Dengan susah payah Moondy menaiki tangga dengan menyeret kakinya,untungnya tangga menuju lantai satu hanya sedikit dan masih bisa dihitung menggunakan jari jadi Moondy tidak perlu terlalu buru2
Tidak Moondy tidak memakai kursi roda,itu sulit untuk dipakai menaiki tangga,jadinya Moondy membiarkan kursi rodanya di bawah saja secara kursi roda itu berat jika mau diangkut dengan tangan Moondy,menyeret kakinnya hingga sampai depan pintu lalu mengetuk pintu kamar ayahnya itu pelan namun masih bisa terdengar
Arga yang mendengar suara pintu yang diketuk dengan malas membuka pintu lalu melihat,anaknya yang ada dibawahnya,menatap wajah itu dengan penuh kebencian
"kemarilah"panggil Arga pada anaknya Moondy,yang dipanggil dengan gugup masuk kedalam kamar ayahnya untuk kesekian kalinya,sangat menegangkan Moondy selalu takut jika sudah masuk ruangan ini,dia tau betul ayahnya jika sudah memanggilnya kekamarnya,hal yang sangat masih menjadi ketakutan Moondy jika berada diposisi ini,posisi yang memang sudah sering dia alami dan dia tanggung rasanya
Arga pergi untuk mengambil sebuah kotak lumayan besar lalu membawanya ketepi kasur dekat dengan posisi Moondy berada,membukanya lalu mengambil sebuah alat mengerikan
"menghadap ke tembok"ucap Arga santai namun dingin,Moondy membalik menghadap dinding,memejamkan mata sekencang mungkin,dengan tenaga penuh Arga memukulkan benda itu pada belakang Moondy kuat
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAKarghh
Plak
Arghh
Plakkk
PlakkARGH
'tidak ini sakit hanya sementara' guman Moondy namun tidak terdengar oleh ayahnya karna sibuk mencambuk belakang Moondy juga leher dan tangan Moondy,tadinya dia juga ingin melakukannya di kaki Moondy namun menurutnya itu akan sia2 jadinya dia karna Moondy sudah tidak bisa merasakan sakit pada kakinya akibat lumpuh totalnya itu
.
.
.
.
.
.
22.32
Jam dimana Moondy akhirnya bisa keluar dari kamar nerakanya itu,badan bagian belakang penuh luka membiru dan goresan dari cambuk ayahnya,tangannya juga terdapat luka membiru dan dipenuhi sayatan yang dibuat oleh ayahnya sendiri,kakinya yang bahkan sudah tak berguna itu pun masih di lukai,disayat menggunakan silet,tak cukup sampai situ ayahnya juga menggebukinya habis habisan mulai dari menginjak lehernya menendang perutnya dan berbagai lagi,bahkan Moondy sudah mengeluarkan air mata namun ayahnya itu masih saja memukulinya habis habisan,sampai suara Moondy benar2 sesegukan barulah Moondy dibebaskan
kini waktunya Moondy turun dari tangga,dengan rasa sakin yang akan membunuhnya ini begitu sulit dia lakukan aktifitas turun tangganya itu,dengan susah dia menyeret tubuh atasnya untuk turun perlahan sambil menggenggam pagar tangga itu,namun aktivitasnya terhenti karna melihat seorang anak laki2 yang sedang melihatnya dari bawah tangga dengan ekspresi datar dia berucap yang masih bisa didengar Moondy
"Ck dasar cacat"gumamnya kuat sambil berdecih,sengaja untuk menyinggung Moondy,Moondy yang mendengar perkataan menghina dari anak laki2 itu hanya bisa tersenyum tipis,tampa dia berbicara seperti itu Moondy tau jika memang dia anak cacat,Moondy kembali melanjutkan turun tangganya lalu segera naik dikursi rodanya yang sudah sejak tadi menunggu Moondy didekat tangga
Moondy tidak langsung kekamarnya melainkan pergi kedapur untuk mengambil kotak obat,mencari kesana kemari namun tidak ia dapat juga,menurutnya kotak itu berada di atas lemari namun bagaimana cara dia mengambil itu,bahkan untuk sekedar berdiri tidak bisa apa lagi mau meraih kotak obat yang jauh dari jangkauannya,tampa sadar sejak tadi anak laki2 barusan sudah memantaunya dari balik pintu,lalu mendekat dan mengambilkan Moondy kotak obat yang tadi dia nantikan,setalah mendapatkan kotak itu Moondy menatap anak itu sedikit kaget atas perlakuan yang berbanding terbalik dengan yang barusan

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh (Takdir Kehidupan)
RandomCerita ini mengandung unsur kekerasan dan bahasa yang tidak formal Menceritakan kisah seorang anak yang memiliki takdir yang berbeda dari pengalaman orang banyak,takdir yang seharusnya tidak datang pada waktu yang salah membuat sang anak harus memak...