keely

327 36 0
                                    

"Kelas kami kedatangan murid baru," Di tengah dentingan garpu dan sendok, suara Taufan berhasil memecahnya; membuat semua perhatian tertuju pada Taufan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kelas kami kedatangan murid baru," Di tengah dentingan garpu dan sendok, suara Taufan berhasil memecahnya; membuat semua perhatian tertuju pada Taufan. Solar masih menyendok makanan nya, melihat Taufan sejenak dan memakan makanan nya dengan lahap. Menatap aneh pada Taufan. "Terus kami harus apa?"

"Eeehh, laki-laki itu jauh lebih pintar dari kamu, Solar," Taufan tersenyum dengan miring, mencoba untuk menggoda murid ambisius seperti Solar. "Aku bisa memberikan prediksi bahwa ia akan menduduki peringkat pertama untuk ranking sekolah"

Solar yang merasa kebanggaannya tercoreng itu langsung menggenggam garpunya dengan kencang. Menatap solar dengan tajam, makanan yang sedari tadi ia makan dengan lahap, kini ia acuhkan. Solar benar-benar tidak terima dengan pernyataan dari Taufan. Karena, hey! Siapa juga yang akan mengalahkannya? Bahkan Halilintar tidak akan mampu menggapai tempat yang telah Solar pegang selama dua tahun belakangan ini.

"Memang sepintar apa dia?"

Taufan menggedikkan bahu, "sepintar orang yang bisa mengerjakan soal dari bu yeema" Yeema adalah guru matematika nya. "Gila, itu orang makin bringas aja kalau ngasih soal, duh, kepalaku yang malang"

Solar terkekeh, mengejek Taufan yang kini menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan. "Kamu saja yang terlalu dungu"

"Apa kamu bilang?!" Taufan langsung menegakkan tubuh, menatap Solar dengan tajam sambil menunjuk-nunjuk Solar dengan jari telunjuk nya. "Aku ngga dungu ya, hey! Bu Yeema saja yang tidak memberikan keringanan!"

"Dunguu.. Dunguu, Taufan dungu"

Urat nadi milik Taufan mencuat keatas, menahan rasa marah yang akan segera ia lepaskan pada Solar. Taufan sudah pada posisinya; mencengkram kerah Solar, berniat untuk mencakar wajah milik sang teman sebelum pernyataan yang muncul dari mulut tak terdugaterduga menahannya.

"Kalau dilihat-lihat, Ice cantik ya?"

Semuanya lantas menoleh, melongo melihat Blaze yang menatap mereka dengan heran. "Apa, kenapa?"

"Blaze, kamu ngga habis kejedot meja kan? Mana yang sakit, mana yang memar?" Taufan dengan cepat memegang kepala sang teman. Mencari tanda-tanda memar yang Taufan sebutkan tadi. "Mana memarnya?"

Blaze berontak, mendorong Taufan beberapa langkah menjauh darinya. "Kamu kenapa sih, Fan?! Emang salah ya?"

"Kamu yang aneh, dungu!"

"Eh, ada yang manggil dirinya sendiri nih"

"Diem deh, Solar!" Taufan menatap sengit sang musuh lalu berpindah pada Blaze dengan tatapan anehnya. "Sejujurnya, Ice laki-laki. Tidak sopan jika kamu memujinya cantik, Blaze" Taufan menghela nafas dengan berat, menggeleng, merasa heran dengan penilaian yang diberikan oleh Blaze pada Ice. "Apalagi kamu laki-laki"

"Terus kenapa kalau aku laki-laki?" Blaze mengerjap, bingung dengan jawaban nya sendiri. "Eh, lupakanlah" Blaze mengurut keningnya lalu memijat hidung bangirnya. "Aku jadi bingung, kenapa aku melihat Ice dengan pandangan yang sedikit errrr... Berbeda?"

Keadaan perlahan menjadi canggung, kegaduhan beberapa menit yang lalu berubah menjadi suasana paling sunyi yang pernah mereka hadapi. Membuat Solar mulai jengah, ia menggebrak meja nya. "Terus kenapa kalau kamu melihatnya dengan beda? Tidak akan jadi masalah bagiku"

"Aku jadi penasaran dengan wajah anak  baru itu, dimana ia sekarang?" Pertanyaan dari Solar hanya mendapatkan gelengan kepala. Mereka berdua tidak tau dimana Ice sekarang.

"Yasudahlah, nanti aku akan berkunjung," Ucap Solar dengan sedotan es jeruk setelahnya. "Merepotkan sekali"

"Hahahaha ada yang merasa disaingin kah?" Taufan berucap dengan nada jahil, menoel-noel lengan Solar. Membuat laki-laki berkaca mata itu mendelik sekali lagi.

"Mana ada!" Solar berdehem lalu membenarkan kaca mata yang sedikit longsor dari hidung bangirnya. "Aku punya kepercayaan diri jika ranking ku tidak akan turun dibawahnya"



........

Solar yang congkak setengah mampus sama posisi nomor satunya dan aku be like: mang eaaak? :VvvvVvV

archerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang