5. TERPUKAU

165 20 2
                                    

Siapa yang tidak tau akan rasa seseorang hanya dengan menatap matanya? Melihat ke arah mana ia melirih tanpa kosong?

Saat senyuman kotak si albino itu jadi petunjuk cerahnya hidup manusia dengan pikiran paling gelap; dia yang menyebut dirinya Geto Suguru.

Dapat ia andaikan segala hal yang berarti sekarang hanyalah Gojo Satoru semata. Kala ia sadar bagaimana sang pujaan yang selalu melirik ke arah .. blonde.

Oh, tentu saja albino itu bilang dia menyukai semua hal tentang Suguru. Tapi siapa yang dapat berbohong sementara matanya tak lari dari Nanami Kento?

Jadi sebenarnya sadar dan tau perasaan seseorang tanpa diberitahukan itu sangat buruk. Geto hampir beberapa kali ingin melepas Gojo lantaran berkelahi dengan pikirannya.

Ini seolah ia adalah manusia tengah diantara mereka berdua. Dia bahkan bukan orang yang akan dilirik.

Ia bisa menatap dari dekat bagaimana netra biru menyala albino kesayangannya tak mau lepas memandangi Nanami dari jauh.

Rasanya sakit dan ia seolah didorong ke gelap yang tidak memiliki satupun teman di dalamnya. Geto dapat merasakan rasa iri menggelap dijantung, mengecap tiap sisi hati.

Kenapa? Kenapa bukan ia yang dilihat? Kenapa?

Tangan Geto menelusup masuk kehelai-helai surai putih yang membuatnya menderita sendirian. Ia tidak mengerti bagaimana ia bisa begitu jatuh pada seseorang yang sangat tidak rapi pada dirinya sendiri.

Ia menunduk dan mengamati kulit putih Gojo. Tenggelam sendirian dipikirannya, Geto bisa rasakan betapa ia jijik dengan perasaannya sekarang.

Perasaan yang sadar; bukan Gojo yang membutuhkannya, tapi ialah yang membutuhkan Gojo. Ia benci pada rasa itu setengah mati.

Geto gigit bibir dalamnya, tak mengizinkan tangannya diam bergerak. Ia mengelus rambut putih Albino dengan pelan, berusaha lawan benaknya yang terus menyeru.

Ia tidak bisa melepas Gojo pada orang lain, tidak pada Nanami juga. Walau dia tau apa yang Gojo katakan tentang dia yang mencintainya itu bohong, ia tetap tidak bisa melepas Gojo.

----
.
.
.
.


Aku berjalan menuju gerbang depan asrama seorang diri. Hari ini Gojo bilang akan mengajakku jalan-jalan sebagai teman.

Rasanya sedikit tidak ikhlas sebab kemarin malam ia merajuk tak karuan dan aku harus menghadapinya dengan segala hal yang ia lakukan padaku; ia bilang jalan-jalan ini gantinya.

Apalagi perasaan cukup muak saat bangun keesokan hari dengan tubuh penuh bekas dan sakit-sakitan. Gojo dengan segala sikap yang ia bilang "pencemburu" itu sungguh merepotkan.

Tidakkah ia pikir betapa sulitnya harus menutup tubuh dengan pakaian panjang setiap sisi?

Selama menunggu kurang lebih 15 menit, aku berpikir. "Berapa lama hal seperti ini kita lakukan sebelum Haibara dan Geto Suguru tau?" Kira-kira bagaimana reaksi mereka? Aku merasa begitu payah.

Aku menyelami pemikiranku dengan intens sebelum orang yang aku tunggu itu hadir dengan pacarnya. Oh, aku tidak kaget sama sekali. Aku malah akan terkejut jika ia tidak berjalan bersama Geto; bahkan jika itu artinya ia akan berjalan-jalan pergi ke sembarang tempat bersamaku.

Biarkan Gojo bersenang-senang, dia pantas mendapatkannya. Tak seperti aku.

Aku lihat tangannya merangkul bahu Geto dengan senyuman paling hangat yang ia pakai. Raut cinta dan tulus Albino memuakkan itu terpapar sempurna. Sebelum akhirnya mereka berhenti tepat di depanku, menyapa dan menatap satu sama lain.

CRAWLING BACK TO YOU (GoNana) (SatoSugu) (HaibaNana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang