satu

1.3K 37 2
                                    

"Aaaaaaaaaa... Markkkk...!" Jeritan keras bergema di seluruh rumah.

Sosok jangkung, yang sedang duduk di ruangan melihat laporan keuangan salon miliknya mengangkat tangan ke pelipisnya.

"Mark Hyung, tolongggg... Haechan Hyung membakar dapur!" Jeritan sang adik terdengar kemudian.

Mark meletakkan ipadnya dan berjalan kearah dapar. Tempat dimana teriakan teriakan itu berasal.

"Bukankah aku sudah memberitahumu untuk memesan makanan di restoran? Kenapa kamu ingin melakukannya sendiri? Kamu bisa terluka!" kata Mark dengan nada tegas.

Mark membuka jendela dapur untuk mengeluarkan asap yang menyebar ke seluruh ruangan. Lalu mematikan kompor. Mark juga menutup wajah agar minyak tidak memercik kemana mana.

Mark kemudian menoleh ke arah adik dan pacarnya yang masih memakai celemek.

"Yah..., aku hanya ingin mencobanya sendiri," bantah Haechan.

"Kamu harus tahu kalau saat kamu pergi ke dapur, hal seperti ini selalu terjadi." Kata Mark lagi.

Hari ini, Mark dan Haechan datang untuk tidur dengan Chenle di rumahnya. Mark tidak ingin adiknya tidur sendirian saat Jisung harus mengurus bisnis keluarganya.

Saat waktu makan, Mark ingin pergi untuk memesan makanan, tapi Haechan bersikeras ingin membuatnya sendiri.

"Mark Hyung, jangan katakan itu, Haechan Hyung...ingin melakukan ini untukmu..." Chenle buru-buru meraih lengan kakaknya.

"Tidak perlu mengatakannya Chenle...." Kata Haechan dengan cemberut sebelum melepas celemeknya dan berjalan keluar dari dapur.

Chenle berbalik untuk melihat Mark. Sosok jangkung itu mengulurkan tangan untuk mengusap lembut rambut adiknya.

"Jangan khawatir. Haechan itu manja, kekanakan. Dia selalu seperti itu" kata Mark kepada adiknya, karena dia tidak ingin Chenle merasa tidak nyaman.

"Aku tahu... tapi Hyung tidak bisa menyalahkan siapapun. Haechan Hyung seperti ini karena Hyung." Kata Chenle sambil tersenyum.

Mark mengangkat alisnya sedikit.

"Kenapa kamu mengatakan itu?" Mark bertanya.

"Yah, jika Hyung bersikap lebih baik... Haechan Hyung mungkin tidak akan seperti itu. Meskipun mulutnya suka mengumpat dan marah-marah, tapi dia tetap berusaha untuk menjadi seperti yang kamu inginkan." Kata Chenle.

Mark tersenyum tipis.

"Aku tahu. Sekarang... pergilah ke atas dan mandi. Kita akan makan diluar. Aku akan pergi ke atas menemui Haechan, sekarang dia pasti marah padaku," kata Mark sambil tersenyum sebelum meninggalkan dapur.

Mark berjalan menuju ke kamarnya. Ketika dia membuka pintu kamar, dia tahu Haechan sedang mandi. Sosok jangkung itu berjalan mendekat dan duduk tempat tidur menunggu Haechan.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi terbuka, Haechan yang akan keluar dari kamar mandi berhenti melangkah ketika melihat Mark duduk menatapnya, sosok ramping itu pura-pura tidak memperhatikan dan pergi ke lemari dengan handuk melilit pinggangnya.

"Apa kamu mencoba memprovokasi ku seperti itu?" Mark pura-pura bertanya.

"....."

Haechan tidak menjawab, hanya berjalan ke meja rias untuk memakai bodycare miliknya.

Mark tersenyum kecil, melihat ekspresi Haechan yang menunjukkan bahwa dia benar-benar kesal.

"Jangan merajuk. Kamu bukan perempuan, Haechan." kata Mark.

Aku mencintaimu sangat... Sangat brutal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang