Ancaman 6

6 1 0
                                    

6 tahun berlalu Moondy kini berulang tahun untuk yang ke 19 tahun,semenjak malam itu Moondy benar2 menjaga jarak dengan orang2 bahkah pada Ziel yang selalu memberikannya perhatian,Moondy hanya takut dengan pesan malam itu,kini Moondy hanya bisa berdiam diri di rooftop tempatnya berkuliah,untung ada life jadi Moondy tak khawatir untuk naik turun gedung,Moondy sedang mencari angin saja,disana adalah tempat faforitnya karna tidak ada seorangpun disana hanya dia yang selalu stay disana,menjauh dari orang2 membuatnya sedikit tentram

"sepertinya aku memang ditakdirkan sendirian"gumam Moondy menatap kearah lapangan yang memang selalu ramai,angin yang menerpa wajahnya membuat rambut disekitar wajahnya terhempas kebelakang,tak sadar ada seorang lelaki yang menatapnya dari kejauhan sehingga ucapan lelaki itu membuyarkan lamunan Moondy

"ternyata lu selalu disini"ucapnya dengan nada halus,Moondy mengenalnya dengan panik dia membalik wajahnya spontan,lelaki itu mendekati Moondy namun Moondy dengan cepat sedikit menghindarinya

"Z_Ziel apa yang kau lakukan disini,a_aku sedang sibuk,aku pergi dulu ya"ucap Moondy dengan cepat namun terbata bata,yap itu Ziel,Ziel tidak lagi kuliah,selesai SMA dia melanjutkan perusahaan ayahnya yang dipegang ibunya,sebenarnya bukan lagi milik ayahnya namun dia tetap menganggap itu milik ayahnya,Ziel selalu menghampiri tempat Moondy berkuliah,karna gadis itu selalu menghindarinya setelah dimalam dia tak sengaja tidur dikamarnya,Ziel selalu meminta maaf namun Moondy dengan cepat menjauh dan menghilang dari hadapannya tampa berkata apapun,jadi ini adalah kesempatan Ziel maka dia takan menyia nyiakannya dengan cepat Ziel menahan kursi roda Moondy yang akan pergi begitu saja

"a_ap_"ucap Moondy namun belum selesai ia berbicara sudah dipotong oleh Ziel,Ziel membalik kursi itu menghadapnya dan bertatap muka dengan Moondy membuat gugup siempu yang ditatap,namun lebih memilih menunduk,sehingga Ziel dengan terpaksa mengambil dagu Moondy dan menaikannya agar menatap kedua maniknya

"gw mohon jangan gini,gw tau malam itu gw salah gw minta maaf,gw gak bisa terus terusan lu diemin,kembali kaya dulu lagi"ucap Ziel panjang lebar ,terlihat dari wajah dan matanya benar2 tulus namun Moondy melakukan ini demi kebaikannya dan Ziel,dengan penuh keberania Moondy menangkup wajah Ziel yang tepat ada didepannya,tersenyum manis pada lelaki didepannya dengan penuh ketulusan

"Ziel,aku tidak pernah marah padamu,kau hanya perlu menjauh dariku untuk kebaikanmu,ini untukmu,kumohon mengertilah,jangan membuatnya semakin rumit,aku sudah sejauh ini jika ini semua gagal,kau_kau bisa terluka,jaga dirimu,aku masih sibuk"balas Moondy panjang lebar,lalu pergi dari hadapan Ziel,Ziel hanya bisa mematung mencerna ucapan gadis didepannya barusan,apa yang dia maksud?,menjaga?kebaikan?,kira kira begitu ini kepala seorang Ziel

Ziel bisa saja bertemu Moondy karna mereka satu rumah namun setiap bertemu Moondy selalu bilang bahwa dia sibuk dan masuk kekamarnya dengan mengunci pintu serapat mungkin,Ziel sedikit setres dengan kepalanya karna memikirkan cara membujuk Moondy,namun kenapa jawaban gadis itu tidak sesuai yang dia pikirkan,tatapan gadis itu seperti sedang terkunci dari sebuah masalah,membuatnya tambah merasa khawatir padanya

.

.

.

.

.

di dalam life Moondy hanya bisa merutuki dirinya untung tidak ada yang melihat mereka diatap,Moondy dengan segera kembali kekelasnya,karna pelajaran akan segera dimulai

disisi lain Ziel kembali kekantornya untuk mengerjakan pekerjaannya seperti biasa,duduk dikursinya dengan berbagai berkas diatas meja,menatap berkas dengan tatapan kosong,ucapan Moondy masih terngiang ngiang dikepalanya,sepertinya kali ini dia tidak bisa melakukannya sendirian,dia butuh bantuan seorang detektif untuk mencari tau tentang Moondy apa yang terjadi pada gadia satu ini,entah apa yang merasuki Ziel semenjak mengenal Moondy hatinya selalu menyuruh lelaki itu untuk menjaga gadis rapuh ini bagaimanapun caranya

Rapuh (Takdir Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang