Kita senasib, namun berbeda

1 1 0
                                    

"Kanala Charliana Machella"

Kanala yang masih berada di dalam air sontak membuka matanya secara perlahan walau suara yang ia dengar belum pernah ia dengar sebelumnya.

Saat Kanala membuka mata dan berbalik ke belakang, menampilkan sosok pria berpakaian formal yang juga mungkin merupakan tamu undangan pernikahan itu atau ia adalah anak dari selingkuhan ayahnya, pikiran Kanala campur aduk.

"Kenapa? Lo siapa?" tanya Kanala dengan wajah takut, takut akan jawaban yang diberikan oleh laki laki di depannya ini.

"Kenalin aku Ananda Terelion Karuna aku juga senasib sama kamu kok,hehe btw panggil aku Lion aja" ucap Tristan seolah tau isi pikiran Kanala yang mengira ia adalah anak dari selingkuhan ayahnya.

"Maksud kamu?"

"Iya, aku anak dari orang yang sedang menikah hari ini tapi aku juga sama kaya kamu, membencinya" ucap Tristan tanpa menatap Kanala melain kan menatap pantai.

"Lo, milih ikut papa lo ya?"

"Ya kalo papa masih ada di dunia aku bakal ikut dia tapi dia pergi duluan ninggalin aku di dunia sendiri" kalimat yang Terelion ucapkan barusan membuat Kanala merasa iba dan berpikir bahwa ada yang lebih sakit darinya.

"ternyata kamu lebih sakit dari aku ya, sekarang kamu tinggal dimana berarti" ucap Kanala.

"Di rumah yang dari dulu emng papa bangun buat aku, setiap inti rumah itu aku sering keinget papa" ucap Terelion lagi sebelum air mata mengalir membasahi pipinya.

"Kanala, you are lucky to still have a mother, your mother is not bad, yang salah disini papamu dan dia" dia yang dimaksud Terelion adalah ibunya sendiri.

"aku siap dengar semua cerita yang kamu pendam selama ini ayo ke tempat duduk di sana, kita tumpahin semua sakitnya disini yaa jangan dibawa pulang" ucap Kanala dengan tangan yang menunjuk suatu tempat duduk di pinggir pantai.

"Cerita aja Lion"

"Emm, kalo bukan karna teman papa yang baik mungkin papa akan merasakan sakit buat ngeliat hari ini, teman papa yang ngelihat mama sama papa kamu, di situ papa langsung drop dan langsung masuk rumah sakit, aku disitu campur aduk banget, mau ngelabrak mama tapi papa lebih penting terus aku ngechat mama buat ngasih tau keadaan papa dan ya, mama malah lebih mentingin papa kamu dan saking kritisnya papa meninggal di hari itu juga, tanpa mama yang datang buat ngeliat papa terakhir kalinya, aku disitu nangis sejadi jadinya sampai ke pemakaman papa pun aku ga berhenti buat ngucapin pa, cukup mama yang ninggalin aku ayo bangun kata yang selalu aku ucapin berkali kali, aku pulang setelah pemakaman papa dan melihat mama yang duduk santai tak berdosa di sofa sambil menatap aku yaa seolah hari ini hari biasa saja,aku menatapnya lekat lalu aku membereskan semua barang ku, dan aku pergi dehh ke rumah yang papa bangun buat akuu" ucap Terelion dengan menahan isakan karna memang ia anak tunggal laki laki yang sangat disayang papanya.

"Kalo aku, papa ketahuan selingkuh ya karna mama datang ke kantor papa terus ngeliat mama kamu yang duduk di pangkuan papa, dan mama langsung senyum terus balik sampe rumah mereka bertengkar dan berpisah, dan btw itu ketahuan nya waktu aku umur lima tahun yaa sekitar 8 tahun mereka selingkuh maybe?" ucap Kanala juga menceritakan kronologi kehancuran keluarganya.

"Haha, kalo aku umur 10 baru tau kalo mama jahat"

"Let's be friends from now on?" ajak Kanala

"Why not?" ucap Terelion sambil terkekeh kecil.

Sebelumnya Terelion merasakan sakit ini sendiri dan sekarang ada orang yang juga merasakan apa yang ia rasakan, mengapa mereka tidak merasa benci satu sama lain? Ya karna yang salah orang tua mereka.

Baiklah para tamu undangan waktu untuk ijab kobul sudah dimulai

Kedua insan yang sedang duduk di pinggir pantai saling menatap satu sama lain sehingga kedua netra bertemu dan tersenyum.

"Tutup mata yaa, kita hitung 1    2     3" ucap Kanala yang menahan isakan.

Keduanya memejam kan mata seakan siap mendengar kan ijab kobul yang di ucap kan oleh papa dari Kanala, perih rasanya perih mendengar ijab kobul ayah mu dengan orang lain.

                             Mama🌷

Kanala, sini sayang
Ketemu mama, mama udah
Sama abang disini kamu nyusul ya
(11.20)

                
                                                    Otw ya ma
                                                    (11.21)

"Lio, sorry ya aku duluan mama udah nunggu, hehe" ucap Kanala.

"It's okay, next time kita cerita lagi ya" sebenarnya Tristan ingin menceritakan kisah hidupnya lebih banyak namun Kanala juga punya kesibukan pikirnya.








"Mama, maaf ya ma lama tadi abis ngobrol sedikit sama anaknya istri baru papa" ucap Kanala membuat mamanya heran.

"Kamu? Akur sama anak selingkuhan papa?" ucap mamanya seolah ingin mendapat penjelasan.

"Iya, tapi dia lebih sakit dari aku masa, aku masih punya mama sedangkan dia papanya udah gaada semenjak mamanya kepergok selingkuh sama om Delvan" jelas Kalana membuat mamanya membelalak terkejut.

"Sayang, sebencinya kamu sama papa jangan panggil dia om sayang"

"Kita udah ga butuh om Delvan maa, ya ga bang?"

"Iya tuh iya, yaudah kita balik"

"Mm kalian mau ga tinggal sama mama lagi, maaf maaf mama pernah mengasingkan kalian, mama cuma gamau kalian jadi pelampiasan kekecewaan mama"

Kedua kaka beradik itu saling menatap dan berlari menyergap tubuh sangat ibu.

Laut Dengarkan Aku BerceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang