Revan membuka baju olahraga nya dan tidak ada singlet atau kaos apapun itu di lapisan dalam nya sehingga yang berada di depan mataku adalah pemandangan tubuh bagian atas Revan yang berkeringat dengan warna kulit cerah. Mata ku benar benar terpaku melihat nya sampai Akhirnya kembalikan nya baju itu kepadaku. Basah kuyup oleh keringat nya.
"makasih ya Dri" ucap nya lalu dengan santai nya keluar dari kamar mandi.
"I-iya van"Ini awal keliaran ku terjadi. Memegang baju olahraga ku yang baru saja dipake Revan yang sudah nyaris bisa dibilang kuyup membuat otak ku tidak berjalan lancar. Tanpa pikir panjang aku masuk ke salah satu bilik toilet dan duduk di kloset nya. Dada ku berdegup super kencang benar benar kencang. Apa yang kulakukan? Setidak nya sekejap pikiran itu muncul, tapi hilang kembali. Baju yang ku pegang tadi perlahan kudekatkan ke wajah ku dan...
Aku menghirup nya. Aroma keringat Revan langsung masuk kedalam hidung ku. Aroma yang hanya membutuhkan waktu satu detik memabukkan ku. Bukan karena aroma tidak sedap. Ini aroma keringat yang candu seakan bercampur dengan sedikit aroma parfum yang mungkin dipakai nya juga. Untung nya kamar mandi ini tadi nya kosong dan tidak ada satu orang pun didalam bilik sehingga tidak ada yang curiga. Ada sekitar 20 menitan aku menciumi segala titik sambil membayangkan aku mencium langsung dari badan dan kulit orang yang baru saja menggunakan nya. Aaahhh.... Benar benar ingin terus kurasakan aroma ini. Bahkan ku balikkan baju itu membuat area dalam menjadi diluar sekarang, dan aroma nya semakin kuat, apalagi di beberapa area. Kurasa karena kondisi pakaian ini yang benar benar terlihat basah membuat nalar ku juga ikutan tenggelam sampai lidah ku mulai juga mencoba menyesapi sambil menutup mata ku. Aku benar benar gila. Sangat gila.
Setengah jam aku tanpa menghidupkan bidet ataupun flush kloset yang ku duduki dan hanya fokus menghirup dan merasakan sisa sisa keringat yang ada disana dengan jilatan dan sesapan ku. Kurasa jika ada orang yang juga tau keberadaan ku didalam kloset ini pasti akan terheran bagaimana bisa aku diam selama itu tanpa terdengar sedikit aktivitas pun. Bel sekolah pun berbunyi menyadarkan ku bahwa sekarang jam nya masuk kembali ke kelas. Seperti memegang sebuah harta karun yang sangat berharga, pakaian yang bekas dipakai Revan tadi ku bawa menuju kelas. Tidak lupa aku singgah ke kantin sebentar membeli sesuatu agar bisa meminta plastik kresek untuk menyimpan nya. Aku mau pakaian ini aman ku simpan didalam tas ku.Itu adalah peristiwa awal ku menikmati hal hal yang orang lain mungkin tidak bisa pahami kenapa aku menikmati nya. Bahkan pakaian bekas itu ku biarkan selama dua hari agar bisa ku hirup dan semakin hari aroma nya semakin memabukkan sampai akhirnya harus ku cuci karena lusa sudah harus ku gunakan kembali untuk sekolah. Semenjak kejadian itu, sering kali aku membayangkan bagaimana rasanya dapat merasakan aroma yang sudah menyadarkan ku tentang fetish seperti ini padahal saat itu aku masih SMA.
Meskipun kehidupan ku tampak seperti seorang introvert dan terus mendapat perlakuan diskriminatif oleh teman teman ku (walaupun tetap ku nikmati kejadian kejadian itu selagi tidak sampai menggunakan kekerasan), aku bukan orang yang sepolos itu. Pengetahuan ku tentang teknologi dan informasi cukup mumpuni, apalagi sering kali warnet menjadi pelarian ku dulu untuk mencari apa saja yang membuat ku penasaran hingga mengetahui apa yang terjadi padaku, kenapa aku menikmati perlakuan seperti ini, apa itu fetish dan sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 37 - PESONA SUPIR TRUCK / MENYERAHKAN DIRI
FantasyCerita tentang Adrian yang mulai berani mencoba dunia luar, tapi fantasi nya begitu besar karena segala pengalaman masa lalu nya.