Bagian 5. Accusation

181 23 4
                                    

So Far Away

Bagian 5

"Accusation"


.

.

.

Pernah dengar istilah darah lebih kental daripada air?

Istilah itu berarti hubungan keluarga lebih kuat daripada hubungan apapun. Namun, jika itu berkaitan dengan diri sendiri apakah hubungan keluarga bisa dijadikan alasan?

Mungkin, dalam kasus yang menimpa Ryu dan Rei semua itu tidak berlaku sama sekali.

Saat ini, Ryu masih menatap tak percaya pada sang kakak yang baru saja menyeret Ryu ke rumah pohon. Sejak kecil, kala keduanya menyambangi tempat itu pasti keduanya akan senang dan bermain dengan riang. Tapi, khusus hari ini semuanya berbeda.

Tak ada lagi senyuman, tak ada lagi canda tawa riang.

"Kak, jadi selama ini kakak juga sama kayak yang lain?" tanya Ryu dengan mata yang telah berkaca-kaca.

Bukan tanpa sebab dirinya berkata demikian pada sang kakak. Tadinya, dari semua orang yang Ryu percaya, kakaknya adalah orang yang bertahta paling tinggi. Ryu mengira kakaknya adalah orang yang akan selalu berada di sisinya selamanya. Namun, semua itu patah hari ini.

Semua pikiran baik Ryu tentang sang kakak terhapus bersamaan dengan perlakuan Rei yang tadi melemparnya dengan hasil pemeriksaan bekas kejadian naas yang terjadi pada mereka saat dulu.

"Lo berlaku seolah-olah lo yang paling tersakiti Ryu! Lo belagak butuh seseorang padahal lo harusnya nggak butuh siapa-siapa!"

"Lo baik-baik aja Ryu! Lo nggak kenapa-napa!" sentak Rei dengan nada emosinya.

"Tapi lo tau apa? Gue kehilangan semuanya. Gue nggak bisa gapai cita-cita gue bahkan ketika gue mau. Seharusnya gue yang kesakitan, seharusnya gue yang butuh lebih kasih sayang. Tapi apa?!"

"Gue yang butuh ketenangan doang harus ngalah dan denger semua cacian dari orang. Gue harus denger mereka yang lebih muji lo daripada gue. Dan puncaknya, gue juga harus denger pembelaan-pembelaan tentang lo yang bahkan udah gitu tega bikin gue kayak gini!!"

Ryu hanya diam dan menunduk mendengarkan semua ucapan sang kakak. Seharusnya Ryu juga bisa menjawab dan memberitahukan bagaimana dirinya yang sebenarnya. Namun Ryu mana pantas?

Ia seharusnya memang tak pantas bersedih karena yang harusnya bersedih adalah Rei. Ia bahkan seharusnya tak boleh mengeluh karena yang seharusnya mengeluh adalah Rei. Ia tak berhak. Bahkan sekedar bersedih pun rasanya ia tak pernah berhak.

"Maaf aku egois kak.."

"Bagus kalo lo ngaku egois. Muak tau nggak si gue liat lo yang gini-gini terus. Sementara gue berusaha baik-baik aja, lo malah nyari perhatian mulu!"

Mendengar itu Ryu reflek memejamkan mata. Ryu rasanya begitu terkejut mendengar pendapat sang kakak tentang dirinya barusan.

"Ternyata, gitu ya isi pemikiran kakak tentang gue selama ini?"

"Apa ini juga berarti kakak nyesel udah nyelametin gue waktu itu?"

Dengan keberanian yang entah darimana, Ryu mengajukan pertanyaan yang memang selalu ada di benaknya selama ini. Matanya menatap sang kakak yang kini malah diam terlihat agak terkejut dengan pertanyaan yang Ryu tanyakan saat ini.

SO FAR AWAY : Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang