*Selamat membaca*
_____________
Di sebuah ruangan bertema gelap terdapat terdapat laki-laki yang sedang memandangi layar komputer dan menampilkan sosok yang sedari beberapa tahun belakangan ia pantau.
Ia menyeringai melihat anak kecil yang sedang berlatih bela diri sendirian di belakang rumah nya. Gerakan beladiri bocah itu cukup membuat laki-laki tersebut tersenyum puas.
"Tunggu waktu yang tepat bocah, kamu akan segera merasakan penderitaan mu." Ujar Mr. D tersenyum smirk.
***
Arsy yang tengah duduk termenung di taman belakang rumah tersentak kala mendengar teriakan Mommy nya.
"ARSY." Teriak Naomi dari arah dapur.
"Yes Mom?." Jawab Arsy sembari menghampiri dimana ibu nya.
Melihat ibu nya yang sedang mengemasi Cookies kedalam mika berukuran sedang dan di tempat kan di ranjang yang akan di gunakan untuk ia jualan nanti.
"Mom?."
"Sini sayang."
"Ini, nanti kamu jualannya kaya biasa ya sayang jangan jauh-jauh kalo nggk habis Gpp, oke. Di bawa pulang aja, terus juga nanti kalo capek istirahat dulu sebentar jangan di paksain nanti kamu sakit." Ucap Naomi sembari mengelus kepala Arsy.
"Iya Mommy." Balas Arsy mengangguk.
"Sekali lagi Mommy minta maaf ya nak, nyusahin Arsy terus." Ucap nya lirih dengan memeluk Arsy erat.
"No Mommy. Arsy seneng bisa bantu Mommy, lagian Mom juga masih sakit tapi Mom selalu maksa badan nya Mommy.
Ini juga kemauan Arsy sendiri buat bantuin Mommy, Mommy jangan sedih terus Arsy ikut sedih. Arsy itu anak kuat, Mommy nggk perlu khawatir ya." Gumam Arsy yang masih bisa di dengar Naomi seraya mengendurkan pelukannya lalu menghapus air mata sang ibu.
Naomi sangat terharu mendengar perkataan putri nya.
"Iya sayang, makasih ya buat Arsy Mommy nggk bakal sedih lagi karena Arsy dan Ean kekuatannya Mommy. Mommy sayang kalian, jangan tinggalin Mom ya nak!."
"Pasti Mom. Sekarang Mommy istirahat ya ini biar Arsy yang jualan." Balas Arsy tersenyum tipis.
Naomi mengangguk seraya tersenyum.
"Yaudah gih, Hati-hati ya nak." Pesannya pada sang putri.
"Siap Mommy, Arsy berangkat ya." Pamit nya sembari mengalami tangan Naomi.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikummusallam." Ucap Naomi dengan melambaikan tangan membalas lambaian anak gadis kecilnya.
Setelah melihat punggung anak nya yang sudah tak terlihat, Naomi segera beranjak ke kamarnya untuk beristirahat.
Sedangkan seseorang yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka mengepalkan tangan nya kuat-kuat, bahu nya bergetar menahan antara nangis dan marah.
"Aku janji kalo udah besar bakal lindungin Mommy sama Kakak dari orang-orang jahat dan janji untuk balas dendam pada mereka yang membuat kita menderita." Gumamnya pelan dengan kilatan benci. Dendam terlihat sangat besar di kedua matanya yang sembab.
Setelah melihat Mommy nya benar-benar masuk ke kamar, segera ia ikut beranjak ke kamarnya sendiri.
Di sisi lain..
Arsy terus berjalan dengan sesekali berteriak 'Kue' agar orang mendengar dan mau membelinya.
"Kue, kue, kuee. Buu Kue nya di jamin enak dan higenis tentunya. Ayo bu di beli." Ucap nya menawar pada orang ibu-ibu.
"Eh iya dek, boleh deh." Kata ibu 1.
"Ini berapaan dek." Tanya ibu 2.
"Satu Mika harga 2000 ribu aja bu." Jawab Arsy sambil tersenyum tipis.
"Yaudah saya ambil 3 ya." Kata ibu 2.
