Chapter 7

360 30 4
                                    


Disclaimer: Sakura, Gaara, Sasuke, Naruto, shikamaru ataupun Ino bukan milikku. Mereka buatan Kishimoto Masashi-Sensei

Happy reading guys, jangan lupa review

Emeraldnya menatap ke sana ke mari, menelisik setiap sudut sekolah, mencari entitas suatu sosok yang sedari tadi menghilang. Tasnya masih ada berarti sosok itu masih berada di sekolah. Sakura bertanya dan bertanya pertanyaan yang sama 'kau lihat Sasuke' namun tak ada, tak ada yang tahu. Maka kakinya melangkah ke kantin, tampat mereka biasa berkumpul. Para sahabatnya telah di sana. Tapi tidak. Sosok yang dicari tidak ada.

Ia tahu bahwa sosok itu sedang tak baik-baik saja sedari pagi. Ia tahu sosok itu sedang marah-marah yang mungkin benar-benar marah. Selama delapan tahun mereka saling mengenal, Sakura sudah tahu arti dari semua ekspresi sosok itu. Walaupun semua terlihat datar di mata orang lain tapi Sakura mengetahui bahwa ekspresi yang dipasang pria itu tadi pagi benar-benar lain. Ekspresi marah, terluka dan frustasi.

"Sakura, ada apa?" Gaara bertanya dengan nada khawatir, menyadari sedari tadi gadis itu hanya mengacak-ngacak bekalnya. Sakura hanya tersenyum, tanpa bersuara. Semua orang di meja itu menyadari ada sosok yang hilang namun mereka tetap diam karena sang merah muda juga tak kunjung bertanya. Maka siang itu, mereka lewati dengan diam. Naruto seperti sedang kehabisan bahan candaan dan Ino juga tidak mempunyai sesuatu untuk diperdebatkan sedangkan Gaara Ia tahu bahwa kehadirannyalah yang menyebabkan semua ini.

"Sasuke sudah pulang" Shikamaru bersuara membuat Sakura yang sedari berjalan dalam diam berpaling padanya "dia menyuruhku membawakan tasnya" sambung Shikamaru

"boleh aku yang bawa tasnya" Ucap Sakura yang dibalas anggukan Shikamaru.

Sakura melangkah keluar kelas sambil menenteng tas Sasuke. Ia berjalan cepat, tak ingin bertemu dengan sosok yang selalu mengantarnya pulang. Tapi apa. Sosok itu sudah di sana, berdiri di samping mobil merah menunggunya. Maka Sakura mencoba tersenyum, lalu berjalan mendekat. Toh Ia tak bisa bersembunyi lagi

"Gaara. Kita tak bisa pulang bersama hari ini" Sakura berucap begitu Ia berdiri setengah meter di depan Gaara. Gaara hanya diam, mata jadenya melirik benda yang dibawa Sakura yang siapapun tahu itu milik siapa.

"aku akan mengantarmu. Masuklah" Gaara membalas, membuat Sakura tak tahu harus mengatakan apa lagi

"Tap-"

"Masuklah Sakura. Aku akan mengantarmu ke rumah Sasuke" dan Sakura pasrah, tak tahu harus apa lagi maka Ia tetap masuk di mobil Gaara. Tangannya mencekram erat tas Sasuke di dadanya, membuat hidungnya dapat mencium aroma maskulin khas tubuh Sasuke dari benda itu. Tingkahnya sedikit banyak membuat hati pria di sampingnya terasa tercubit tak tahu oleh jari siapa.

Perjalananan itu diliputi keheningan. Mengapa hari ini begitu buruk? Batin Sakura. Mengapa Sasuke bertingkah seperti itu? Seharusnya pria itu tetap tenang seperti biasanya. Seharusnya pria itu tetap mengabaikan sekitarnya.. Apa yang membuat Sasuke berekspresi seperti itu? pertanyaan itu yang paling menggerogoti otak Sakura. Ah satu lagi. Bagaimana dengan Gaara? Bagaimana perasaan pria di sampingnya? Ia tak menutup mata, Ia tahu tingkahnya hari ini pasti menyakiti Gaara. Tapi Ia bisa apa. Ia tak bisa tenang, menyadari bahwa entitas Sasuke tak tertangkap emeraldnya. Hatinya khawatir, menyadari mungkin penyebab marah pria itu adalah dirinya.

" ...ra....sakura" sayup terdengar suara Gaara, membuat Sakura menoleh menatap pria itu dengan wajah bertanya "kita sudah sampai" dan Sakura tersadar sepenuhnya, bahwa mobil Gaara telah berhenti tepat di alamat yang disebutkan Sakura beberapa belas menit yang lalu.

"Sakura bagaimana selanjutnya?" lalu pria itu kembali bersuara, membuat jari-jari Sakura semakin erat mencekram tas Sasuke. Yah bagaimana selanjutnya? Itu juga yang ditanyakan otak Sakura.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang