00|| 01

30 11 1
                                    

SIAP BACA BAGIAN PERTAMA DARI CERITA DIA R

JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA VOTE DAN COMMENT
AGAR AKU SEMAKIN GIAT UNTUK NULISNYA.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Namaku Meisya Azahra Purnomo, orang-orang sih lebih suka memanggilku Mei biar gampang katanya. Terus juga karena sama dengan bulan lahirku. Aku anak Jakarta yang sekarang menetap di Serang.
    
Sejak papaku meninggal, semua aset peninggalan Papa di sita bank. Karena Papa punya tunggakan hutang yang harus di bayar. Termasuk rumah dan juga mobil ikut di sita.
    
Dari kejadian itu Mama mengajakku untuk tinggal di rumah peninggalan nenek yang ada di Serang, tempatnya tidak jauh dari alun-alun kota. Awalnya aku berontak tidak ingin ikut, dan aku tidak mau meninggalkan kota yang telah melahirkan ku. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang kami sudah tidak punya apa-apa lagi dan juga tidak ada rumah untuk berlindung.
    
Jalan satu-satunya aku dan Mama ikhlas meninggalkan Jakarta dan tinggal di rumah peninggalan nenek. Memang, awal-awal aku juga tidak betah dan terus merengek kepada Mama agar balik lagi ke Jakarta, karena aku merasa tidak punya teman satupun di Serang dan kebetulan itu masih libur awal semester.
    
Aku pindah ke Serang ketika usiaku menginjak 17 tahun, dan pada saat itu aku baru saja kenaikan kelas. Pas pindah ke Serang juga kebetulan sekolah masih libur dan belum masuk ajaran baru. Makanya aku merasa tidak punya teman dan terus meminta untuk baik lagi ke Jakarta kepada Mama, meskipun itu tidak mungkin.

•••

Masih awal-awal masuk sekolah di SMAN Serang, juga aku tetap masih merengek kepada Mama karena masih tidak punya teman dan aku merasa malu saat itu. Banyak pasang mata yang selalu memperhatikanku dengan tatapan aneh.
    
"Pokonya, aku mau balik lagi ke Jakarta!" rengek ku.
    
"Sayang," Mama mengusap puncak kepalaku. "Kamu kan masih anak baru, ya wajar kalau belum punya teman. Coba aja kamu kenalan sama teman baru kamu, pasti ada yang mau berteman." Lanjutnya lagi.
    
Aku mencoba untuk selalu sabar dengan semua ini, hingga melewati satu Minggu di sekolah itu. Dan akhirnya aku punya teman namanya Della, teman sebangkuku. Benar kata Mama, dia bilang namanya juga masih baru jadi wajar kalau tidak punya teman. Nanti juga lama-lama punya teman seiring berjalannya waktu.
    
Selain menjadi teman yang baik, Della sering mengajakku keliling sekolah, mengenalkan semua ruangan-ruangan yang ada di sekolah itu. Termasuk juga dia mengajakku keruang prestasi. Di mana di ruangan itu banyak di isi piala-piala dan piagam penghargaan perlombaan yang telah siswa-siswi sebelumnya sumbangkan.
    
Della juga sering mengenalkan tempat-tempat di luar area sekolah yang sering di jadikan base camp anak-anak kalau istirahat, termasuk mengenalkan warjok. Warung pojok milik pak Hambali yang berada tepat di belakang sekolah. Tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat.
    
Seiring berjalannya waktu, aku semakin suka dan betah tinggal di Serang, ketika aku tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki tampan dan juga manis. Memang sih kulitnya tidak terlalu putih tapi menurutku dia benar-benar manis, hingga senyumnya mampu melelehkan hatiku yang kemarin membeku akibat kelakuan mantan  pacarku yang ada di Jakarta.
    
Dia selingkuh dariku dengan teman dekatku. Yang bodohnya aku tidak menyadari kalau mereka berpacaran sudah lama, dan mereka menyembunyikan itu semua dariku. Aku memutuskan untuk putus dari dia dan aku juga memutuskan persahabatanku dengan temanku itu. Kebetulan juga waktunya pas, ketika masalah itu datang kebetulan juga Mama mengajakku pindah ke Serang.

•••

Segini dulu ya, bab ini.
Semoga kalian suka.
Kalau ada typo jangan lupa di komen aja, aku senang kalau ada pembaca mau ngasih masukan.
Jangan lupa...

👉👉 VOTE DAN COMMENT

Dia RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang