Bagian 6. Gone

382 39 20
                                    

So Far Away

Bagian 6

"Gone"

.

.

.

Hal yang setiap manusia takuti adalah kesendirian. Sendiri dalam hidup dan sendiri bahkan didalam kematian.

Ryu tahu jika tuhan tak suka pada manusia yang mudah menyerah. Ryu juga tahu jika mungkin dirinya sudah terlalu sering untuk mengeluh hal yang tidak-tidak.

Namun, untuk kali ini bisakah Ryu menyerah saja?

"Gue.. Gue nyesel udah nyelametin adek gue, Ri.."

"Gue nyesel udah ngilangin mimpi gue demi Ryu.." Kata-jata itu rasanya sudah terputar bagaikan kaset rusak dalam otaknya.

Setelah pergi menghampiri sang kakak dan mendengar kalimat terakhir kakaknya saat itu Ryu sadar jika Ryu tak seharusnya berada di dekat siapapun. Dirinya yang sejak awal merasa menjadi beban bagi semua orang semakin yakin dengan spekulasinya itu dan memutuskan untuk mengakhiri semuanya.

"Kalo kak Rei menderita karena kehilangan mimpinya, bukannya gue juga seharusnya gitu?" batin Ryu sembari mengelus pelan laptop yang selalu digunakannya untuk menulis.

Atap gedung terbengkalai ini lagi-lagi menjadi saksi atas kesedihan Ryu. Namun jika tadi pagi Ryu kesini untuk mencoba menulis, maka sekarang ini berbeda dari sebelumnya.

Ryu tersenyum sejenak menatap laptop hitam pemberian dari sang kakak 4 tahun yang lalu.

Sakit.

Rasanya sakit ketika mengingat momen bahagianya bersama sang kakak dulu.

"Maaf.. Tapi gue nggak pantes bahagia.."

Whusss

Detik berikutnya, Ryu melempar laptop itu kebawah sana. Tak peduli semua hasil tulisannya ada disana, Ryu memantapkan hati untuk membuat hukumannya sendiri.

"Hari ini.. Semua telah berakhir.." batinnya menatap nanar kebawah sana.

Setelah melempar barang berharganya, Ryu mundur dari pembatas atap dan duduk di pojok dekat pintu. Anak itu mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak nomor Eda, sahabat terbaiknya.

Air matanya tiba-tiba saja tak bisa dibendung. Ia menangis dalam diam begitu melihat nama itu disana.

Ryu pun membuka jendela Chat dengan sahabatnya itu. Sejenak, Ryu terpaku melihat banyaknya chat-chat berisi kata-kata penyemangat yang pernah Eda berikan padanya. Ryu tersenyum miris. Namun, walau dengan perasaan itu Ryu memantapkan diri untuk merekam sesuatu yang akan ia kirimkan untuk sahabatnya itu.

"Eda, ini gue Ryu sahabat lo.."

"Gue sekarang mau minta maaf karena semua kata-kata penyemangat dari lo berakhir sia-sia. Selama dua ini gue udah tahan semua. Sikap orang tua yang perlahan beda, sikap keluarga yang nyalahin gue, dan sikap temen-temen yang nyudutin gue. Gue udah kenyang sama semua itu.."

Ryu menjeda ucapannya, anak itu mengusap kasar air matanya dan menghela napas sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Tadinya, gue berharap kalo perlahan semuanya bakal jadi lebih baik karena gue yakin gue punya lo dan Kak Rei yang nggak pernah nyalahin gue. Tapi, hari ini gue sadar. Setelah lo jauh dan kak Rei nyalahin gue, gue berarti cuma sendirian sekarang. Gue nggak suka sendirian Da, jadi gue nggak akan biarin gue jadi sendirian.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SO FAR AWAY : Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang