Happy Reading!!
*kring! Kring!
Berkali-kali ponsel Sea berbunyi, ia ingin sekali mengangkat telfonnya, siapa tau dia bisa meminta bantuan kepada si penelepon.
Hp yang terlempar 4 meter dari tempat Sea berada membuatnya harus berusaha menjangkaunya, bagaimanapun caranya.
Terlihat Sea berusaha menyeret badannya dengan patokan kedua tangannya.
"Shh," Ringis Sea ketika tak sengaja tangannya terkena pecahan kaca.
Keringat dan darah menetes di penjuru lantai kamar Sea, dengan sisa tenaganya Sea berusaha untuk menggapai handphone miliknya yang untungnya masih terus berbunyi.
Hingga..
Hap, handphone berhasil Sea jangkau, dengan cepat Sea langsung mengangkat teleponnya tanpa melihat siapa penelepon nya.
Terdengar suara yang ia kenali dari sebrang.
"Woy lama amat si lo angkatnya!"
Raut kebingungan terpampang di wajah Sea. Saka? Bagaimana Saka bisa mengetahui nomor telepon nya?
"Malah diem elah, tau lah gue matiin."
"T-to..long."
"Se? SE! LO KENAPA? JAWAB GUE!"
Sea sudah kehabisan tenaga untuk berbicara, ia langsung mematikan sambungan teleponnya sepihak lalu mulai mengetik sesuatu di layar handphone nya.
+62***********
Anda
📍Location.
Read.Berhasil Sea mengirimkan lokasinya kepada Saka sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri.
Setelah menerima pesan dari Sea, Saka langsung bergegas menuju lokasi yang Sea kirimkan.
Di tengah tengah perjalanan Saka hanya terus menggerutu. Kenapa di situasi genting seperti ini jalanan ibu kota harus macet sih.
Setelah hampir setengah jam Saka menelusuri jalan ibu kota, akhirnya ia sampai di tempat tujuan.
Rumah dua lantai bercat putih yang terlihat sangat sunyi, seperti tidak berpenghuni.
Di rumah semegah ini, Sea hanya tinggal sendirian, Papa nya mungkin hanya pulang ketika ada urusan contohnya untuk memberi Sea hukuman seperti tadi.
Melihat pintu yang tidak terkunci Saka langsung menerobos masuk, ia melihat sekeliling.
Sepi, kalimat pertama yang terlintas di benak Saka.
Saka menyusuri seluruh ruangan demi ruangan yang berada di rumah tersebut, hingga atensinya terfokus pada satu ruangan di lantai dua yang pintunya terbuka.
Dengan cepat Saka berlari menuju ruangan tersebut.
Betapa terkejutnya Saka melihat kondisi ruangan itu, Pecahan kaca berserakan dimana mana, darah berceceran dan satu yang paling mengejutkan, terlihat Sea yang tergeletak tak berdaya dengan baju seragamnya yang sudah berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara [ON GOING]
Teen Fiction⚠️Warning⚠️ -Follow dulu sebelum baca -Terdapat kata kata kasar, kekerasan. -Typo bertebaran. -Tidak untuk di plagiat! -Murni karya dari pemerasan otakku sendiri. _-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_- Aku ada itu untuk kamu, tidak ada kesalahan...