Amelia turun menuju ruang makan dengan senang. Pasalnya, hari ini ia sangat yakin bahwa dirinya tidak akan telat lagi seperti kemarin. Karena semua bukunya Delvin sudah ia susun semalam.
"Pagi, Bi," sapa Amelia pada Bi Imah-pembantu di rumah itu.
"Pagi juga, non."
Kemudian Amelia menoleh ke arah Delvin yang tengah fokus menyantap makanannya dengan kedua pipinya menggembung karena diisi oleh makanan.
Membuat Amelia jadi terkikik geli melihatnya. Ada perasaan aneh di dalam dirinya, yang ingin sekali memegang pipi halus milik lelaki di depannya saat ini.
TINGGG!!!
Amelia terkejut. Suara dentingan sendok yang jatuh ke piringnya Delvin terdengar hampir setengah ruangan.
"Kenapa lo lihatin gue kayak gitu?!" tanya Delvin kesal.
"Nggak papa."
Amelia memonyongkan bibirnya sembari menunduk. Baru beberapa detik sikap Delvin terlihat lucu, sekarang malah berubah jadi ngeselin lagi.
Delvin mendengus, kemudian melanjutkan acara sarapannya.
"Nanti pergi sama pulangnya bareng gue aja," ucap Delvin."Serius?" tanya Amelia tidak yakin.
Delvin yang tahu apa maksud dari pertanyaan itu pun langsung mengernyitkan dahi. "Nggak usah ke-geer-an. Gue sebenarnya ogah nebengin lo. Tapi lo harus tanggung jawab atas kejadian semalam."
"Semalam? Emang Delvin kenapa? Ada yang sakit badannya, gara-gara nyebur ke kolam?"
"Ck! Bukan b*go! Ponsel gue kemarin ada di saku celana pas nyebur ke kolam. Otomatis Hp gue jadi rusak. Dan nanti, setelah selesai pulang sekolah gue mau beli Hp-nya."
"Terus, hubungannya di Amel apa?"
"Lah, kan gara-gara lo gue masuk ke kolam. Minimal tanggung jawab, dong."
"Iya sih, tapi kan Amel nggak tahu kalo Delvin narok hp di dalam celana. Lagipun, Amel nggak punya banyak uang buat beli Hp baru untuk Delvin."
"Yang nyuruh lo beliin gue Hp, siapa? Gue tahu tabungan lo nggak sebanyak punya gue, makanya gue nggak minta ganti rugi sama lo."
"Ohhh, baguslah."
"Tapi, lo harus temenin gue ke mall. Supaya lo nggak harus /ganti rugi."
Amelia mengangguk. Kemudian ia menunduk, dan sesekali menatap wajahnya Delvin.
Amelia sangat tidak menyangka, ia bisa berangkat pulang ke sekolah bersama crush-nya yaitu Delvin. Meskipun ia dijadikan babu, tapi tak apa. Yang penting bisa satu ruangan dengan Devin, itu sudah lebih cukup baginya.
*****
Gimana dengan part ini? Suka nggak?
Jangan lupa like, comment, dan share cerita ini ke teman-teman kamu ya;)
Kata-kata dari Delvin hari ini, "Jangan lupa senyum, meski lagi banyak beban:)"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Novela JuvenilDelvin benci harus satu rumah dengan gadis yang bernama Amelia tersebut. Awalnya ia hanya sekedar teman tetangga, kini mereka malah jadi teman serumah. Ia ingin sekali Amelia pindah dari rumahnya, maka dari itu Delvin sering menyuruh-nyuruh Amelia d...