau dengerin gue Da.."

Siang itu walau sebetulnya dia diajak nongkrong bersama teman-temannya, Ryu memilih untuk diam di kamarnya saja. Ia memilih untuk mengurung diri terlebih dahulu dari dunia.

Ia belum siap untuk dihakimi secara tak sadar oleh orang-orang di dekatnya.

▪▪▪


"Kayaknya Ryu sedih banget sama kepergian Eda sampe skip kumpul bareng kita ya?"

Acara makan-makan Rei sejenak terhenti. Ia menatap Sea yang baru saja mengatakan kalimat barusan di depannya.

SO FAR AWAY : Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang