kehangatan menerpa tubuh Moondy,tidak Moondy tidak sakit melainkan merasakan kehangatan dari sebuah pelukan,yes,Ziel memeluk Moondy karna gadis itu menangis semakin kencang dan pelukan adalah jalan satu2nya untuk menenangkan seseorang agar merasa nyaman dan tidak lagi bersedih,bukannya melepaskan pelukan Moondy malah membalas pelukan Ziel dan menangis dengan sangat kencang,membenampan wajahnya diperut Ziel yang memeluknya dengan cara berdiri didepan Moondy,sedikit terkejut dengan perlakuan masing2 kedua orang itu namun ini bukan kondisi untuk menanyakan hal yang konyol
"nangis sepuas lo,mumpung gw baik"ucap Ziel dengan muka datarnya tetapi masih setia memeluk Moondy
"Ma_maaf karna selalu nyusahin Ziel"ucap Moondy sesegukan,kenapa dia merasa dirinya sudah berkali kali merepotkan sepupunya ini,hal yang sangat membuatnya benci pada dirinya karna tidak berguna
Ziel dengan ragu mengelus kepala Moondy yang membenamkan wajahnya diperut Ziel,hanya bermaksud menenangkan tidak lebih,Moondy merona,ya, benar karna perlakuan Ziel padanya membuatnya merasa nyaman dan bisa dibilang berbunga tapi Moondy tidak memiliki perasaan lebih dari sekedar nyaman pada sepupunya ini
.
.
.
.
.
.
Sekitar jam pulang Moondy masih menemani Ziel menyelesaikan tugasnya untuk berlatih basket,karna tadi Ziel masih menemani Moondy untuk membuatnya melupakan hal2 yang bisa berakibat tangisan jadilah Ziel mencari kesempatan untuk membuat Moondy sedikit tertawa bahagia,membawa gadis itu ke atap untuk melihat pemandangan yang sejuk,mentraktirnya dengan berbagai makanan ringan dan bercanda ria untuk membuatnya tertawa tidak lupa sedikit bercerita dengan kehidupan masing masing
Moondy yang asik melihat Ziel bermain basket dikagetkan akan kedatangan teman2 Ziel yang mengagetkannya dengan cara memegang bahu Moondy,bagaimana tidak kaget Moondy itu bukan anak yang mudah bergaul dan punya teman,tentu perlakuan dari teman Ziel itu membuatnya panik,setelah berhasil membuat Moondy panik mereka tertawa lepas lalu menatap Moondy dengan tatapan miris
"Zil lu serius sama ni bocah cacat"ucap salah satu orang disana tertera namanya adalah (Vano),sedikit berteriak agar Ziel mendengarnya,Moondy yang juga mendengar itu hanya bisa menunduk dengan wajah murungnya,jujur dia lelah mendengar kata 'cacat' dihidupnya,dengan langkah gontai Ziel mendekat kearah temannya dan Moondy
"udah2..yok main" balas Ziel,semua temannya ini sedikit heran,bukannya menjawab Ziel malah mengajak mereka bermain,dengan waktu yang memang sudah sangat singkat mereka tidak lanjut untuk bertanya pada Ziel dan mengikuti Ziel untuk memulai permainan basket mereka
Sedang asiknya bermain salah satu teman Ziel memiliki rencana konyol,dengan sengaja dia melempar bola basket itu kearah Moondy,Moondy yang memang susah menghindar akhirnya terkena bola basket yang melayang kearahnya,sakit itu yang dirasakan Moondy memang bola itu ringan namun teksturnya yang kasar itu membuatnya terasa sakit,apalagi dengan lemparan yang kuat dari teman Ziel tadi,Moondy meringis
"MOON!"teriak Ziel yang terlihat khawatir,dengan cepat Ziel menghampiri Moondy lalu memeriksa kepala Moondy yang terkenal bola sedikit mengusapnya agar rasa sakitnya hilang
"lo_lo gapapa"tanya Ziel dengan muka khawatirnya,Moondy masih mengusap kepalanya yang sakit,lalu menatap manik yang juga sedang menatapnya khawatir,semua yang ada disana hanya bisa menyimak dengan wajah datar dan miris,mereka benar2 terlihat membenci Moondy entah karna apa,Moondy bisa melihat dari raut wajah dan perlakuan mereka sudah bisa ditebak,Moondy juga sadar akan apa yang dilakukan salah satu teman Ziel yang bernama Lucky terhadapnya barusan

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh (Takdir Kehidupan)
RandomCerita ini mengandung unsur kekerasan dan bahasa yang tidak formal Menceritakan kisah seorang anak yang memiliki takdir yang berbeda dari pengalaman orang banyak,takdir yang seharusnya tidak datang pada waktu yang salah membuat sang anak harus memak...