tiga

451 28 2
                                    


Haechan tetap diam sampai mereka tiba di apartemen. Haechan berjalan lebih dulu menuju lift, tapi tetap menunggu Mark di dalam lift untuk naik bersama.

Tapi lift berhenti di lantai tempat Lucas dan Renjun.

“Kemana kamu pergi?” tanya Mark pelan, meraih pergelangan tangan Haechan sebelum dia keluar dari lift.

“Aku akan mencari Renjun,” jawab Haechan datar.

“Apa kamu akan membawa kue itu bersamamu?” Mark bertanya lagi.

Haechan memandang Mark dengan tidak puas sebelum menyerahkan kotak kue yang dibawanya.

“Bawakan ke kamar.” Kata Haechan.

Saat Mark sudah menerima kotak kue, Haechan segera keluar dari lift.

Mark menggelengkan kepalanya, dan tersenyum tipis. Dia menekan tombol lift kembali ke kamarnya.

Sosok jangkung itu meletakkan kue di kulkas, lalu pergi mandi dan berganti pakaian.

Mark menelepon staff toko untuk memintanya melakukan beberapa pekerjaan. Setelah berbicara, Mark pergi duduk dan bekerja di kantor kecilnya sambil menunggu Haechan kembali ke kamar.

Namun waktu yang sudah berlalu begitu lama, dan Haechan tidak juga kembali.

Drrrttt....Drrttt...

Telepon Mark berdering. Sosok jangkung itu mengambilnya sebelum menekan terima.

📞 Apa?

📞 Apa yang kau lakukan. Kenapa tidak segera menjemput istrimu. Istriku mengeluh karena kamu tidak datang menemui istrimu. Apa yang kamu lakukan hingga dia merajuk seperti itu?

📞 Dia dalam suasana hati yang buruk. Aku tidak melakukan apa pun dengan nya.

📞 Pasti ada alasannya, kalau tidak, bagaimana dia bisa seperti ini? Cepat jemput istrimu. Dia sudah bersiap tidur di sofaku. Kamu tahu jika Haechan sudah tidur, dia seperti orang mati.

📞 Hahaha, aku akan turun.

Mark meletakkan ponselnya dan membereskan pekerjaannya. Dia lalu berjalan meninggalkan kamar untuk membawa Haechan dari kamar Renjun.

Mark tau apa yang sebenarnya diinginkan oleh Haechan. Tapi, Mark tetaplah Mark. Dia suka sekali menggoda Haechan.

Dan setiap Haechan marah padanya, kamar Lucas dan Renjun adalah tempat pengungsian Haechan.

Ting... tong...

Mark membunyikan bel di kamar Lucas dan Renjun.

Pintu terbuka dan Mark melihat Renjun mengerutkan kening.

“Sepanjang waktu suka membuatnya marah, aku jadi tidak bisa berduaan dengan Lucas!!” keluh Renjun.

“Jadi, kamu marah pada Haechan atau aku?” Mark pura-pura bertanya sambil masuk ke kamar Renjun.

“Tentu saja padmu. Jika Lucas tidak menelepon, apa kamu akan datang menjemputnya? Aku harus memihak temanku seperti yang Lucas lakukan padamu, Mark.” Kata Renjun, menoleh ke arah Lucas.

“Apa yang ku lakukan, pendek?” Kata Lucas sambil tersenyum kepada pacarnya.

“Yah, kamu selalu di sisi Mark!” kata Renjun, tidak terlalu keras, karena Haechan sudah tidur di sofa di tengah ruangan.

“Kamu masih bisa memihak temanmu.” Lucas pura-pura berbalik sampai Renjun mengerutkan kening.

“Hah , sudahlah. Biarkan Mark mengurus temanmu,” kata Lucas, menyebabkan Renjun berlari dan menarik lengan pacarnya masuk kekamar tidur.

Aku mencintaimu sangat... Sangat brutal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang