02

2.7K 124 0
                                    

📍 Seo House

"Morning adek." Sapa Hendery yang baru saja memasuki kamar si bungsu Seo.

"Abangg."

"Apa sayang?" Balas Hendery menidurkan diri disamping sang adik.

"Adek masih ngantuk."

"Mau ikut Abang ngga?"

"Kemana?"

"Main sama kak Ojun"

"Mauu! Adek mau Abang"

"Mandi gih dek, adek bau iler."

"ABANG NYEBELIN!" Teriak Haechan berlari ke kamar mandi.

"Jangan lari dek."

- - -

"MAEE ABANGG NYEBELIN" Teriak si bungsu Seo berlari ke arah dapur.

Sehabis mandi tadi, Hendery menjahili Haechan dengan mencubit pipi anak tersebut hingga memerah.

"Kenapa lagi sih Der, adeknya jangan dijailin." Ucap Johnny yang duduk di kursi dapur meminum kopinya sambil menunggu Ten selesai menyiapkan sarapan. Hendery tertawa membalasnya.

"Abang cubit-cubit pipi adek." Adu haechan pada Ten.

"Dih ngadu." Ucap Hendery.

"Sini sayang Mae mau liat, mana pipi yang dicubit Abang." Balas Ten mengusap pipi gembil Haechan yang memerah.

Cup. Ten mencium pipi anaknya.

"Dah, yuk makan. Sarapan udah siap." Ucap Ten mengajak Haechan ke meja makan yang sudah ada Johnny dan si sulung.

"Adek ngga mau samping Abang, maee~"

"Yauda sini adek samping Daddy, sini." Ucap Johnny menepuk tempat di sampingnya.

Di rumah keluarga ini ada 2 meja makan. Yang sedang mereka pakai ini meja makan lingkaran dengan 4 kursi.

Lalu, ada juga meja makan panjang dengan banyak kursi yang biasanya mereka gunakan untuk makan bersama keluarga besar atau sahabat mereka.

Ten menyiapkan makan di piring masing-masing, mulai dari suami hingga anak-anaknya.

"Susu adek mae~"

"Iya sayang, ini susu adek." Balas Ten.

Setelah itu, mereka menikmati makanan masing-masing.

- - -

Seusai sarapan, Johnny dan Ten duduk di sofa besar ruang keluarga.

"Bang, rapi bener." Ucap Johnny pada sulungnya.

"Iya Dad, mau keluar sama Ojun. Adek ikut." Balas Hendery ikutan duduk di sofa sambil menunggu Haechan bersiap. 

"Hati-hati ya Bang kalau ngajak adeknya." Ucap Ten.

"Bener-bener diawasi loh bang, kamu meleng dikit. Adek kamu ngilang."

"Siap Mae."

"Abang ayook~" Bocilnya udah siap.

Hendery bangkit dari duduknya. Keluar lebih dulu ke arah pintu dimana mobilnya sudah dipersiapkan.

"Daddy, Mae adek berangkat dulu. Pai-pai."

"Dah sayang, jangan nakal sama Abang. Kiss Mae dulu sini." Haechan mendekat ke arah Ten dan mencium bibir kecil sang anak.

"Daddy juga sini dek."

Cup. "Dah Daddy."

"Bilang ke Abang jangan ngebut dek." Ucap Ten diacungi jempol oleh Haechan.

- - -

Seo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang