Bab Satu

44 6 0
                                    

Haiii...

Sebelum masuk ke ceritanya, aku mau kenalin para tokoh-tokohnya dulu, nih.

Their is main character :

Their is main character :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delvin Aelendra

*****

“Gue sangat berharap kalo lo jawab semuanya, dengan jujur, Mel.” Delvin menatap tajam ke arah gadis yang tertunduk di hadapannya saat ini. Tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, tak lupa dengan berjalan ke kanan ke kiri. Menambah aura seram di sekitar kamarnya itu.

“Maafin Amel, Vin. Amel bener-bener lupa,” ucap Amelia—gadis yang tengah diinterogasi oleh Delvin sekarang.
Delvin menghela berat. “Lo tahu kan, gue nggak mudah memaafkan orang?”

Amelia mengangguk dengan terpaksa.
“Bagus. Gue mau lo keringin tuh sepatuh. Nggak tahu gimana caranya, yang pasti besok pagi gue bisa pakai itu. Paham?”

“I-iya.”

“Keluar sana!” Delvin berbalik, menghadap ke cermin. Melihat punggung Amelia yang mulai hilang ditelan pintu.

Dia beralih duduk di ranjangnya. Menghela napas panjang sambil menggusar wajahnya dengan kasar.
Tingkah cerobohnya Amelia tadi, masih terbayang-bayang di pikiran Delvin. Gadis itu dengan bodohnya membiarkan sepatunya basah diguyur hujan setelah dicuci dengan bersih.

Ditambah lagi dengan jawaban Amelia tadi. Sungguh membuatnya sangat naik pitam, tugas seperti itu saja gadis itu tidak becus mengerjakannya.
Delvin membaringkan badannya di kasur, dan menatap lurus ke arah langit-langit kamarnya. Mencoba menenangkan supaya tidak terlalu emosi kepada Amelia.

*****

Amelia menghela berat, dia berdiri di depan kulkas dengan sepatu Delvin di tangannya. Ia berjalan ke belakang kulkas dan meletakkan sepatu itu di sana.

Setelah selesai, Amelia langsung masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas dipan warna pink. Menatap langit-langit kamar nya yang berwarna senada dengan kasurnya.

“Kamu kenapa kayak gini sih, Vin,” gumamnya dengan kedua tangan yang menjadi bantal kepalanya.

“Nggak bisa ya, jadi orang baik sebentar aja.”

Amelia berucap dengan suara serak. Pertanda sebentar lagi akan menangis, karena mengingat tingkah Delvin yang selalu membenci dirinya.

Delvin Aelendra. Nama seseorang yang pernah menjadi tetangga sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Dia orang yang baik, ramah, dan juga humoris. Itulah kata orang-orang yang dekat dengan Delvin.

Namun menurut Amelia, justru definisi laki-laki itu sangat tidak pantas untuknya. Dari sudut pandang Amelia, Delvin adalah laki-laki yang bawel, pemarah, serta suka suruh-suruh orang lain.

Contohnya seperti tadi. Padahal dia yang punya sepatu, tapi malah Amelia yang susah-susah untuk mencuci sepatunya. Bukannya terima kasih, Delvin malah marah ke Amelia karena dia lupa membawa sepatunya saat hujan turun. Yang mengakibat sepatu itu basah kembali didampingi dengan lembab bekas guyuran hujan.

KRIIINNNGGG!!!

*****

Gimana sama bab satunya? Bagus nggak?

Jangan lupa vote, comment, dan share cerita ini ke teman-teman kamu ;)

Salam dari Amelia, the couple of the MC :

Salam dari Amelia, the couple of the MC :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang