*Selamat Membaca Guys!*
Jangan lupa Vote dan Komen!!
________________________At 19.45
"SELAMAT MALAM SEMUANYAA." Heboh Samuel.
"Malam Mah, Yah." Kalem Sean.
"Malam juga para jagoan Ayah." Jawab Dika sembari menggoda.
Airin terkekeh melihat nya.
"Malam juga Son." Jawab Airin.
"Oh ya, Arsy mana?." Tanya Dika.
"Em kayak nya masih di kamar deh Yah." Sahut Samuel sedikit melirik ke Sean yang hanya diam.
Dika mengangguk pelan.
"Yaudah kita tunggu dulu Arsy nya nanti kalo nggk turun biar Ayah yang Samperin." Kata Dika dan di angguki mereka.
Sembari menunggu Arsy, Samuel melontarkan candaan agar tidak terlalu hening.
Hingga lebih dari 10 menit Arsy juga belum terlihat batang hidungnya.
"Arsy kenapa belum turun ya? Apa dia ketiduran?." Celetuk Airin menyadarkan mereka.
"Apa Arsy masih marah?." Batin Sean.
"Iya bener, jam makan malam kelewat beberapa menit." Kata Dika melihat jam tangan di pergelangan tangannya.
"Biar Ayah cek." Lanjutnya.
"Aku ikut mas." Sela Airin. Dirinya tiba-tiba merasa sangat gelisah.
"Aku juga." Kompak Sean dan Samuel.
Dika hanya mengangguk sebagai respon.
Ketika sudah di depan pintu ber cat coklat, Dika langsung saja mengetok dan sesekali memanggilnya.
"Kok Arsy nggk nyaut ya Yah? Apa dia tidur jadi nggk kedengeran?." Kata Samuel.
"Arsy beneran marah sampe nggk turun makan malam?." Batin Sean merasa bersalah.
"Ayah juga nggk tau El." Jawab Dika.
"Dobrak aja mas, aku takut ada apa-apa sama Arsy." Ujar nya cemas, terlebih tadi sore ia melihat pandangan Arsy yang terlihat kosong.
Dika mengangguk setuju, sejujurnya ia sudah merasakan hal yang mengganjal di hatinya sedari tadi.
Tanpa basa basi Dika mendobrak pintu tersebut beberapa kali hingga hampir roboh.
Mereka serempak mematung menahan nafas, karena melihat keadaan kamar Arsy yang jauh dari kata bersih dari biasanya.
Deg
Sangat berantakan, terdapat bercak darah yang mulai mengering di lantai bahkan sebuah pisau yang berlumuran darah terlihat sangat mengerikan bagi yang melihat.
"Enggak! Jangan lagi!!." Batin Sean sedih
"M-mas." Lirih Airin bergetar.
Sedangkan Dua bocah cilik itu juga bergetar ketakutan, serempak mereka bergandeng tangan.
Dika yang sadar dari terkejut nya mengedarkan pandangannya ke segala arah, tanpa sengaja ia melihat kertas yang menempel di dinding tepat atas nakas samping kasur Arsy.
Dika mengambil dan membacanya, sontak setelah mengetahui isi kertas tersebut ia melotot tak percaya, tangannya bergetar.
"K-kamu kenapa mas?." Tanya Airin yang melihat suaminya ketakutan.
Dengan cepat ia mengambil kertas itu dari tangan Dika dan membacanya.
"Ng-gk, g-gk mungkin! A-arsy nggk mungkin!! Hiks." Nafas Airin tersenggal setelah mengetahui apa yang terjadi pada Anak angkatnya.
"Mah, Mamah kenapa? Arsy kenapa Mah??!." Sahut Samuel penasaran namun juga takut.
Dika masih terdiam. Begitupun dengan Sean.
Bruk..
"MAMAH!!." Teriak Samuel menyadarkan Sean dan Dika dari lamunannya.
"Airin!."
"Mamah!."
Dika segera membopong Istri nya yang pingsan ke kamar di ikuti oleh Samuel.
Sean ingin menemani Mamah nya tapi dirinya masih di buat penasaran dengan isi kertas yang membuat Dika bergetar serta Airin yang pingsan.
"Apa isi nya?." Batinnya.
Segera ia mengambil nya perlahan dan membacanya.
***
"Yah Mamah nggk kenapa-kenapa kan Yah?." Tanya Samuel sembari melihat Airin yang masih terbaring di kasur memejamkan mata.
"Enggak, InshaAllah Mamah nggk kenapa-kenapa." Jawab Dika mengelus kepala Samuel.
"Ayah, isi surat nya tadi apa? Kenapa Mamah sampe pingsan baca nya Yah? Ayah tadi juga ketakutan kan?." Ucap Samuel bertanya berturut-turut.
Dika diam sesaat.
"Nggk ada apa-apa Son. Mending kamu ke kamar gih, nanti makanannya di anter sama maid." Titah Dika.
"Enggak! El mau di sini nemenin Mamah." Bantah Samuel menggeleng keras.
"Yaudah." Pasrah Dika.
"O iya, Sean kemana tadi kok tiba-tiba ngilang?." Celetuk Samuel membuat Dika menoleh mencari sosok Sean.
"Bukannya tadi sama kamu ngikutin dari belakang?!." Sahut Dika panik.
'Enggak! Jangan sampai Sean juga di bawa sama mereka juga!!." Batin Dika takut.
"Enggak Yah, El nggk tau!." Jawab Samuel menggeleng ribut.
Dika yang mendengar nya bergegas keluar kamar mencari Sean.
Sebelum Dika membuka Knop pintu, pintu tersebut terlebih dahulu di buka dan muncul lah Sean dengan wajah datarnya.
"Sean?!!." Kompak Dika dan Samuel.
Sean menatap bingung mereka, mengapa segitu nya? Apa ia mengejutkan?.
"Hm?." Dehem Sean. Kini tatapan nya mengarah pada Ibu angkat nya yang masih memejamkan mata. Ia menghampiri nya.
"Kamu dari mana Sean?." Tanya Dika menghela nafas lega.
"Iya Ean, kamu dari mana? El kira kamu ngikutin Kita bawa Mamah ke kamar." Kata Samuel.
"Dari kamar mandi." Jawab nya singkat.
Samuel mengangguk sekilas.
Hening..
"Kalian tunggu di sini dulu jaga Mamah ya Son! Ayah ke bawah dulu panggil Maid buat anterin makan malam kalian." Kata Dika seraya melangkah keluar.
Sean dan Samuel hanya mengangguk.
Disisi lain,
Dika menuju dapur memerintah kan salah satu Maid untuk mengantar makanan ke ke atas setelah selesai Dika menuju keluar ke teras.
"Halo."
"..."
"Cari tau siapa dalang sebenarnya yang membuat kekacauan di Mansion Adiwijaya sekarang!." Perintah Dika pada Bawahannya.
"..."
"Dan juga, Cari Anak saya sampai ketemu. Kerahkan semua Anak buah mu!!."
"Saya kasih waktu secepatnya!." Lanjutnya
"..."
"Hm."
Tutt..
Setelah dirinya menelfon bawahannya, ia memikirkan sesuatu yang sedari tadi mengganggu pikirannya.
Menerka nerka siapa dalang di balik hilangnya Arsy.
"Apa mungkin Dia dalangnya? Tapi.. "
***
Ig; _errr7
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Devil's [On-Going]
FantasyARSYABELLA ANGELINA PUTRILIA R. Arsy gadis kecil berumur 6 tahun itu harus menghadapi pahit nya kehidupan. Di saat semua anak-anak seusia nya hanya mengenal kata bermain berbeda dengan Arsy yang harus berlatih keras dan memikirkan cara agar bis...