Sesuatu yang menembus dada Moondy,membuat dadanya terasa sesak bahkan nafasnya sesekali tersenggal,sesuatu yang sangat menusuk bagian dadanya,kecil namun menyakitkan,Ziel yang bahkan melihatnya ikut merasakan betapa sakitnya hal itu,bagaimana sebuah peluru mendarat didada belakang Moondy,peluru dari sebuah sniper yang bahkan Ziel sendiri tak tau arahnya dari mana,Moondy yang memang sudah terkapar dilantai dan tidak mampu menahannya,dengan sayup menatap Ziel yang memangku kepalanya,melihat Ziel yang terus meneriaki orang2 diluar sana yang dapat membantunya,menangis tersedu sedu membuat Moondy merasa senang walau dikeadaannya yang tidak memungkinkan ini,baru kali ini dia merasa bahwa dia layak dikhawatikan,bagaimana semua orang tak pernah melihatnya namun lelaki ini selalu menganggapnya ada dan disayangi,mengangkat sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah,tersenyum senang sambil menutup matanya perlahan
'Setidaknya ini terjadi padaku,bukan padanya,setidaknya pengorbananku tak sia2,terima kasih sudah membuatku sebahagia ini'isi hati Moondy sebelum benar2 tak sadarkan diri,seketika senyuman singkat yang dilihat Ziel memudar dengan perlahan,kini Moondy benar2 tak sadarkan diri,dengan segera Ziel membawa Moondy bebarengan beberapa karyawan disana tak lupa dengan sekertaris yang selalu menemani perjalanannya
Sesampainya di rumah sakit,dokter dengan segera membawa Moondy ke ruangan operasi untuk mengelurkan benda berbahan aluminium itu keluar dari diri Moondy,kekhawatiran yang semakin besar melanda Ziel,kesana kemari dengan wajah khawatir tak peduli dengan sekitarnya,bahkan sekertarisnya yang melihatnya saja lelah,dengan profesional sekertaris Ziel menegur Ziel
"Maaf Mr.Ziel bukankah sebaiknya tuan duduk menenangkan diri dulu,kurasa nona Moondy akan khawatir jika melihat tuan seperti ini"ucapnya menegur bossnya dengan sopan,Ziel hanya melirik sekertarisnya singkat lalu kembali pada aktivitasnya,sekertarisnya hanya bisa menggeleng pasrah,berjam jam menunggu sang dokter keluar dari ruangan operasi,dengan segera Ziel menghampiri sang dokter dengan wajah paniknya bercampur dengan rasa penasaran
"a-apa di-dia baik baik saja"tanya Ziel terbata namun dengan tempo cepat,sang dokter memasang wajah biasanya dan sedikit menghelakan nafasnya menatap Ziel lalu memegang bahu sang dokter
"operasinya berjalan lancar hanya saja dia mengalami koma yang mungkin akan berangsur lama"balas dokter dengan wajah pasrahnya memandang Ziel yang membuang muka dengan wajah dan mata yang memerah menahan air mata dan amarahnya,entah mengapa dia merasa bahwa dirinya terlalu lalai menjaga Moondy yang dengan jelas jelas berada dekat dengannya,acakan rambut dia dadaratkan dikepalanya sambil memukul kepalanya sendiri,sang sekertaris dengan cepat menahan tangan atasannya agar tidak terus memukul kepalanya,Ziel menjatuhkan dirinya dilantai menyandarkan belakangnya pada dinding dan menutup kedua matanya yang sudah berair karna tak tahan dengan segala yang terjadi,air mata yang sejak tadi dia tahan untuk tidak turun dengan lancangnya turun dengan sederas yang dia mau
"tidak seharusnya anda menyalahkan diri begini Mr.Ziel,nona Moondy akan sedih jika melihat anda begini tuan"nasehat sekertaris,Ziel yang mendengar itu sedikit mereda,menghapus semua sisa airmatanya dan berdiri tegak,dengan segera masuk keruangan yang sudah dikhususkan untuk pasien,melihat sosok yang terbaring lemah yang mungkin akan begitu lama dia lihat senyumnya lagi,duduk di samping bankar dengan wajah sendu pada sosok rapuh didepannya,berharap gadis itu segera melihatnya
"berjuanglah,sekali lagi gw mohon bertahan,jangan pergi terlalu cepat,jangan tinggalin gw dari dunia bejat ini sendirian,beri gw kesempatan sekali lagi buat jaga lu"ucapnya panjang lebar pada Moondy yang masih terus menutup matanya tampa sebuah pergerakan,namun sudut matanya mengeluarkan buliran bening yang jatuh turun,memperlihatkan kepada Ziel walaupun dia koma dia masih tetap bisa merasakan apa yang dirasakan Ziel,ucapan yang hangat dari mulut Ziel,mungkin
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh (Takdir Kehidupan)
RandomCerita ini mengandung unsur kekerasan dan bahasa yang tidak formal Menceritakan kisah seorang anak yang memiliki takdir yang berbeda dari pengalaman orang banyak,takdir yang seharusnya tidak datang pada waktu yang salah membuat sang anak harus memak...