PADA HARI SELASA sore dekat awal musim panas itu, Beau dan Matthew datang ke taman dekat sisi sekolah untuk pertemuan bulanan klub membaca yang mereka dirikan sejak masih junior. Biasanya, mereka akan saling bertukar pendapat tentang bacaan mereka yang berbeda, atau cuma tiduran di atas rumput sambil membaca buku kesukaan mereka. Sebagian anggota yang masih junior lebih sering menyendiri dan membaca, sedangkan yang lain benar-benar tertidur tanpa membuka satu halaman pun.
"Bukankah buku ini membosankan? Alur benci-jadi-cinta, bukankah cerita ini sudah mulai berjamur dimana-mana sekarang? Bagaimana menurutmu?"
Matthew yang sedari tadi asik masuk ke dalam dunia yang diceritakan oleh buku bacaannya mendongak menatap Beau, namun hanya menemukan sahabatnya itu duduk dengan pandangan menerawang jauh ke hamparan rumput di depan.
"Beau Anderson?" panggil Matthew berusaha menyadarkan pemuda itu.
"Uh, oh─apa? Kau bilang apa?"
Beau berkedip-kedip dan menggelengkan kepalanya. Bayang-bayang tentang sosok Jealachi dan Fabio yang sedari tadi mengisi kepalanya buyar seketika.
"Kau melamun lagi."
"Aku hanya─ ada sesuatu yang sedang ku pikirkan." Dia kembali menggeleng, mencoba mencari sesuatu untuk dibaca namun sadar ia datang tanpa membawa apa-apa.
Matthew tampak tertarik. "Apa itu? Kau mau membagikannya padaku?"
"Tidak ada, hanya sesuatu yang tidak penting."
"Ayolah, kau sudah melamun sejak pagi, mustahil jika hal itu sesuatu yang tidak penting bagimu."
"Yeah, tidak, ini cuma... pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kepalaku."
Mattew langsung menutup bukunya lalu meletakkan kedua tangannya di dagu, siap mendengarkan Beau dengan seluruh hatinya. Melihat itu, Beau seolah kehilangan alasan untuk menghindar. Ia menyerah. Ia tetap akan mencoba mengeluarkan isi pikirannya tanpa membuat segalanya terlalu jelas.
"Matt, apakah kau percaya pada aktifitas paranormal dan supernatural?"
Pertanyaan itu langsung membuat bola mata Matthew berbinar.
"Oh! Pembahasan ini menarik! Um, kalau kau tanya aku, aku tidak bisa bilang aku mempercayainya karena aku tidak pernah mengalaminya. Tapi ada begitu banyak cerita dan testimoni yang bisa membuat bulu kudukku berdiri."
Beau mengangguk pelan, sadar kalau akan sulit baginya untuk menceritakan seluruh pengalaman tidak biasa yang ia alami pada Matthew atau siapapun di luar sana.
"Benar, kau tidak akan percaya sampai kau melihatnya sendiri." Ia bergumam pelan.
"Siapa yang sedang kita bicarakan? Apa si anak baru itu?" tanya Matthew tiba-tiba.
"Apa? Siapa?"
"Fabio! Apa kau sedang merujuk pada Fabio?"
Beau hampir tersedak udara yang ia hirup sendiri. Bagaimana Matthew bisa langsung menyimpulkan sesuatu dengan begitu akurat saat Beau telah berusaha agar membuat semuanya tidak terlihat jelas?
"Kenapa tiba-tiba aku harus membicarakan dia?" Beau masih mencoba mengelak.
"Tidak, hanya saja kau hampir tidak pernah membahas soal ini dan kau bukanlah orang yang percaya pada hal-hal semacam ini. Juga, kalian beberapa kali kedapatan bicara berdua. Bukankah kau berpikir dia anak yang aneh? Apa menurutmu dia memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat?"
Beau mulai berpikir jangan-jangan Matthew sebenarnya curiga ada sesuatu antara dirinya dan Fabio, entah apapun itu, namun dia pura-pura tidak mengetahuinya selama ini. Tapi Matthew tetap tidak akan pernah mengetahui sesuatu tentang Fabio ataupun Jealachi karena dia hanyalah manusia biasa. Dan Beau harus menjaga semuanya tetap seperti itu. Jangan sampai Matthew ikutan terlibat berurusan dengan makhluk seperti Jealachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Feathers [FORCEBOOK]
Mistero / ThrillerBeau tidak mengerti bagaimana pertemuannya dengan Fabio si anak baru di sekolah malah membuatnya berakhir berurusan dengan sesosok makhluk bersayap hitam yang kejam, haus darah, dan senang membuat kekacauan di muka bumi, Jealachi.