"Sama deh saya ambil 3 ya dek." Kata ibu 1.
Arsy mengangguk antusias. "Iya ibu-ibu tunggu bentar ya." Balas nya dan diangguki mereka.
"Oh iya, ngomong-ngomong kamu ini masih kecil kenapa udah jualan, orang tua kamu kemana?." Tanya ibu 2.
Arsy yang sedang membungkus Cookies ke plastik terdiam sesaat.
"Mommy saya di rumah lagi sakit." Jawabnya sambil tersenyum.
"YaAllah cepet sembuh ya buat ibu nya." Kata ibu.2 dan diangguki ibu 1.
Arsy mengangguk samar.
"Tapi kenapa kamu yang kerja? Ayah kamu bukan pengangguran kan?." Kata ibu 1
"Kasihan banget kamu nak." Kata ibu 2
"Ayah saya udah nggk ada." Celetuk nya membuat dua ibu-ibu itu terdiam dan saling melirik.
"Ini bu, jadi nya 18.000 ribu." Kata Arsy sembari memberikan kantong plastik berisi Cookies pada mereka.
"Ah iya, makasih ya. Maaf tadi ibu nggk sengaja nyinggung." Ucap ibu 1 tak enak hati.
Arsy tersenyum tipis.
"Iya Gpp."
"Buat permintaan maaf kita, ibu kasih lebih ya buat beli obat ibu kamu." Kata ibu 2 memberikan dua lembar uang berwarna merah.
Arsy terdiam lalu menggeleng tanda tak mau.
"Nggk usah gpp bu."
"Loh gpp dek ini buat berobat ibu kamu." Ujar ibu 2
"Udah terima aja dek." Kata ibu 1
"Hufft.. Yaudah deh, terimakasih ya bu semoga sehat selalu." Ucap Arsy setelah banyak pertimbangan. Lalu menaruh uang itu di saku nya agar tidak tercampur dengan hasil jualan.
"Lumayan buat beli obat dan di tabung." Batinnya senang.
"Sama-sama, Aamiin." Kompak mereka.
"Kalo gitu saya duluan ya bu." Pamitnya.
"Hati-hati." Arsy hanya mengangguk pelan.
Setelah itu ia kembali fokus berjualan agar bisa segera pulang karena awan mulai menggelap menandakan akan turun hujan dan sekarang juga sudah sore.
"Kue, Kue." Teriaknya.
"Kue nya kak, bu. Dijamin enak dan nagih loh." Tawar Arsy pada segerombolan yang mungkin keluarga? Tapi ia malah mendengar cacian yang mereka lontarkan.
"Paling nggk enak itu."
"Nggk enak gk usah beli ya."
"Bersih nggk tuh."
"Kue jelek di jual."
"Iuh."
Iya kira-kira seperti itulah cemoohan yang Arsy dapat. Sebenarnya sangat ingin ia balas namun dirinya takut emosi nya semakin tersulut.
Arsy hanya mendelik mendengar perkataan mereka dan memberikan tatapan tajamnya pada mereka yang menghina Kue buatan Mommy nya.
Mereka sedikit terkejut karena tatapan tajam Arsy membuat mereka merinding.
"Buset matanya tajem oyy."
"Itu pisau atau mata njirr."
"Serem cok, gue mana bisa melotot gitu yang ada kek setan."
Karena di rasa membuat emosi Arsy mencari tempat lain,
Dan juga hujan seperti nya mulai turun membuat Arsy mencari teduhan. Untung saja masih ada warung pecel lele yang masih buka.***
Haii. Buat yang udah VKS makasii yaa maaf klo banyak typo hehehe, kalian bisa kasih tanda dgn cara komen.
Sampai jumpa di Part selanjutnya ya, Byee
•
•TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Devil's [On-Going]
FantasyARSYABELLA ANGELINA PUTRILIA R. Arsy gadis kecil berumur 6 tahun itu harus menghadapi pahit nya kehidupan. Di saat semua anak-anak seusia nya hanya mengenal kata bermain berbeda dengan Arsy yang harus berlatih keras dan memikirkan cara agar bis...