Chapter 4

323 38 6
                                    

Disclaimer: Sakura, Gaara, Sasuke, Naruto, shikamaru ataupun Ino bukan milikku. Mereka buatan Kishimoto Masashi-Sensei

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading Guys! Jangan lupa review

.

.

.

Sasuke tahu ada yang salah dari hidupnya akhir-akhir ini, seakan ada yang sesuatu yang hilang. Sasuke bukan pria bodoh yang tak tahu apa itu.

Sasuke menyadari bahwa tak ada lagi gadis berambut merah muda yang menumpang di mobilnya setiap pagi, tidak ada lagi-lagi yang bergelayut manja di lengannya setiap Ia berjalan, tak ada lirikan malu-malu setiap ia duduk di kelas, tak ada lagi kotak bekal berwarna biru dongker di meja kantingnya, tak ada lagi suaru merdu yang selalu mengganggunya setiap Ia mengerjakan sesuatu, tak ada lagi suara dering ponsel yang mengingatkannya untuk tidur di malam hari atau bangun di pagi hari.

Tak ada lagi .... Yah tak ada lagi seakan gadis itu tak lagi merasakan keberadaannya dan hati Sasuke sedikit tercubit dengan kenyataan itu.

Benar. Delapan tahun yang lalu saat gadis itu menyatakan perasaannya, sontak Sasuke menolak karena rasa itu memang benar tak ada di hatinya, rasanya mereka masih terlalu muda saat itu.

Namun, gadis itu tak menjauh, gadis itu tetap berada di sampingnya, mengganggunya, memperjelas keberadaannya. Lalu mereka tumbuh bersama, memasuki SMP yang sama, di saat teman-teman di sekitar mereka mulai menjalin suatu hubungan, gadis itu kembali mengutarakan perasaannya, tapi Sasuke tetap menolak, bukan karena tak suka, hanya saja Ia merasa yang Ia rasakan terhadap gadis itu hanyalah rasa suka sebatas teman, jujur Ia tak pernah merasakan tanda-tanda orang jatuh cinta setiap gadis itu berada di dekatnya.

Seperti dua tahun sebelumnya, gadis itu tetap di sampingnya, beraktivitas seakan mengabaikan tatapan tak sukanya setiap kali  keberadaanya terlalu dekat dengan tubuh Sasuke.

Hari-hari kembali berlalu, memasuki tahun kedua gadis itu kembali mengutarakan perasaannya di atap sekolah mereka yang memang tak berpenghuni, tepat di hari ulang tahun Sasuke.

Gadis itu membawa sebuah hadiah yang dibungkus dengan kertas berwarna pink, saat itu Sasuke hanya diam sambil menatap gadis bermata emerald di depannya, lalu berlalu beberapa menit selanjutnya, meninggalkan gadis yang masih berdiri sendiri di sana, menunggu jawaban.

Hari itu, Sasuke menyadari bahwa hujan deras membasahi bumi beberapa menit setelah Sasuke meninggalkan atap dan esoknya dia mendengar bahwa gadis itu tak masuk karena sakit.

Sasuke tak tahu, apa yang membuatnya terdiam saat itu, tak menjawab perasaan sang gadis, hanya saja perasaan yang Ia rasakan hanya nyaman, perasaan yang juga Ia rasakan saat bersama Naruto, sahabatnya.

Tak bisa Ia pungkiri bahwa dirinya telah terbiasa dengan keberadaan gadis itu di sekitarnya, satu-satunya perempuan selain ibunya yang Sasuke biarkan menghiasi hari-harinya.

Namun hanya itu, tak ada perasaan lebih, maka Sasuke menyimpulkan bahwa yang dirasakannya bukan sesuatu yang mereka sebut sebagai 'cinta'

Hari-hari SMP mereka berlanjut, Sasuke tak menampik bahwa gadisnya-eh-gadis yang menyukainya menjadi salah satu incaran setiap pria di sekitarnya, telinganya mendengar beberapa senior telah menyatakan cinta namun tak ada yang diterima gadis itu. Saat itu, Sasuke menyadari sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tanpa Ia ketahui sebabnya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang