Hari ini menjelang sore, karyawan pun mulai meninggalkan kantor mereka. Chika kini sedang mengotak-atik ponselnya untuk mencari taksi online, namun tidak berhasil. Zeandra yang baru saja keluar dari kantornya itu pun segera mendekati Chika.
"Lagi nunggu siapa, Chik?" tanya Zeandra, membuat Chika terkejut dengan kehadirannya.
"Astaga!" kaget Chika sembari mengusap dadanya.
"Maaf, saya tidak bermaksud membuat kamu kaget," kata Zeandra merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, Pak. Saya orangnya memang mudah kaget," kata Chika.
"Saya lagi cari taksi online, tapi belum dapat," lanjut Chika.
"Bagaimana kalau saya antar kamu?" tawar Zean.
"Terima kasih tawarannya, Pak. Tapi saya lebih baik menunggu di sini karena saya tidak mau kita menjadi bahan bicara orang-orang yang melihatnya," kata Chika.
"Kamu tenang saja, tidak akan ada yang akan membicarakan tentang ini," kata Zean.
Chika pun terpaksa mengikutinya. Sampai di depan mobil, Zean pun membukakan pintu mobil itu untuk Chika.
Setelah mereka masuk, Zeandra pun menjalankan mobilnya.
"Jika kita sudah di luar kantor kamu tidak perlu memanggil saya 'Pak Zeandra' lagi," kata Zean.
"Tapi saya merasa tidak sopan jika tidak memanggil Anda dengan gelar," kata Chika.
"Tidak apa-apa, silakan panggil saya dengan nama saya saja," kata Zean.
"Baiklah, kalau begitu bagaimana dengan Kak Zeandra?"
"Tidak buruk, baiklah kamu boleh memanggil saya 'kak'," jawab Zean.
"Oke, kalau begitu mulai sekarang saya akan panggil Pak Zean, eh maksudnya kak Zean," kata Chika.
"Kamu lucu," kata Zean.
"Hah?"
"Maksud saya, ini rumah kamu di komplek yang mana ya?" tanya Zean mencoba mengalihkan pembicaraannya.
"Di komplek South Grove, kak Zean tahu kan?"
"Oh, di sana ya, iya, saya tahu."
"Ini Pak Zeandra kenapa jadi gini ya?" batin Chika.
"Apa dia suka sama aku?" lanjutnya.
"Itu, tidak mungkin," kata Chika tiba-tiba.
"Apanya yang tidak mungkin, Chik?" tanya Zeandra.
"Tidak ada, Pak, tadi saya salah ngomong," kata Chika, saking groginya dia sampai memanggil Zeandra dengan embel-embel "Pak".
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Chika. Zean terlebih dahulu turun, lalu ia membukakan pintu mobil untuk Chika.
"Saya bisa buka pintunya sendiri, Pak," kata Chika merasa tidak enak.
"Sekalian, Chik."
![](https://img.wattpad.com/cover/360254532-288-k835336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Chika | Proses Revisi
RomanceStarting from admiring, ending as soul mates.