Pernahkan kau hidup tapi terasa mati, pernahkah ragamu ada tapi jiwamu hilang?
Untuk sesuatu di dunia ini yang hanya fana dan sesaat, sudah sadarkah engkau untuk bertobat?
Sampai berapa letih dan lelah kau paksakan kakimu untuk melangkah, kau paksakan dirimu untuk tegar, kau paksakan dirimu dalam persembunyian tanpa teman tanpa rasa dan tanpa seorang pun yang kau kenal. Apa rasanya hidup tapi selalu merasa kesepian dan sunyi. Seberapa lama lagikah hidupku serasa terbelenggu tanpa arti. Apakah selamanya aku harus selalu diam, menepis segala angan rasa hingga tak bernyawa. Berapa lama lagi aku harus berusaha menganggap semuanya baik-baik saja, pun dengan pikiranku yang mulai tak sejalan dengan raga & jiwaku. Apakah ini namanya gila atau hanya sekedar ilusi yang berulang kali diberikan oleh fatamorgana duniawi semata. Derai air mata rasanya pun sudah enggan menampilkan tariannya di ujung mata hingga berpeluh di tepi hidung. Entah apa karena saking egoisnya pikiran ini sehingga masing-masing perkusi tidak bisa memainkan musiknya dengan indah lagi. Apakah sepenuh itu pikiran ini. Penuh, sesak, muak ketika semuanya terulang untuk kesekian kalinya tanpa bisa dihindari.