lima belas

340 20 1
                                    

"Haechan hyung, kenapa kamu tidak kembali dengan Boss kemarin?" Suara karyawan di toko menyapa Haechan saat dia baru saja berjalan memasuki toko.

"Kenapa kamu ingin tahu tentangku, bajingan? Kerja sana!"

Haechan memukul pelan kepala karyawannya itu, sebelum berjalan untuk melihat apa yang diinginkan pelanggan untuk dia lakukan di dalam mobil yang diambilnya.

"Kemarin Hyung pergi melihat motor, kan?" Kata anak itu lagi.

"Ya, tapi Mark tidak mengizinkanku membelinya," kata Haechan.

"Yah, Boss tidak akan semudah itu. Dan Hyung tidak bisa membelinya tanpa izin dari Boss." kata bawahan Haechan sambil tersenyum, karena dia tahu Mark peduli pada Haechan, dan jika Mark sudah mengatakan tidak, maka tidak maka tidak ada yang bisa melawan

"Huh, tunggu dan lihat saja, aku akan membelinya, kata Mark kalau aku bisa mencari uangku sendiri aku bisa membelinya." ucap Haechan pelan kepada bawahannya.

"Benarkah, kapan hyung akan membelinya? Aku ingin mencoba mengendarainya, ya..." kata pemuda itu.

"Biarkan aku membelinya dulu, baru datang dan bertanya." kata Haechan sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Haechan, kudengar kamu ingin sepeda motor?" Suara ayahnya terdengar saat dia berjalan untuk melihat-lihat toko, menyebabkan Haechan, yang sedang sibuk memasang stereo mobil untuk pelanggan, melihat ayahnya.

"Siapa yang memberi tahu Pa? Mark mengadu padamu?" Haechan bertanya dengan nada jengkel

"Mark tidak mengadu, dia hanya memberitahu ku kenapa kamu tidak kembali ke toko kemarin sore." kata ayahnya bercanda.

"Yah, dia tidak membiarkanku membelinya, Pa," kata Haechan kepada ayahnya.

"Motor itu tidak murah dan kamu sudah punya mobil. Lagi pula, kapanpun kamu ingin pergi ke suatu tempat, Mark selalu membawamu. Kenapa kamu ingin membeli sepeda motor? Itu tidak perlu." kata ayah Haechan.

"Pa selalu memihak Mark. Aku bingung, sebenarnya aku atau Mark yang anak kandungmu!" kata Haechan tidak terlalu serius, membuat ayahnya tertawa mendengar perkataan anaknya.

"Kalian berdua anakku atau kamu tidak ingin aku menerima Mark sebagai anakku?" Ayahnya pura-pura bertanya.

"Aku hanya menyindir Pa!" kata Haechan pelan sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Jadi kapan kamu akan kembali, Mark?" tanya Haechan keesokan paginya.

Aku mencintaimu sangat... Sangat brutal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang