07

1.9K 140 9
                                    

📍Jung House

"Ih Echan kok ngga pernah liat kak Mark." Ucap Haechan.

Yup, Haechan sudah berkenalan dengan Mark.

"Iya kak Mark emang di Canada, Adek." Ucap Taeyong.

"Waktu Adek masih kecil, kak Mark udah pindah ke Canada." Lanjutnya.

"Dek, sini sama Daddy aja. Jeno capek itu pangku Adek." Ucap Johnny yang melihat Jeno dengan seenaknya menepuk-nepuk pelan dan menyentuh punggung dan pantat anaknya. Hei, cuma dia dan keluarga Seo saja yang boleh melakukan.

"Nono, keberatan Echan duduk sini?" Tanyanya.

Johnny menatap Jeno berharap menjawab 'iya'.

"Ngga tuh."

Johnny menghela nafas, terkadang anak-anak Jaehyun memang perlu diberi sendikit pelajaran.

"Biarin aja sih John, biar anak Lo sama Jeno. Kita biar bisa ngobrol-ngobrol santai." Ucap Jaehyun.

"Jen, ajak main sana di kamar kamu." Ucap Taeyong.

"Ayoo semuaa kita main di kamarnya Jung Jeno yang ganteng ini." Ajak Jeno.

Semua mengikuti Jeno. Dan berakhir sekarang kamar itu penuh dengan manusia.

"Mark ayolah main PS." Ucap Hendery mengajak Mark.

"Boleh." Balasnya singkat.

"Nanti gantian yaa Bang, abis Lo sama bang Mark. Gue sama Sungchan." Ucap Jeno masih dengan memangku Haechan.

Gatau, Haechan pingin aja lengket sama Jeno.

"Terus Gyu sama siapa?"

"Nanti Gyu sama Echann." Balas Haechan.

"Tapi nanti kalo salah satunya kalah jangan ada yang nangis yaa." Ucap Jeno. Keduanya mengangguk.

"Dah gas lah Mark kita mulai."

Setelah para sulung ini menyelesaikan permainannya. Kini gantian Jeno sama Sungchan.

Haechan pindah tempat deh Jadi duduk dipangku Hendery. Terus disebelahnya ada Mark.

"Der, adek Lo sama Gyu tuaan siapa ya?" Tanya Mark.

Wah gila, Hendery merasa ini ucapan terpanjang Mark yang pernah Hendery dengar.

"Bang Mark emang gitu bang, kalau ada perlunya ngomong panjang lebar." Ucap Gyu.

Ha? Gimana? Dery ga paham.

"Jawab." Ucap Mark.

"Ha? Apa Mark? Lo tanya apa tadi?" Tuhkan kadang otaknya pun ke reset. Padahal Mark baru saja bertanya.

"Gajadi."

"Tuaan Echan, kan Echan temennya bang Jeno." Ucap Gyu mewakili karena dia sedari tadi juga mendengarkan.

Mark cuma ngangguk doang setelah dibalas Gyu.

Yang diomongin mah ngga peduli, fokus nonton Jeno sama Sungchan main dia.

'Sepantaran sama Jeno kok kaya bocah gitu.' Batin Mark.

Yaa maklum aja yaa guys, Mark kan baru pertama ketemu Haechan setelah mereka sama-sama besar.

"Duh Jen, main lagi lah kita." Ucap Sungchan tak terima atas kekalahannya.

Emang kadang Sungchan manggil Jeno ga pake Abang ya, dah biasa itu.

"Ga bolehh, waktunya Gyu sama Echan." Ucap Boemgyu menarik stik PS ditangan Jeno dan Sungchan. Satu untuknya dan satu lagi ia berikan ke Haechan.

"Echan ngga tau cara mainnya." Ucap Haechan bingung.

Haechan suka main game tapi di ponsel kalau di PS gini dia noob.

"Sini sama Abang dek." Ucap Hendery membantu Haechan menjalankan game nya.

Kalo Gyu sih bisa sendiri. Jadi Mark diem aja nonton.

Haechan ga suka main game beginian, jadi dia melepas stik PS nya. Jadi Hendery yang main.

"Adek ga suka." Ucapnya membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Hendery.

"Ish gimana sih Echan, tadi katanya mau main nemenin Gyu." Ucap Gyu tak terima. Ini mah Gyu jadinya main sama bang Dery bukan sama Haechan.

"Echan ga suka." Balasnya.

"Iya, Adek ngga suka." Ucap Hendery.

"Abang." Panggilnya.

"Hm." Balas Hendery tapi fokusnya tetap di game.

"Mae."

"Abang nyelesaiin ini dulu Dek, bentar ya."

"Sama Gue." Ucap Mark tiba-tiba.

"Oh, nih Mark gantiin gue." Ucap Hendery memberikan stik PS nya.

"Ke Mae sama gue." Ulang Mark.

"Takut." Cicit Haechan.

Ngeliat abangnya yang masih serius main game nya. Mau tak mau Haechan ke bawahnya bersama Mark.

Kini keduanya telah keluar dari kamar Jeno dan berjalan menuju para orangtua berada.

"Kak Mark."

"Hm."

"Takut."

Mark menghela nafas pelan. "Kak Mark ngga makan orang okay, jadi jangan takut." Balas Mark mengusap kepala Haechan.

"Hiks~ kak Mark ngga pernah senyum."

Mark panik, dia ngga ngapa-ngapain Haechan. Tetapi anak itu sampai menangis hanya karena melihatnya tidak tersenyum.

"Nih kak Mark senyum."

"Jangan nangis." Mark membawa Haechan kegendongannya.

Dengan masih menenangkan Haechan yang masih sesenggukan, Mark berjalan menghampiri orangtuanya.

Johnny pingin nangis rasanya, dia beneran cemburu ini. Tadi anaknya digendong sama si Jung kedua dan sekarang sama si sulung.

"Kenapa itu adeknya, Bang?" Tanya Taeyong.

"Bosen Bu, minta ke bawah." Balas Mark.

Haechan masih memeluk Mark. Tidak berani mengangkat kepalanya. Dia malu, kan habis nangis. Belum ngaca, gimana mukanya sekarang.

"Udah ngga takut ya Dek, sama kak Mark." Ucap Ten.

Mark meringis pelan mendengarnya. Haechan kan sempat menangis takut tadi.

- - - -

Johnny mulai ketar-ketir anaknya mulai nempel sama kakak Mark.

Segini dulu yaa, beso lanjut lagii
Pai-pai

Seo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang