Nama ku Adrian, anak perantauan yang udah mencoba meniti karir sejak tamat SMA. aku sudah 2 tahun di kota ini. Kota dimana semua orang tampak sibuk berlomba lomba menimbun duit untuk menjadi kaya atau sekedar bertahan agar tidak terbunuh dengan kejam nya keadaan. Aku anak paling kecil dari 3 bersaudara, dimana kedua kakak ku sudah berkeluarga dan memiliki kehidupan yang setidak nya cukup untuk mereka. Tapi justru karena mereka ikut dengan suami masing masing, tidak ada sedikit pun andil nya untuk membantu ku selama sekolah dulu. Sedangkan bapak dan emak hanya memiliki penghasilan dari berladang yang tidak tentu dan cukup hanya untuk makanan sehari hari.
Selama masa sekolah, aku sering kali mendapat perlakuan tidak pantas, Sering di bully oleh teman teman sekelas ku karena tubuh ku yang relatif lebih kecil dan kurus dari mereka, terutama yang laki laki. Kerap kali mereka mengatakan aku lebih pantas pakai rok aja ke sekolah. Kadang juga beberapa teman teman pria sekelas dengan kurang ajar nya menepuk pantat atau bahkan meremas nya seakan akan aku memang bukan seperti mereka. Kurasa peristiwa peristiwa direndahkan juga dianggap lebih lemah dari orang sebaya ku ini menjadi benih awal yang tumbuh dalam diriku seperti sekarang. Aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Awal nya aku benar benar sangat takut dan tertekan diperlakukan oleh teman teman ku seperti itu, tapi lama kelamaan perasaan itu seperti di manipulasi oleh otak ku sendiri yang sebelum nya memikirkan itu tindakan yang sangat ku benci menjadi tindakan yang cari cari setiap hari. Melayani mereka seperti membelikan jajanan atau apapun itu seolah menjadi kegiatan yang ku tunggu tunggu karena setelah nya mereka akan "sedikit" memuji ku mengatakan aku penurut dan lain lain. Awal nya memang kurasa itu sebuah cara untuk merendahkan, tapi lama kelamaan aku menikmati nya. Bahkan sekali saat aku SMA, salah seorang teman ku yang merupakan primadona di sekolah kelupaan membawa baju olahraga pada saat pertandingan di sekolah. Nama nya Revan. Entah keberuntungan atau kebetulan saja, aku meninggalkan baju olahraga ku di laci meja ku di hari sebelum nya, dan akhirnya ku pinjam kan kepadanya. Untung nya cukup pas karena baju ku 2 nomor lebih besar meskipun lumayan terlihat ketat untuk nya.
Begitu pertandingan selesai, Revan mengembalikan baju olahraga nya tanpa mencuci nya terlebih dahulu. Dia memanggil ku menyuruh mengambil baju nya yang diletakkan di tas nya dan bertemu di kamar mandi sekolah. Ku lihat di depan mata ku Revan membuka baju olahraga nya dan tidak ada singlet atau kaos apapun itu di lapisan dalam nya sehingga yang berada di depan mataku adalah pemandangan tubuh bagian atas Revan yang berkeringat dengan warna kulit cerah. Mata ku benar benar terpaku melihat nya sampai Akhirnya kembalikan nya baju itu kepadaku. Basah kuyup oleh keringat nya.
"makasih ya Dri" ucap nya lalu dengan santai nya keluar dari kamar mandi.
"I-iya van"
![](https://img.wattpad.com/cover/360122573-288-k850150.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 37 - PESONA SUPIR TRUCK / MENYERAHKAN DIRI
FantasyCerita tentang Adrian yang mulai berani mencoba dunia luar, tapi fantasi nya begitu besar karena segala pengalaman masa lalu nya.